Cella adalah seorang koki terkenal dengan wawasan luas dan kecerdasan yang luar biasa. Namun, hidupnya yang gemilang terhenti ketika ia tertabrak bus saat menolong seorang nenek menyeberang jalan. Bukannya masuk surga, jiwa Cella justru terbangun di tubuh Fifi Zara Kiana Gibson, seorang istri dari CEO kaya, Darius Armand Gibson.
Darius mencintai Fifi sejak kecil, tetapi pernikahan mereka penuh kebekuan karena Fifi tak pernah mencintainya. Fifi terperangkap dalam cinta buta terhadap Kelvin, pria yang memanfaatkan dirinya untuk merebut harta Darius. Dalam hidup sebelumnya, Fifi berkhianat, anaknya diracun, dan Darius bunuh diri setelah kehilangan keluarganya. Semua harta berpindah ke Kelvin dan Dara, adik tiri Fifi, yang menjadi dalang kekacauan itu.
Kini, dengan jiwa Cella di dalam tubuh Fifi, ia bertekad untuk mengubah segalanya. Cella berjanji untuk melindungi Darius dan Dinda, anak perempuannya, sekaligus membalas kejahatan Kelvin dan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Juga Mencintaimu
Setelah memastikan Dinda pergi ke kamar untuk belajar bersama pengasuhnya, Fifi melangkah masuk ke kamar utama. Ia mengunci pintu, lalu menuju lemari untuk memilih pakaian khusus malam ini. Setelah beberapa saat memilih, ia memutuskan mengenakan lingerie hitam transparan yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Tak lupa, ia menyemprotkan parfum beraroma lembut namun menggoda di leher dan pergelangan tangan.
Berdiri di depan cermin, Fifi menyisir rambutnya dengan jari-jari, membuatnya terlihat sedikit berantakan namun seksi. Wajahnya ia poles dengan makeup natural, ditambah sentuhan blush merah muda di pipi. Ia menatap bayangannya di cermin dan bergumam dengan senyum tipis.
“Kita lihat bagaimana reaksimu, Darius. Aku ingin kau kehilangan kendali malam ini” katanya pada dirinya sendiri sambil terkikik kecil “Kau terlalu lama bersabar, sekarang giliranmu menerima kejutan”
Setelah puas dengan penampilannya, Fifi merebahkan diri di ranjang dengan pose santai namun menggoda. Ia memegang ponselnya, pura-pura sibuk scroll media sosial, namun sesekali melirik pintu yang telah ia buka kunciannya, menunggu suaminya masuk.
Sementara itu, Darius berada di ruang kerjanya, menyelesaikan beberapa dokumen penting. Ia melirik jam dinding dan mendesah pelan. Waktu berlalu begitu cepat, dan ia sudah tak sabar untuk kembali ke kamar. Setelah sekitar satu jam, ia akhirnya memutuskan untuk menyudahi pekerjaannya dan menuju kamar.
Saat membuka pintu kamar, langkah Darius terhenti. Matanya langsung tertuju pada Fifi yang terbaring di atas ranjang dengan lingerie tipis, rambut tergerai, dan ekspresi menggoda di wajahnya. Tubuhnya tegang seketika, dan ia tak bisa menahan diri untuk meneguk salivanya.
“Fi… Fifi…” panggil Darius dengan nada tercekat, namun suaranya seolah hilang begitu saja di tengah tatapannya pada istrinya.
Fifi menurunkan ponselnya dan menatap suaminya sambil tersenyum lembut “Kau sudah selesai bekerja, Sayang?” tanyanya dengan nada manis.
Darius masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu di belakangnya. Ia berjalan perlahan mendekati ranjang, matanya tak pernah lepas dari tubuh Fifi “Apa… apa yang kau lakukan, Fifi?” tanyanya, meskipun ia sebenarnya sudah tahu jawabannya.
Fifi duduk perlahan, mendekat ke tepi ranjang, dan melingkarkan lengannya di leher Darius, menariknya lebih dekat “Aku hanya ingin menghabiskan malam ini bersamamu. Kau bekerja terlalu keras. Bukankah aku juga berhak mendapatkan perhatianmu?”
Darius menelan ludah, wajahnya memerah, tapi ia tak bisa menyembunyikan senyum kecil di sudut bibirnya. “Kau… Kau luar biasa malam ini. Aku…”
Fifi meletakkan jari telunjuknya di bibir Darius, mengisyaratkannya untuk diam “Ssst, tak perlu bicara, Sayang. Biarkan aku menunjukkan seberapa besar aku menghargai semua usahamu untukku dan Dinda”
Darius tak bisa lagi menahan diri. Ia menarik Fifi ke dalam pelukannya, memeluknya erat, dan menatap matanya penuh cinta sebelum bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh gairah. Ciuman itu semakin dalam, semakin panas, membuat mereka larut dalam momen tersebut.
Darius perlahan membawa Fifi kembali ke ranjang, tubuhnya menindih tubuh istrinya. Namun, kali ini ia mengambil alih kendali, menunjukkan betapa ia merindukan momen seperti ini. Ia mencium Fifi dengan lembut, penuh kasih sayang, seolah ingin menunjukkan betapa besar cintanya.
“Fifi” gumam Darius di sela ciuman mereka “Aku mencintaimu. Aku selalu mencintaimu”
Fifi tersenyum di antara ciumannya, tangannya menyentuh wajah Darius dengan lembut “Dan aku juga mencintaimu, Darius. Maafkan aku karena butuh waktu lama untuk menyadarinya”
Malam itu, mereka membiarkan rasa cinta dan gairah menyelimuti mereka. Tidak ada lagi jarak di antara keduanya, hanya ada cinta yang terus mengalir, membangun fondasi baru dalam hubungan mereka.
Ketika malam semakin larut, Darius memeluk Fifi erat dalam tidurnya, sementara Fifi membiarkan dirinya tenggelam dalam kenyamanan pelukan suaminya.
drama banget, anak udh berumah tangga dicampuri urusan nya..
di part ini kurang suka aq Thor, wibawa anak laki2 hilang Krn tokoh mamanya Darius..
kalo memang menyayangi anaknya kenapa gk dari dulu..
sekarang baru sibuk datang dan mukul orang seenaknya..