Tepat pada saat acara pesta, Rachel Victoria tidak sengaja melakukan ONS bersama pria yang begitu ia hindari, Leonardo.
Karena satu malam itu, sekaligus menghindari perjodohan orang tuanya, Rachel dan Leon melakukan perjanjian pernikahan selama 80 hari.
Akankah perjanjian pernikahan bisa membawa cinta dalam hati masing-masing?
Note!!!
(Season dua dari cerita : Menikahi Ceo Dingin) Sebaiknya baca S1nya terlebih dahulu🥰🥰
Follow ig : @dsifaadian_
Tik-tok : @dsifaaadian_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34.
Mobil hitam yang Leon kendarai akhirnya sampai dirumah mewah milik ibunya. Pria itu langsung turun dari mobil dan berjalan cepat masuk kedalam rumah.
"Kamu dari rumah sakit Leon, bagaimana kondisi Kiyara?" Baru hendak naik tangga suara Mommy Yuna sudah terdengar.
Leon berhenti sejenak, namun Leon tidak merespon. Pria itu justru berjalan cepat naik keatas menuju kamarnya.
"Leon!" Pekik Mommy Yuna dengan kesalnya.
Sejauh ini, Mommy Yuna fikir hubungannya dengan putranya semakin hari bisa semakin baik. Tapi ternyata, sikap Leon masih sama saja acuh dan tidak perduli padanya.
Leon membuka pintu kamar, ternyata sudah ada Rachel yang duduk didepan meja rias.
Wanita itu bahkan tidak melirik sedikitpun kearah Leon, seolah bersikap sangat acuh dan tidak perduli.
Leon menutup pintu kamar dan berjalan masuk. jas yang melekat ditubuhnya dilepas.
"Kenapa kau pulang tidak menghubungiku? Sudah ku bilang kan, aku akan menjemputmu!" Ucap Leon sambil duduk dan melepaskan sepatunya.
"Aku tidak mau menjadi pengganggumu!" Sahut Rachel dengan santai.
Leon sampai mengerutkan keningnya karena bingung. Ia tidak pernah merasa atau mengatakan Rachel sebagai pengganggunya.
Leon menghela nafasnya dengan berat. Ia masih teringat kata-kata Violet tadi.
"Aku tadi menunggu hasil pemeriksaan dari dokter. Besok Kiyara sudah bisa pulang!"
Rachel hanya menghela nafasnya. Kiyara pulang, bukan berarti perhatian Leon akan berkurang. Justru akan semakin banyak drama yang Kiyara buat.
Leon sepertinya tidak senang karena Rachel tidak menyahut ucapannya jangankan satu kalimat pun.
Pria itu bingung harus membuat topik apa supaya Rachel bicara. Bahkan Leon juga ingin tau, bagaimana perasaan Rachel padanya.
"Untuk tadi siang, apa kau marah?" Leon bertanya pelan.
Rachel mengerutkan keningnya. Ia membalik badan menatap Leon, lalu berdiri menuju jendela dan menutup gordennya.
Leon terus mengamati dan berharap Rachel tidak diam lagi.
"Marah? Untuk apa aku marah?" Akhirnya Rachel menyahut. "Aku tidak memiliki hak untuk marah!"
Rachel memang bersikap biasa, namun Leon tidak tenang dan semakin gusar. Gusar dengan pernikahan yang dijalani sekarang.
"Sepertinya kita harus membicarakan pernikahan ini!" Leon menarik nafasnya.
Tapi Rachel justru tetap saja diam seakan tidak perduli. Wanita itu duduk disofa sambil membuka majalah popular.
Leon geram, ia langsung berdiri dan berjalan mendekati Rachel, duduk disamping wanita itu.
Rachel menggeser posisi duduknya saat Leon tepat disampingnya, selain mual dengan aroma Leon, Rachel juga muak dengan sifat Leon yang tidak bisa tegas dengan pilihannya.
Tentu saja Leon ikut menggeser posisi duduknya, tapi Rachel semakin menjauhkan diri, hingga wanita itu terjepit lalu berdiri.
Sebelum bisa melangkah, Leon sudah menarik tangannya yang membuat Rachel jatuh dipangkuannya.
"Apa yang kau inginkan?" Pekik Rachel dengan kesal. Ia hanya ingin tenang, tapi Leon justru mengganggunya.
Leon melingkarkan tangannya untuk mengunci tangan Rachel supaya tidak bisa bergerak. Pertama kalinya mereka berada dalam jarak yang dekat.
Baik Leon maupun Rachel merasa aneh, aneh dengan hati masing-masing. Perasaan yang bergejolak dan hati yang berdebar.
"Lepaskan aku, Leon! Jaga batasanmu!" Rachel memperingatkan.
Status mereka hanyalah pernikahan kontrak yang sebentar lagi akan berakhir.
Leon semakin memeluk erat, tidak membiarkan wanita didekapnya pergi. "Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Kiyara!"
Rachel menatap samping tepatnya tidak menatap wajah suaminya. Ia tidak akan percaya kata-kata Leon. Yang selalu tidak bisa menepati ucapannya.
"Aku tidak perduli hubunganmu bersama Kiyara! Sebentar lagi kita akan bercerai!" Rachel menyahut dengan acuh.
Leon menggelengkan kepalanya. "Kita tidak akan bercerai!" Ucap Leon pelan.
Rachel tersentak mendengar kalimat Leon. Ia tidak paham kata-katanya.
Sedangkan Leon, ia sudah paham yang dikatakan oleh mantan istri dari bos-nya. Ia paham yang dimaksud oleh Violet.
Leon pernah menjadi saksi, bagaimana tuan mudanya memperjuangkan wanita yang telah disia-siakan saat bersamanya bertahun-tahun. Sampai akhirnya tuannya yang memohon dengan tidak tau diri, membuktikan cintanya yang ternyata tidak mudah.
Leon tidak ingin menjadi Kiev kedua. Menyia-nyiakan Rachel untuk Kiyara. Kiyara hanyalah masa lalu, meskipun pernikahannya dengan Rachel diawali dengan tidak biasa. Tapi Leon ingin mempertahankannya dan membuat Rachel jatuh cinta padanya.
"Pernikahan ini akan tetap berjalan, tidak ada lagi perjanjian. Tidak ada lagi kontrak delapan puluh hari!"
Rachel menggelengkan kepalanya. Ia menatap Leon dengan marah. Marah karena Leon seenaknya memutuskan secara sepihak.
"Aku juga punya hak untuk menentukan keputusan, bukan hanya kamu saja! Pernikahan ini aku dan kamu yang menjalaninya, bukan kamu saja. Bukan hanya kebahagiaanmu saja! Tapi juga kenyamananku!" Sahut Rachel.
Leon tentu saja tau. Ia tidak memikirkan kebahagiaannya, tapi kebahagiaan Rachel juga yang pasti.
"Maka dari itu, kita perlu bicara. Jangan salah paham denganku!"
Rachel tertawa sinis. "Salah paham? Apa yang harus aku bicarakan, Leon? Kau saja tidak bisa menepati ucapanmu! Saat sudah bersama Kiyara, kau seperti disihir! Kau bilang akan menjemputku siang hari, tapi kau menemani Kiyara sampai sore hari dengan rasa kasihan! Apa itu yang harus kita bicarakan, yang membuatku salah paham?" Rachel akhirnya mengungkapkan isi hatinya.
Ia tidak mengerti kenapa emosinya tidak bisa terkontrol dengan baik. Seolah Leon membuatnya selalu darah tinggi dan marah, diliputi rasa cemburu.
Ya, Rachel akui ia cemburu. Ia cemburu terhadap Kiyara. Apa ia salah? Tapi Rachel tidak mau mengakuinya pada Leon.
Leon terdiam mendengar kata-kata Rachel. Sekarang ia tau alasan Rachel marah, karena ia menemani Kiyara dan melupakannya.
"Aku tidak akan mengulanginya lagi! Hari ini, terakhir aku merawat Kiyara."
"Kau yakin hari ini terakhir kau merawat Kiyara? Besok Kiyara sudah pulang, waktunya akan lebih banyak dirumah. Dia akan memiliki banyak alasan untuk membuatmu dekat dengannya!" Rachel menatap Leon dengan serius, melihat bagaimana respon Leon.
Pria itu terdiam, ia tidak pernah memikirkan yang dikatakan Rachel. Yang pasti, Leon akan menjauhi Kiyara.
"Aku ingin fokus pada pernikahan kita! Aku akan menghindari Kiyara!"
Rachel tertawa kecil. "Apa kau yakin, Leon?"
Leon diam, namun ia sungguh yakin dengan keputusannya yang memilih Rachel.
"Apa alasanmu memilihku? Apa kau mencintaiku?" Rachel menatap Leon dengan dalam.
"Apa kau bisa menjamin, kalau kau bisa menjauhi Kiyara? Aku tidak tanya dan perduli hubunganmu bersama Kiyara dimasa lalu! Aku hanya perlu, status yang jelas darimu, dan aku butuh cinta!"