NovelToon NovelToon
Tiara Permata Karina

Tiara Permata Karina

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Karir
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Sophie Nara

Ganti deskripsi karena author menyerah. Susah banget menulis hal yang sudah berlalu puluhan tahun yang lalu.

Seorang gadis sempurna dari keluarga baik-baik menjadi korban nafsu binatang pemuda kaya raya hanya karena dendam karena ditolak cintanya.
Bagaimana cara dia mengatasi supaya bangkit dari keterpurukan?

Sebuah kisah yang terinspirasi dari kisah nyata. Hanya terinspirasi saja. Tidak berusaha memotretnya lebih jauh karena pengetahuan author tidak sedalam itu.
Maaf jika tidak memuaskan beberapa pihak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lomba Tari

"Ditempatkan dimana Nak?"tanya ibunya tanpa bisa memendam perasaan haru. Bagaimana tidak, anak sulungnya sudah lulus pendidikannya itu sekarang sudah menjadi CPNS. Sudah bekerja.

"Guntur ditempatkan di kota J, Bu?"jawab Guntur

"Disana lebih sepi dari kota B kita ini. Terus berangkatnya kapan?" tanya Bapaknya.

"Dikasi waktu 2 minggu lagi."

"Nanti kita bareng-bareng ke sananya sekalian nengok Budhe Dewi. Eh, disana Mas juga bisa ngambil spesialis loh.."ujar Karina.

"Besok, kita antar sama-sama!"ujar Bapaknya.

"Yeey kita kesana..."seru Karina.

"Tapi siapa yang mau antar jemput anak mama ini?"

"Aah, mas tenang aja. Kalau ngga dijemput, aku bisa naek angkot!"

"Emang berani?"

Karina mengerucutkan bibirnya.

"Eh, Lusa aku lomba menari, Mas. datang yaa.. Rajuk Karina tersenyum manis dan mencomot tahu sumedang.

"Akan aku usahain datang deh..!"

"Besok, berarti Mas pulang setahun 2 kali gitu ya? Kaya kakaknya Erma."

"Kakak Erma kan kerja di Riau. Kalau kakak cuma beberapa kilometer dari kota B. Paling-paling sebulan sekali."

"Jangan menjanjikan sesuatu, Nak.. Nanti ditagih!"ujar ibunya. "Makan yuk. Ayamnya besar juga lho, Karin pasti seneng deh.. "

"Rin, kapan ujian ke kelas 3?"

"Mmmm... paling 2 bulan lagi, Mas! "

"Mau jurusan apa?"

"Eksakta dong.. "

"Biar bisa jadi dokter kaya kakak."

"Pilih cita-citamu sendiri Rin.. "

"Mmm nanti Karin pikirkan deh.. Masih 3 bulan ini kok.. "

......................

Paginya, Radit sudah sibuk. Dia bertanya ke guru seni tari di sekolahnya perihal lomba yang akan dilaksanakan dekat-dekat ini.

"Kamu mau ikut ekstra tari?"tanya Bu Neneng, guru seni tari. "Serius?" lanjutnya lagi. Jarang-jarang anal yang selalu bermasalah ini mau untuk serius.

"Ehm, bukan Bu. Ada teman aku yang ikut. Cuma mau ngasi semangat aja."

"Teman-temanmu juga ikut lomba tari lho Dit. Itu si Silvi juga ikut. Teman sekelasmu kan?"ujar Bu Neneng.

"Masa sih Bu. Tapi kan saya juga ngga mungkin nanyain ma cewek. Nanti dia ngira saya yang tidak-tidak, lagi."

"Ah, kirain. Kamu itu kalau mau serius sebenernya pinter lho Dit."ujar bu Neneng..

"Dimana Jadinya?"

"Gedung Balai Sawo Kecik, besok jam 08.00. Nanti kalau kamu tertarik dengan seni tari, hubungi ibu ya!"ujarnya masih berharap.

"Iya."

......................

Lomba menari itu begitu meriah. Semua sekolah punya jago masing-masing. Suporter tiap sekolah begitu ramai bersorak sorai. Tapi mereka masih bisa dikendalikan. Terbukti ketika ada penampilan peserta, mereka semua menghormati.

Karina sepertinya tidak terlalu kesulitan untuk meliuk sesuai dengan gerakan yang telah dipelajarinya. Nahkan semua mata terpana. Bukan karena kecantikannya. Namun karena keluwesannya dalam menarikan tarian seperti sudah menjadi penari profesional.

Lomba yang disiarkan di acara TV lokal ini memang sangat prestisius. Keputusan dewan juri di bacakan kemudian. Semua menjadi deg-deg an ketika pembawa acara tampil ke atas panggung... kemudian sampailah ke pengumuman juara pertama. "Karina Wulansari" seru 2 pembawa acara tersebut. Sejumlah kertas-kertas kecil berkilauan dan balon-balon melayang turun ke panggung dari atas. Semua orang memberi selamat padanya.

Semua ingin berfoto dengannya.

Tidak jauh dari pintu masuk, seorang menatapnya dengan mata penasaran. Memang benar kata Bonyok. Dia memang sempurna. Memandang mukanya entah kenapa dia menjadi ingat adegan yang belum sepantasnya dia lihat di CD. "Ah, benar kata Papa Vano. CD itu merusak otak!"

1
Dewi Fuzi
💪💪💪
Sophie Nara: /Heart//Heart/
total 1 replies
Dewi Fuzi
mantap radit
Sophie Nara: Makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!