Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelatihan
...Bab 32...
Sementara itu, di kantor Sky provider keesokan harinya, Rey tampak duduk sambil menyilangkan kakinya dengan sebatang rokok terselip di bibirnya. (Peringatan dari Author. Merokok itu tidak baik untuk kesehatan. Protagonis yang merokok bukan untuk dicontoh. Ini hanya bumbu sebagai penarik bagi cerita) di sampingnya, Tuan Marlon juga duduk. Tatapan mereka tertuju pada sepuluh orang yang berdiri dihadapan mereka. Kesepuluh orang tersebut berdiri dengan tangan saling bergandengan dan kepala tertunduk menatap lantai.
Rey mematikan puntung rokoknya, membuangnya ke dalam asbak, kemudian berdiri lalu berjalan mengelilingi sepuluh orang yang sedang berdiri tersebut.
"Dari mana Pak Marlon mendapatkan segerombolan orang lemah seperti ini?" Tanya Rey kepada Tuan Marlon.
Kesepuluh orang ini adalah petugas keamanan yang beberapa waktu lalu digebuki oleh anak buah Ryden. Di sana termasuk juga ada Ramon.
Hari ini, masing-masing diantara mereka mendapatkan kenaikan gaji, bonus serta masing-masing mendapatkan satu unit mobil. Hal itu membuat mereka sangat bersyukur. Ternyata, dalam musibah, mereka mendapatkan mobil dan kenaikan gaji. Akan tetapi, setelah mendapatkan semua itu, mereka malah dikumpulkan di ruangan ini seolah-olah akan diberikan hukuman, sehingga mereka mulai berpikir apakah akan mendapatkan musibah baru dari pemilik perusahaan. Dan setelah mendapatkan musibah lainnya, apakah mereka juga akan diberikan uang? Kalau begitu, biarkan musibah datang silih berganti, asalkan ada faedahnya.
Tuan Marlon yang menahan senyum melihat ketakutan para penjaga keamanan tersebut segera menjawab. "Tuan muda. Orang-orang ini adalah sebagian dari pasukan yang saya bentuk untuk menjadi kekuatan anda di kemudian hari jika dibutuhkan. Mereka ini adalah kartu truf anda kelak. Saya sengaja membudidayakan mereka untuk tujuan yang lebih besar," jawab Tuan Marlon dengan polos.
Rey nyaris tersedak mendengar jawaban yang terlalu polos dari Tuan Marlon.
Membudidayakan? Mengapa susah-susah membudidayakan sekelompok orang yang bahkan tidak pandai bertarung. Rey sendiri, yang memang sudah bergaul dengan para prajurit petarung merasa bahwa apa yang dilakukan oleh Tuan Marlon ini adalah sia-sia. Kemungkinan, jangankan para prajurit, bahkan anak dari para prajurit yang dia miliki mungkin bisa mengalahkan orang-orang ini dengan beberapa pukulan.
"Anda yakin dengan apa yang anda katakan barusan? Bukankah ini hanya membuang-buang sumberdaya? Apa yang bisa mereka lakukan? Bertarung saja kalah walaupun menang jumlah." Rey berhenti dari mengelilingi mereka, kemudian menghentikan langkahnya tepat didepan Ramon. "Kau Ramon. Selain menjaga pintu, apa lagi yang bisa kau lakukan? Kalian sepuluh orang, melawan delapan orang, itupun bisa kalah sampai babak belur. Malu kah kalian? Atau hanya ini yang bisa kalian lakukan. Berdiri di sini dengan kepala tertunduk, kemudian pasrah menerima apa saja hukuman dari ku?" Ada tatapan kecewa dari sorot mata Rey melihat kesepuluh orang tersebut hanya bisa tertunduk tanpa berani memberikan jawaban.
"Pak Marlon, berapa banyak yang anda budidayakan?" Tanya Rey.
"Em.., itu.., mungkin berjumlah seribu orang," jawab Tuan Marlon dengan sedikit tergagap. Baru kali ini dia merasa salah tingkah didepan seorang pemuda. Bahkan, dihadapan kepala keluarga Clifford dulu pun dia tidak pernah se-gugup ini.
"Kalau seperti ini, sebaiknya bubarkan saja mereka semua. Tidak ada gunanya memelihara pecundang," kata Rey lagi. Dia sudah malah banyak bicara.
"Tuan muda. Orang-orang ini adalah kumpulan anak-anak yatim yang terlantar. Mereka tidak memiliki siapa-siapa. Walaupun mereka ini biasa-biasa saja, tapi kesetiaan mereka tiada tara," Tuan Marlon segera memberikan pembelaan. Memang, selain Ramon, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang lainnya adalah anak-anak yatim yang dikumpulkan oleh Tuan Marlon untuk dia latih dan didik supaya kelak bisa menjadi kekuatan untuk mereka mempertahankan apa yang telah mereka rain saat ini.
Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap keluarga akan memiliki petarung dalam jumlah yang banyak. Bahkan, diantara mereka memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan level kemampuan mereka. Contoh saja keluarga Clifford. Delapan orang yang dibawa oleh Ryden beberapa waktu yang lalu mungkin hanya dianggap sampah di keluarga mereka. Tapi jika di luar, mereka bisa bertarung dan mengalahkan orang biasa yang setara satu banding empat. Dengan begitu, dapat dipastikan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh keluarga Clifford benar-benar mengerikan. Begitu juga dengan tiga keluarga lainnya. Dengan kekuatan, barulah mereka bisa bertahan dalam kejamnya persaingan diantara keluarga besar lainnya.
Rey gusar mendengar jawaban dari Tuan Marlon. Dia melangkah ke arah meja, mengambil rokoknya kemudian kembali dia merokok.
Dia, adalah panglima tertinggi di kekaisaran Erosia. Sejak kapan ada segerombolan orang lemah disisinya? Jika dia mau, dia bisa saja memerintahkan kepada lima raja serigala untuk mengirim orang-orang terbaik di dalam ketentaraan guna memperkuat keamanan di kantor Sky provider. Namun tunggu dulu...,
"Tidak boleh begitu. Kekuatan tujuh ribu prajurit yang aku miliki tidak boleh terbongkar. Itulah kekuatan nyata yang suatu saat nanti akan menggoncang dunia. Tujuh ribu prajurit super, yang masing-masing setiap satu orang membawahi seratus prajurit lainnya. Mereka bisa saja sekarang telah mencapai jumlah yang mencengangkan. Jangan. Itu tidak boleh sampai terbongkar. Kalau tidak, akan ada pihak yang akan menuduhku untuk melakukan kudeta," pikir Rey dalam hati. Dia kembali memutar otak. Terasa sakit karena saat ini perasaan dalam hatinya sedang terbelah bagi.
"Kalian ingin mengikuti ku dan bekerja untuk ku?" Tanya Rey dengan senyum jahat. Dia sudah memikirkan apa yang akan dia lakukan terhadap sepuluh orang ini.
"Kami siap, Tuan muda!" Jawab mereka dengan Ramon lah yang bersuara lebih keras.
"Kalian yakin?"
"Sangat yakin, Tuan muda!"
"Aku akan melatih kalian untuk menjadi petarung handal. Akan tetapi, aku katakan pahitnya terlebih dahulu. Pelatihan yang mungkin akan kalian jalani benar-benar tidak manusiawi. Aku khawatir kalian akan menyesal dan akan melarikan diri dari pelatihan. Jika kalian sanggup, silahkan mengikuti ku, tapi jika nyali kalian kecil, silahkan mundur dari sekarang!" Kata Rey lagi. Dia harus mengatakan yang sebenarnya. Karena, pelatihan yang akan mereka lakukan adalah pelatihan ala prajurit khusus. Itu benar-benar sangat tidak manusiawi. Dimana mereka bisa saja berada berhari-hari didalam hutan, makan makanan apa saja yang mereka dapat, bahkan, mungkin akan memakan daging mentah yang masih berdarah untuk bertahan hidup.
"Tuan muda. Kami telah menetapkan hati kami. Apapun rintangannya, kami tidak akan mengeluh. Kami ingin menjadi kuat agar bisa layak untuk bekerja di Sky provider," jawab mereka dengan tegas tanpa khawatir seperti apa nantinya pelatihan yang akan mereka terima.
"Hmmm. Kalian yang mengatakannya sendiri. Kelak, jika kalian mengeluh, aku akan mengubur kalian hidup-hidup di tempat pelatihan," ancam Rey sambil tersenyum manis.
"Aku tidak mengenal kalian, tidak mengetahui siapa nama kalian selain Ramon. Dan aku juga tidak perlu tau nama kalian siapa. Mulai dari sekarang, kalian semua telah mati. Ramon akan menjadi ketua kalian. Selain Ramon, kalian hanya dikenal dengan nomor urut, bukan nama. Aku memberikan kalian nama dari satu sampai sembilan. Di mulai dari urutan pertama disebelah kanan Ramon," Rey menunjuk mereka secara bergantian, kemudian berkata, "kau nomor satu. Kau nomor dua. Kau nomor tiga..," kemudian seterusnya Rey menunjuk sampai pada nomor ke sembilan.
"Siap, Tuan muda!" Jawab mereka serempak.
"Hmmm.., menarik," ujar Rey sambil mengangguk. Kemudian dia segera memanggil. "Falcon, keluarlah!"
Tiba-tiba, entah dari mana datangnya, seseorang melompat turun kemudian berdiri dengan gagah dihadapan sepuluh orang tadi. Hal ini tentu saja membuat kesepuluh orang tadi bukan main terkejutnya.
"Kalian jangan kaget. Dia adalah seseorang yang telah mampu mengembangkan kemampuan bersatu dengan alam. Dia akan membawa kalian ke tempat pelatihan. Ingat! Jaga mulut kalian dan hanya kalian saja yang boleh tau tempat tersebut. Jika tidak, kemungkinan kalian akan mati dengan cara mengenaskan. Kalian yang hari ini telah mati. Identitas lain akan kalian dapatkan setelah keluar dari pelatihan. Mengerti?!"
"Mengerti, Tuan muda!"
"Bawa mereka semua!" Perintah Rey kepada Falcon.
Tak lama setelah itu, satu unit mini bus pun berangkat meninggalkan bagian halaman depan kantor Sky provider menuju suatu tempat yang mereka sendiri pun tidak tau. Sepuluh orang tersebut dibawa dengan mata tertutup untuk menjaga kerahasian.