Tiara Permata Karina
Tahun 1996, Kota B
Terlihat dari layar TV seorang gadis antusias menjawab semua pertanyaan dari dewan juri. Semua yang ada di studio antusias. dan menunggu hasil. seperti yang telah di duga sebelumnya. Sekolah Taruna Bangsa menang di babak terakhir cerdas cermat. Raut haru membuncah ketika piala di angkat gadis itu tinggi.
Demikian dengan Tuan Burhan.
"Sudah pasti menang. Wong ngga ada yang salah tadi!"ucap Tuan Burhan antusias.
Dia melirik anaknya. penampilan tidak terurus. Tiap hari apapun pelajarannya hanya membawa 1 buku yang dilipat dan diselipkan ke kantong celana. Saat ini pun anak itu makan dengan mengangkat kakinya. Rangking sekolah pun tidak beranjak dari rangking 40 dari 40 orang.
"Heh Dit! yang sopan! Kaki diturunin!"ujar Pak Burhan kesal.
Pemuda yang di sapa hanya mengedikan bahunya saja.
Selesai makan, dia langsung cuci tangan tanpa membawa piring kotornya. "Pa, minta duit! mau kongkow ni!"
"Minta duit mulu. Belajar sono!"
"Nggak ngasi dokat malah ceramah!"ujar Radit dan menyambar kunci motornya.
Tuan Burhan menatap murka Radit. "Anak ini lama-lama kurang ajar!"
Nyonya Burhan yang baru saja datang dari perkumpulan sosialita pun kaget mendengar keributan di rumah.
"Mama, ajarin anakmu itu sopan santun. Tidak ada yang bagus dari dirinya! Sering bolos, sering dapat surat panggilan dari BP, sering dipanggil dari kepolisian.... "
Radit tidak mendengar lagi sisanya karena sudah menggeber motor GL Pro nya. "Tua bangka bau tanah tidak tau selera anak muda!"
Helm cakilnya ditenteng tidak dipakainya. Dia langsung menuju tempat tongkrongannya. Sejumlah teman Gangnya sudah ada disitu. Dan seorang cewek muda dengan jins ketat memeluk badannya.
"Hai, Bro!"ucap Radit menyalami mereka semua dengan gagah. Ketua gang memang harus begitu. Dia duduk di bagian pinggir. Miranti, gadis itu langsung nemplok begitu saja di lengan kekarnya.
"Ada dokat?"(duit.. Author sudah nyari kosa kata yang tren tahun 90an. semoga bener. Hehehehe)
"Knapa lu nanya? Kan elu yang nyuruh kita kumpul. Katanya mau ajojing sampai pagi?"
"Bokap ngga ngasi duit! Nyokap lagi arisan!"
"Bokis (bohong) Lu!"
"Aku aja yang nraktir kali ini, gimana?"ujar Miranti yang sedari tadi diam menemplok lengan kekar Radit.
"Ditraktir sama cewek?? Tengsin ah!"
"Lagi bunek gue!"
"Kenapa sih?"
"Gara-gara cewek yang di TV yang menang cerdas cermat. Gue di banding bandingin sama tu cewek! Akhirnya nggak ada dokat. Bokek ni!"
"Sayang, harusnya kamu mikirin aku ajah.. "desah Miranti.
"Lhah, elu siapa gue?"usir Radit mengibaskan lengannya.
"TTM aja sih.. kapan mau di sahkan pacarannya? Kan kita sudah sering.. "ujar Miranti.
"Mimpi aja lu!"ucap Radit mendorong Miranti."Jangan salahin gue, lu nya aja mau kok!"
"Namanya Karina. Kita satu sekolah sih. Dia itu beda kelas ma gue."Vano Akhirnya ngasi jawaban.
"Memang dia sepandai itu ya?"tanya Radit yang kemudian mendekati Vano.
"Dia itu memang anak emasnya SMA Taruna Bangsa. Hampir semua cewek itu bisa. Besok seminggu lagi dia maju lomba tari. Juara teros dari kelas 1 sampai kelas 2. Tertarik?
"Nggak usah mimpi, Dit! Dia itu banyak yang suka, banyak yang ngelamar. Tapi tu cewek nggak mau. Kalau lu mau jadiin dia pacar, lu berarti masuk ke kelompok cowok-cowok tertolak!"
"Udeh, ngapain kita ngomongin cewek itu. kita Ajojing ke klub milik Papa Ogut aja!"kata Renaldi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments