Menceritakan sebuah pemuda bernama mira dan adit, yang harus dijodohkan diusia muda dan masih bersekolah di jenjang sma, bagaimanakah kehidupan mereka setelah menikah?, dan bagaimanakah adit untuk bisa menjadi suami idaman dan bertanggung jawab di usianya yang masih muda?, mari simak dan baca keseruan cerita mereka di novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SJR 7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Setelah sampai ditempat toko helm, Aditpun langsung segera masuk ke dalam toko, dan langsung memilih helm yang pas buat sang istri.
Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Aditpun menemukan helm yang pas dan cocok untuk mira, Aditpun langsung segera membawa helmnya ke kasir dan langsung membayarnya.
Setelah mendapatkan helm, Aditpun langsung segera pulang kerumah, namun sebelum itu deretan pesan masuk ke ponselnya, dan itu adalah bima, bima mengajak adit untuk nongkrong di cafe milik ayahnya.
Adit sebenarnya ingin menolak karena dia juga sudah berjanji kepada mira untuk tidak pulang larut malam, namun disatu sisi ia juga tidak bisa menolak ajakan dari sahabatnya.
Setelah terdiam sejenak dan berpikir, Aditpun memutuskan untuk mampir dan nongkrong sebentar di cafe temanya tersebut.
Tidak butuh waktu lama, Aditpun kini sudah sampai di cafe ayahnya bima, setelah memakirkan motornya iapun langsung segera masuk kedalam cafe.
" woy dit, cepet juga lu sampainya." sapa bima.
" iyah tadi kebetulan gua lagi keluar jadi cepet kesininya." jawab adit sembari duduk.
Dan baru saja duduk dan sampai di cafe, bayang-bayang dan perkataan dari mira terbayang dalam pikirannya, yaitu perkataan kalau Mira mecemaskan dan memikirkan hubungan mereka di masa depan nanti, apalagi dengan kondisi mereka yang masih sekolah.
Mengingat itu, apalagi dirinya kini sudah menjadi suaminya mira yang harus wajib memberikan nafkah kepadanya, Aditpun berpikir untuk mencari pekerjaan agar mira juga bisa menerima dirinya sebagai suaminya plus menerima nafkah dari dirinya dari hasil kerja kerasnya.
Sebenarnya bisa adit bekerja dan menuruskan bisnis ayahnya kalau dia mau, namun mendengar perkataan mira ia berpikir kalau dirinya sangat tidak pantas mengandalkan kedua orang tuanya, ia juga ingin berusaha sendiri untuk bisa membahagiakan dan menafkahi istrinya dengan caranya dan itupun harus mencari rezeki yang halal.
Bima yang terus melihat adit yang melamunpun kini mulai penasaran dan mulai membuka suaranya.
" dit lu kenapa da?, gua perhatiin lu terus ngelamun mikirin apaan?." tanya bima yang sangat penasaran.
" ah, e-enggak bim, gua cuman mikirin masa depan gua aja."
" hah?, mikirin masa depan?, sejak kapan lo mikirin itu?, masih muda udah mikirin masa depan, laga lu dit-dittt...." tanya bima sedikit terkejut.
" entahlah gua juga bingung, tiba-tiba aja dipikiran gua kebayang tentang masa depan."
" hmmm...kayaknya lu udah mau berpikir dewasa nih?." ledek bima.
" iyah emang gua udah dewasa, emang lo."
" sialan lu."
Keduanya pun sontak tertawa bersama, sudah hampir tiga jam mereka saling mengobrol dan saling bercanda ria.
Dengan mereka yang mengobrol banyak hal, terutama adit yang terus bertanya kepada bima.
Dan pertanyaan adit yang dilontarakan kepada bima, membuat dirinya heran kepadanya, apalagi adit terus mengaitkan pertanyaan dengan rumah tangga padahal adit masih sangat muda bahkan mereka saja masih belum lulus, tapi pertanyaan adit membuat bima merasa curiga dan heran kepada sahabatnya itu.
Sekitar jam 10 malam Aditpun kini berpamitan kepada bima, ka harus benar-benar pulang apalagi dirinya kini sudah melanggar janjinya kepada istrinya entahlah apa yang akan dilakukan mira saat dirinya sudah kembali kerumah, walaupun mereka belum saling mengungkapkan cinta namun adit sangat takut sekali kepada mira layaknya seorang suami takut istri.
Dengan cepat dan hati-hati, Aditpun mulai membelah jalanan malam yang sudah mulai sunyi karena sudah sangat larut malam menuju kerumahnya.
TO BE CONTINUE.
