Cassandra Yohana gadis berusia 17 tahun yang masih memakai seragam abu-abu. Hobinya suka bolos dan tidur ketika jam pelajaran. Tapi nilai raport nya selalu memuaskan sehingga membuat Casandra besar kepala.
"Untuk apa punya otak kalau ngak digunain, percuma kutu buku kalau otak lu aja masih lemah." Ucapan Casandra begitu pedas ketika melihat siswi kutu buku.
Hingga suatu saat kelasnya kedatangan seorang guru baru yang langsung membuat kebiasaan dan kehidupannya Casandra jungkir balik.
Arsenio Xalendra, pria matang yang memilki karisma, tapi tatapan matanya begitu tajam dan dingin membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa terintimidasi. Tapi bagi Casandra, Arsenio Xalendra adalah pria jahat dan kejam yang sudah membuat kehidupannya tidak lagi tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tekad gadis kuat
Arsen hanya mengulas senyum tanpa bisa di tahan, gadis didepanya seperti bebek yang memiliki bibir panjang. Meskipun begitu Arsen tidak kapok dan menyerah untuk bisa membuat Casandra bicara.
Setelah acara tempel menempel bibir yang berakhir Arsen mendapat pukulan dan kemarahan Casandra tidak membuat Arsen takut.
Justru wajah marah Casandra menjadi hiburan sendiri baginya. Entah mengapa Arsen menjadi suka melihat wajah jutek dan arogan gadis itu.
"Makan." Titah Arsen yang melihat Casandra hanya diam tanpa mau nyentuh makanan yang terhidang.
Keduanya sedang berada di restoran, Arsen memaksa gadis itu untuk makan bersamanya, meskipun pakai drama ancaman.
Casandra melirik sebal, dirinya hanya membuang wajah tanpa mau melihat pria didepanya.
"Mau makan sendiri, atau mau aku suapi dengan caraku." Kata Arsen lagi dengan maksud tertentu.
Casandra melirik wajah Arsen yang seperti predator mesum, pria itu bagaikan ancaman bahaya untuknya.
"Oh, sepetinya kamu ingin merasakan bagaimana aku akan menyuapi mu dengan caraku." Arsen tersenyum smirik, tatapan matanya melirik bibir Casandra yang alami.
Arsen masih mengingat bagaimana rasa manis bibir Casandra yang dia cium tadi, meskipun hanya hitungan detik, tapi Arsen begitu merasakannya ahh.
Reflek Casandra menelan ludah, dirinya mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Dimana tubuhnya dibuat mematung sekujur tubuh dengan Arsen yang mencuri ciuman pertamanya.
Bahkan Casandra juga sempat merasakan rasa hangat di bibir Arsen. Dan sekarang apalagi yang di maksud pria menyebalkan itu.
Casandra menggelengkan kepalanya, membuang bayangan Arsen ketika menciumnya.
Dengan sebal dan ekpresi wajah datar tanpa ada senyum, Casandra meraih makanan yang tersedia didepan matanya.
Melihat itu Arsen tergoda untuk kembali menjahili Casandra.
"Aku pikir kamu ingin mencoba caraku menyuapi mu." Ucapnya sambil menikmati makanannya.
Sedangkan Casandra mendelik kesal melihat wajah menyebalkan Arsen yang selalu dominan untuk memaksa.
Jika keduanya di ketahui salah satu murid disekolah pasti akan menjadi trend center akun Lambe gamblang.
Pagi hari Casandra bangun lebih dulu, gadis itu melakukan kegiatan seperti biasa sebelum berangkat sekolah. Setelah libur, lebih tepatnya meleburkan diri satu minggu kini dirinya akan kembali masuk sekolah.
"Mbok, nanti aku pulang telat mau main sama Greta." Pamit Casandra pada mbok Imah.
"Hati-hati Non, kalau ada apa-apa kabarin ya." Ucap wanita 45tahun yang merawat Cassandra dari kecil.
"Oke, aku berangkat dulu."
Mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, Cassandra mengirim pesan untuk Greta jika hari ini dirinya masuk.
Sudah lama mereka tidak jalan bersama, dan mengabiskan waktu untuk melakukan hal yang menyenangkan, selama ini Casandra lebih banyak menghabiskan waktu sendiri.
"Mulai sekarang kamu harus banyak melakukan hal-hal menyenangkan seperti remaja lain, Om tidak mau kamu selalu dalam bayang masa lalu itu."
"Jika kamu seperti ini maka akan sulit bagimu untuk keluar dari lingkaran mengerikan itu, cobalah berdamai dengan diri sendiri, jangan berpacu pada sakit yang kamu rasakan, karena rasa sakit itu akan sembuh dengan sendirinya."
Casandra tidak ingin terpuruk dalam lingkaran mengerikan yang dia alami, dirinya berusaha untuk melawan rasa takut dan trauma yang dia alami. Memang begitu buruk hingga membuatnya terus membekas di ingatanya, tanpa ada siapapun yang mau mendampinginya dan memberikan suport untuk dirinya. Casandra benar-benar hidup seorang diri, tanpa ada orang tua yang ada di sampingnya, meksipun kedua orang tuanya masih hidup.
"Kamu pasti bisa Sandra, kamu tidak lemah." Gumamnya dengan tatapan penuh kekecewaan dan menyimpan luka.
.
.
Bismillah mulai Besok mulai carzy Up🥳🥳🥳🥳
qp
,
,
,