NovelToon NovelToon
Hutang Cinta Liam & Elena

Hutang Cinta Liam & Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Playboy / Konflik etika / Beda Usia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Berawal dari Elena yang menolong seorang pria asing saat sedang mendaki gunung, membuat Elena harus kehilangan seluruh tabungan yang dia simpan untuk masa depannya. Sementara pria itu kabur melarikan diri dari rumah sakit keesokan harinya dengan meninggalkan sepucuk surat.
Kesal karena merasa tertipu, Elena bertekad membuat Liam untuk membayar hutangnya beserta bunganya.
Tapi dirinya malah terjebak dalam situasi romantis dan berbahaya.
Kelanjutannya bisa dibaca sendiri ya, masih on going...

Dukung terus Author, bisa like, vote, komen atau follow.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 - Salah siapa

"Paman!!! Paman polisi?" teriak Elena kegirangan begitu mereka melumpuhkan Clovis.

"Bro, kau kenal mereka?" tanya rekannya.

"Gadis itu tinggal di apartemenku untuk sementara" ucap Liam kecut.

"Ah.... Maksudmu gadis gila yang mengganggumu itu?" tanya rekannya lagi.

"Gadis gila?!?! Paman? Apa kau menyebutku gila?" protes Elena.

"Daripada itu, kenapa kau tidak kuliah?" tanya Liam.

"Bukannya aku tidak mau kuliah, tapi ba*jingan tengik ini yang mencari gara - gara denganku dan ingin menyakitiku" ucap Elena seraya memukul kepala Clovis.

"Hentikan!!! Atau aku akan menuntutmu!!!!" teriak Clovis.

Elena mencebik, dan semakin keras menghajar Clovis. "Kau masih saja bersikap begini, setelah ditangkap. Kau benar - benar mati sekarang, tidak akan ada lagi penjara remaja untukmu" seru Elena.

"Pak polisi, lepaskan aku. Apa kau tahu siapa ayahku? Dia adalah anggota dewan kota ini. Kalian akan hancur jika memperlakukanku seperti ini!!!" seru Clovis.

"Oh ya, kalau kau anak anggota dewan kota. Aku anak presiden, mau apa kau? Cepat katakan siapa ayahmu, nama lengkap dan jabatannya. Biar aku mempostingnya di media, dan membuatnya malu punya anak sepertimu. Kau tahu kan follower instaagramku cukup banyak" sahut Elena seraya mengarahkan kamera ponselnya kepada Clovis.

"Kenapa diam? Cepat katakan, siapa ayahmu yang anggota dewan kota itu. Biar semua orang tahu, kalau anak anggota dewan kota ternyata hanyalah sampah masyarakat yang perlu dibasmi" tantang Elena.

Sesaat Clovis menjadi bungkam. Jika sampai nama ayahnya ikut terbawa karena masalah yang dia timbulkan, dia pasti akan dihajar ayahnya habis - habisan.

Liam menyuruh rekannya untuk membawa Elena pergi sebelum mereka terlibat perdebatan lebih lanjut.

"Pengecut!!!" umpat Elena sebelum dia dibawa pergi

Selang 1 jam kemudian Liam menghampiri Elena, sementara Clovis melenggang bebas bersama pengacara keluarga mereka.

"Kau tidak bisa asal mengancam orang seperti itu, bagaimana kalau mereka menuntutmu atas pencemaran nama baik?" tanya Liam.

"Pencemaran nama baik apanya, apa yang kukatakan memang benar kok. Clovis menjual nar*koba pada teman - temanku saat kami SMA. Kemudian sekarang dia menyerangku karena ingin balas dendam. Lihat saja, akan kubuat dia tidak bisa lagi menunjukkan wajahnya dimanapun" ucap Elena.

Sejenak Liam berpikir ide yang bagus menurutinya tinggal di apartemen karena masalah hutang itu, kalau tidak mungkin dia akan bernasib seperti Clovis, dan itu akan sangat merepotkan dirinya yang sering menyamar untuk menyelidiki sesuatu.

"Lebih baik kau pulang sekarang, kau bawa kunci kan?" Tanya Liam.

"Tidak, aku tidak akan pulang sampai nanti malam. Hari ini aku akan pergi bekerja" kata Elena.

"Kenapa kau harus bekerja dan bukannya belajar, bukankah kakakmu membiayai biaya hidupmu selama kau kuliah?" tanya Liam.

"Salah siapa aku tidak punya uang untukku bersantai" sindiran Elena membuat Liam menggaruk kepalanya sendiri.

"Siapkan saja makan malam, karena aku pasti akan kelaparan malam nanti. Ingat paman, hutang paman masih banyak padaku" kekeh Elena.

"Kau benar - benar dipermainkan oleh anak kecil" bisik rekannya seraya menyerahkan segelas kopi yang didapat dari mesin penjual kopi instan.

"Marco, tutup mulutmu dan selidiki saja kasus yang menumpuk di meja kita" balas Liam.

...****************...

Elena pulang dengan wajah masam, "Kenapa kau menekuk wajahmu begitu?" tanya Alice.

Setelah Elena tinggal bersama mereka, sikap Alice sedikit lebih melunak, bagi Elena mungkin Alice pikir akan sia - sia baginya untuk mengajukan protes terus - terusan kepada Liam dan mau tak mau dia harus menerima Elena untuk sementara waktu.

"Aku dipecat dari pekerjaanku" keluh Elena

Alice menengok ke arah Elena yang pergi ke dapur dan menghabiskan sebotol air dingin, "Kenapa? Bukannya sekarang hari pertamamu bekerja. Apa kau tidak becus bekerja?" cemooh Alice.

"Ini semua gara - gara perempuan sialan yang mengira aku meggoda pacarnya, padahal melihatnya saja tidak. Lagipula untuk apa aku tertarik dengan pria seperti kodok itu. Laki - laki seperti dia tidak akan membuatku tertarik sama sekali" ujar Elena. Elena mengeluh tentang bagaimana pekerjaannya itu cukup dia sukai dan memiliki waktu yang lebih flexibel dibandingkan pekerjaan paruh waktu yang lain. Sekarang dia kembali harus mencari pekerjaan lain.

"Oh ya, lalu pria seperti apa yang kau sukai?" tanya Alice seolah tak peduli dengan cerita Elena yang menggebu - gebu..

"Kenapa kau ingin tahu?"

"Hanya penasaran saja, aku ingin tahu pria seperti apa yang mampu membuatmu tertarik"

"Oh, begitu"

"Well.. Yang pasti aku suka pria yang lebih tua, karena dia akan jauh lebih dewasa dariku, dia juga harus tampan dan pekerja keras. Kemudian dia juga harus selalu memanjakanku dan menuruti permintaanku" kata Elena.

Alice merenung, entah kenapa dia merasa deskripsi yang digambarkan Elena mirip dengan Liam, "Ah tidak mungkin, Liam lebih pantas sebagai pamannya daripada kekasih. Lagipula mustahil bocah ini tertarik dengan kakakku yang usianya 20 tahun lebih tua"

"Permintaanmu cukup sulit, kurasa Tuhan pun akan menertawakannya" ledek Alice.

Liam baru saja tiba saat dia membawa makanan untuk Elena, "Mana punyaku?" tanya Alice.

"Ah aku tidak membelikannya, maaf aku lupa" jawab Liam.

"Haaaahhhhh, yang adikmu sebenarnya siapa? Kenapa kau membelikannya makanan sedangkan tidak membelikan apapun untukku" lirik Alice pada Elena yang menikmati makanan yang dibawa oleh Liam.

"Dia sudah membayarnya, uang sewa bulan ini termasuk dengan biaya makan. Kalau kau mau, kau bisa memberiku uang untuk membelikanmu makanan" sahut Liam acuh.

Alice duduk disebelah Elena, "Enak??"

"Tentu saja, aku lapar dan ini enak. Kau mau?" tanya Elena menyerahkan sekotak pada Alice.

"Benarkah?"

"Aku tidak seburuk itu untuk makan sendirian, ambillah lagipula ini juga cukup untuk kita makan bertiga" --- "Paman, kau tidak makan?"

Sementara Elena dan Alice menikmati makanan mereka. Liam tampak sibuk memeriksa email dan pekerjaan dari laptopnya.

Sebuah pesan terenkripsi masuk kedalam email, sebuah informasi baru.

Liam mendapatkan informasi tentang kelompok teroris yang menjadi incarannya selama ini. Ada dendam pribadi yang ingin dia tuntaskan dengan kelompok tersebut, dendam yang menyiksanya selama 5 tahun terakhir.

Kelompok teroris ini cukup meresahkan, selain mereka memberikan pemberitahuan publik akan memasang bom di tempat - tempat umum. Mereka juga mempermainkan pihak berwajib dengan membuat kerusuhan memasang bom palsu, dan hal itu menimbulkan kepanikan di tengah - tengah masyarakat.

Email itu juga berisi foto - foto yang diduga merupakan tersangka pelaku teroris, mereka berasal dari berbagai kalangan dan etnis.

Liam mencatat dan mengingat satu persatu pelaku tersebut, lima tahun yang lalu dia gagal menangkap pelaku pengeboman yang membuatnya harus kehilangan istri dan juga anaknya. Karena hal itu jugalah, Liam harus di demosi ke divisi lalu lintas, dimana sebelumnya dia adalah detektif yang menangani kasus - kasus berat.

Keinginan Liam begitu besar, dia ingin menangkap dan menghabisi sendiri pelaku teroris itu.

"Aku pasti akan menangkap, dan membunuh mereka dengan tanganku sendiri" ucap Liam seraya menatap foto dirinya bersama mendiang istri dan anak laki - lakinya yang berada di atas meja.

...****************...

1
davil_14
bagus
Gabutz
lanjut thor yang banyak
Gabutz
akhirnya yang ditunggu tunggu
Risna Sari
seru
Gabutz
kpn update thor udh lama gak update aku bolak balik buat liat apa udh update atau belum tapi ternyata belum. lanjutttttt ya thor
Gabutz
masih nunggu update, tetap semangat dan sehat selalu yaa thor
Gabutz
kpn update thor?
Gabutz
double up ya thor
Gabutz: ganti yang kemarin gak update
total 1 replies
Gabutz
lanjut thor ceritamu makin seruuuu
Gabutz
lanjut
Gabutz
kyknya Elena tinggal dirumah aron karena permintaan Liam deh
Gabutz
lanjutttt double update thor
Gabutz
lanjuttttt
Neneng Dwi Nurhayati
keren ceritanya kak
Gabutz: pake sekaliiii malah
total 1 replies
Gabutz
lanjut
Gabutz
kpn update?
Gabutz
kapan double/triple updatenya thor 😀
Gabutz
lanjut thor
Gabutz
lanjutttt thor
Gabutz
lanjutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!