NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aktris Papan Atas

Pukul 18.23

Leo telah berpakaian rapi lengkap dengan jas. Dia duduk di sofa ruang tamu, dengan sabar mengamati Bianca mengoles obat salep pada beberapa luka di wajahnya. “Kau benar-benar tidak mau mengatakan apa yang terjadi sampai wajahmu babak belur?”

“Kalau kau benar-benar ingin tahu, aku harus memberitahumu.” Itu adalah respon Leo.

Bianca penasaran tapi dia lebih mencemaskan entah apa yang terjadi pada Gavin. “Kau berkelahi dengan Gavin?” tebak Bianca, nada bicaranya hati-hati.

“Dia memukulku duluan.” Sebelum Bianca sempat meragukannya, Leo menyela, “kau pasti tidak percaya aku bilang Gavin memukulku tapi itu adalah apa yang terjadi. Dia menghina dan memperlakukanmu seperti barang buangan, aku marah dan menghajarnya.”

Setidaknya itu menjelaskan mengapa lukanya cukup buruk. Namun, sesuai kata Leo. Bianca tidak percaya Gavin adalah tipe pria yang akan memukul duluan. Bianca mengenal Gavin lima tahun lamanya, dia yakin Gavin terlalu tak acuh untuk mau masuk ke sebuah perkelahian.

“Kenapa kau tidak pernah memberitahuku kalau perusahaan itu milik keluargamu? Kau bahkan merahasiakannya dariku kalau cafe yang aku kira milik keluargaku ternyata milikmu.”

“Aku hanya ingin membantumu. Memangnya penting semua itu milik siapa?” Leo tidak begitu mengerti, Bianca membuatnya terdengar seperti masalah besar.

“Tetap saja, seharusnya kau beritahu aku.”

“Memang kalau aku beritahu, kau bisa menerimanya sebaik kau tidak tahu kalau semua itu milikku?” Perdebatan kecil itu dimenangkan oleh Leo. Dia benar kalau Bianca akan menolak semuanya andai tahu semua itu miliknya. Ini masalah harga diri.

“Aku tidak melakukannya untuk merendahkanmu, Bian.” Leo seolah mengerti apa yang Bianca pikirkan. Dia mengelus pelan pucuk kepalanya, menjelaskan, “karena aku bisa dan aku ingin kau bahagia. Aku sudah hampir gila mencintaimu tanpa tahu kapan kau akan mencintaiku juga, jadi jangan salah memahami niat baikku, oke?”

“Baik, kau benar. Sudah seharusnya aku berterima kasih.” Bianca memilih mengalah. Pertanyaan berikutnya, “apa lagi yang kau rahasiakan yang aku tidak tahu?”

“Aku tidak pernah merahasiakan apa pun,” klaim Leo. “Kau hanya terlalu bersemangat untuk Gavin dan tidak pernah bertanya.”

“Baik, tapi aku bertanya sekarang. Apa lagi yang adalah milikmu yang aku tidak tahu?”

“Kamu.”

“Huh?” Bianca mengernyitkan dahi, tidak mengerti.

“Kau adalah milikku tapi kau masih belum menyadarinya.”

Bianca tidak dalam mood untuk rayuan, dia dengan ketus membalas, “aku serius. Kau bilang tidak merahasiakannya dari aku, jadi kau bisa beritahu aku sekarang.”

“Aku tidak mau pamer dan lagipula semua yang aku lakukan juga sudah lewat. Tidak ada alasan untuk membahasnya.”

“Aku hanya ingin tahu.” Bianca mulai memaksa, tapi Leo enggan mengalah.

Leo bertanya, “kau sudah jatuh hati padaku meski hanya sedikit?” Bianca bahkan tidak berpikir dan langsung menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Kalau begitu, tidak akan aku beritahu.”

“Kenapa?”

“Karena kau belum mencintaiku.”

“Itu—“ Leo menyela dengan mencubit pelan hidung Bianca. “Aku harus pergi. Aku sangat ingin memperkenalkanmu pada nenek Via tapi sekarang bukan waktu yang tepat.”

Bianca mengembungkan pipi tanpa mengatakan apa pun. Dia sudah tahu lebih awal Leo akan pergi dari Ricky, maka dari itu dia berani meminta Gavin untuk datang tapi sial sekali, pesannya masih centang satu sampai detik terakhir dia melihatnya.

“Aku pergi,” kata Leo sebelum pergi meninggalkan rumah. Ricky menghadapnya setelah dia menutup pintu.

“Ada yang harus saya lakukan, Tuan?” tanya pria itu sembari menunduk hormat.

“Aku ingin memintamu menjaga Bianca tapi ada hal yang lebih penting.” Leo mendengus jengkel, pada akhirnya dia hanya bisa memutuskan satu pilihan.

….

Pukul tujuh tepat di saat mobil merah Leo berhenti di perkarangan rumah Viona. Perempuan itu baru saja keluar dari pintu depan, dia tersenyum puas berpikir ancamannya berhasil karena bahkan Leo sendiri datang menjemputnya.

Itu yang Viona pikirkan sampai sang penyetir keluar dari dalam mobil. Senyuman Viona lenyap, dia melihat bukan Leo yang datang tapi asisten pribadinya, Ricky. “Nona Viona, tuan Leo sudah menunggu di tempat pertemuan.”

Berita itu membuat dahi Viona berkerut kesal, dia mengumpat, “keparat itu ….” Padahal Viona berniat membuat sekenario di mana mereka akan pergi berdua dan tampak seperti pasangan harmonis tapi Leo malah meninggalkannya.

Leo tidak bodoh apalagi lugu. Siapa juga yang mau menampakkan diri seolah mengatakan dirinya takut pada ancaman? Leo tersenyum membayangkan ekpresi kesal Viona.

Bila tujuan Viona adalah untuk membuat mereka terlihat seperti keluarga harmonis, maka Leo pun memiliki tujuannya sendiri.

Di dalam ruang makan, Leo duduk bersama dua wanita tua di atas meja persegi panjang bewarna kuning keemasan yang telah dipenuhi berbagai jenis makanan.

Eva— nenek dari Viona dan Via—nenek dari Leo. Mereka sudah berteman baik semenjak baru lahir ke dunia, karena itu mereka selalu berbagi pemikiran dan seolah tak terpisahkan.

Singkat kata, Eva menyayangi Viona karena dia cucu satu-satunya sementara Via menyayangi Viona karena mereka memiliki nama yang mirip dan baginya, Viona adalah perempuan yang baik dan manis.

“Mengapa kau tidak datang bersama Viona, Leo?” Via menjadi orang yang pertama berbicara.

Leo tersenyum menanggapi, “aku tidak mau dekat dengannya karena dia gila dan aku sudah punya perempuan yang ingin aku nikahi. Statusnya masih istri teman baikku tapi mereka akan segera bercerai.”

Andai Leo punya nyali untuk blak-blakkan mengatakan semua itu. Dia melakukannya di dalam hati karena takut Eva akan sesak nafas dan berakhir pingsan, lebih buruk, tidak bangun lagi. Jadi jawaban yang Leo berikan adalah, “Viona menolak datang denganku.”

“Hubungan kalian tidak baik?” Raut wajah Eva lirih.

“Sangat buruk,” jawab Leo, berusaha terdengar sebaik mungkin agar tidak menyakiti perasaan Eva. “Tidak. Kami tidak pernah berhubungan—“ sebelum Leo sempat menyelesaikan kebohongan, suara tapak heels yang tak asing menyelanya.

Sesuai dugaan, Viona muncul dengan penampilan khas putri bangsawan dan senyuman semanis anak kecil yang polos tanpa mengenal apa itu dosa. “Maafkan aku karena terlambat, Nenek!” Dia memeluk Eva dan Via secara bergantian sekaligus mengecup pipi mereka. Dia bersikap selayaknya cucu yang sangat baik hatinya dan itu menjijikan di mata Leo.

“Leo,” panggil Viona sebelum duduk di sampingnya. “Terima kasih karena sudah mengirimkan kado. Padahal ini hanya makan malam, kau terlalu baik aku sampai binggung yang mana yang harus aku kenakan.”

Kebohongan menjijikan itu membuat mata Leo berkedut kesal. Dia sangat ahli berakting, bahkan Eva dan Via percaya begitu saja. Mereka tersenyum malu-malu, mengejek, “Haa, Leo. Kau sengaja ingin mengejutkan kami? Kau baru saja berkata hubungan kalian buruk tapi sepertinya tidak begitu.”

Leo siap menyangkal tapi Viona malah memasang ekpresi terkejut luar biasa ketika menatapnya. “Yaampun, Leo. Apa yang terjadi padamu?” Dia menyentuh wajah Leo dengan hati-hati dan ekpresi wajahnya berubah cemas. “Jangan bilang karena wanita itu lagi?” PEREMPUAN GILA ITU MENANGIS, benak Leo menjerit, dia sukses dikejutkan oleh akting Viona yang melebihi aktris papan atas.

“Apa maksudmu wanita itu, Viona?” tanya Via penasaran. “Leo berkata wajahnya seperti itu karena mencoba memisahkan kucing yang berkelahi.”

“Sungguhkah begitu, Leo?” Viona terisak, ekpresi wajahnya menjadi sedikit lebih lega. “Syukurlah kalau bukan karena perempuan itu lagi. Tolong berhenti membuat aku cemas.” Dia berlagak mengelap air mata yang membasahi pipi.

“Siapa wanita yang sedang kau bahas, Vio?” Gantian Eva bertanya.

“Itu—” diam-diam Viona melirik Leo. Dia menyunggingkan senyuman di mana hanya Leo bisa melihatnya karena sebagian wajahnya ditutup oleh kepalan tangan.

Tatapan menantang itu mengharapkan Leo untuk menyangkal, sial Leo tidak bisa. Dia tidak bisa menyinggung Bianca sekarang bila tidak ingin membuat kehebohan, juga Leo tidak mau menyebut ‘wanita itu’ bukan siapa-siapa karena Bianca adalah segalanya baginya.

Karenanya, Viona melanjutkan, “ada seorang perempuan seringkali menggangu Leo, Nenek. Padahal Leo hanya berbaik hati membantunya sekali, tapi dia malah menempeli Leo seperti parasit.”

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!