Psikopat Gila Jatuh Cinta

\=\=\=\=\=\=\=\= • Next Story • \=\=\=\=\=\=\=\=

Kepulangan Barra ke tanah air bukan tanpa alasan, urusan perusahaan ia serahkan pada Eddy yang memang selama ini Eddy adalah orang kepercayaannya.

Sementara membawa Wildan bersamanya ke tanah air itu merupakan rencana Barra dalam menghadapi saudara tirinya.

Wildan yang semula tidak mengerti dan mengetahui rencana Barra hanya mengira ia di bawa ke tanah air karena ia di butuhkan oleh Barra sebagai pengganti Eddy di perusahaan tetapi ia salah besar.

Barra malah memiliki rencana di luar agendanya sendiri setelah Barra mengungkapkan niatnya Wildan di buat tercengang olehnya.

"Maksud anda saya menyamar menjadi seorang siswa" tanya Wildan.

"Hmmm dan kau tahu tugas penting mu apa bukan Wil" sahut Barra.

"Oh astaga bad ideas tuan muda"

"Good ideas, lagian siapa yang berani pada pemilik sah sekolah dan Michael tidak mengenalimu" balas Barra.

Jet pribadi yang mengantarkan kepulangan Barra dan Wildan akhirnya landing di atap gedung perusahaan Bagaskara grup. Barra dan Wildan turun dari jet pribadi itu mereka langsung di sambut oleh sekretaris pribadi Barra bernama Citra.

"Selamat Sore tuan Barra selamat datang di tanah air kembali" ucap Citra ramah.

"Hmmm" ucap dingin dan datar dari Barra.

Citra sudah tiga tahun bekerja sebagai sekertaris Barra, Barra jarang sekali berkomunikasi dengannya yang sering berkomunikasi adalah Eddy.

Citra diam-diam menyukai Barra yang notabenenya lebih muda darinya karena sikap dingin paras yang tampan rupawan dan karena Barra adalah CEO perusahaan tempatnya bekerja.

Barra bukan tidak mengetahui hal itu tapi Barra tetaplah Barra ia akan bersikap dingin dan cuek pada setiap gadis yang ia temui tetapi berbeda dengan Arlleta.

Gadis incarannya itu memiliki nilai sendiri di matanya, sikapnya ke pada Arlleta lebih hangat dan penuh kasih sayang walaupun sedikit arogan dan posesif.

"Tuan -" ucap Citra tapi Barra langsung mengangkat tangannya seolah menyuruhnya diam.

"Jika kau ingin bicara mengenai apa yang terjadi di perusahaan kau bisa bicarakan pada Eddy" ucap Barra tanpa menatap Citra sedikitpun.

Wildan yang berdiri di samping Barra jelas mengenal siapa Citra, karena baik ia dan Eddy adalah orang kepercayaannya Barra jadi Wildan juga sudah pernah bertemu dengan Citra sebelumnya.

Wildan juga mengetahui jika Citra menaruh hati pada Barra. Wildan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Citra yang berusaha keras dalam mendekati Barra selama tiga tahun belakangan ini tapi hasilnya tetap sama.

"Kembalilah bekerja nona Citra" ucap Wildan

"Baik tuan Wildan" sahut Citra berjalan di belakang Wildan dan Barra.

Citra menatap punggung pria yang ia sukai itu dengan perasaan rumit. Entah bagaimana lagi ia harus mendapatkan perhatian dari CEO muda yang tampan rupawan itu.

Selama tiga tahun ini pun ia tidak pernah melihat Barra dekat ataupun berkencan dengan seorang wanita manapun.

'Apa tuan Barra itu menyukai sesama jenis' ucap Citra dalam hatinya.

\=\=\=\=\=\=\=\= • Markas Barra • \=\=\=\=\=\=\=\=

Suasana markas tampak lenggang pasalnya semua anggota most wanted Dirgantara High school belum pulang dari sekolah.

Tapi di dalam markas para maid yang Barra perintah setiap dua hari sekali membersihkan markas sedang sibuk menata makanan di atas meja makan.

Siang kali ini tampak istimewa dengan hidangan istimewa yang sudah Barra pesan untuk ketiga sahabatnya.

Brummm....Brummm...Brummmm....

Tiga motor sport beriringan masuk garasi markas yang seperti hunian mewah itu. Mereka baru saja pulang dari sekolah setelah dua hari di tinggalkan Barra dengan tugas menjaga Arlleta selama di sekolah.

Bastian orang yang paling pertama masuk kedalam hunian mewah yang sering mereka sebut markas itu langsung mencium aroma makanan yang mampu membuat perutnya begoyang.

"Gila aroma apaaan nih" ucap Bastian

"Hmmm wangi seafood" ucap Leonardo.

"Woi tungguin gue" teriak Gabriel yang di tinggalkan oleh kedua bujang di depannya.

Bastian dan Leon masuk ke dalam mencari sumber aroma wangi yang menggoda imannya itu.

"Kalian menyiapkan ini" Tanya Gabriel yang baru saja masuk ia langsung bertanya pada maid yang sedang bekerja menata makanan di meja makan.

"Benar tuan muda atas perintah tuan muda Barra" ucap salah satu dari mereka.

"Barra, apakah dia sudah pulang" ucap Leonardo

"Tuan muda baru saja landing setengah jam yang lalu tuan, mungkin sebentar lagi akan sampai kemari" sahut maid yang tadi menjawab Gabriel.

"Kok Barra nggak ngabarin gue sih" ucap Leonardo

"Ya udah sebaiknya Lo pada bersih-bersih habis itu kita kumpul disini sebelum Barra datang" ucap Gabriel di balas anggukan oleh keduanya.

10 menit berlalu mereka bertiga sudah tampak fresh dan bersemangat ingin menyantap makan siang yang menggugah selera itu.

Drap....Draap..Draaap...

Langkah kaki tegas dari sepatu mahal yang berbunyi nyaring itu menarik perhatian ketiga bujang yang sedang bermain ponsel di ruang tengah.

"Ayo mulai makan siangnya" ucap Barra

"Eh Lo udah datang kok gue nggak dengar motor Lo" ucap Gabriel

"Gue udah disini dari 15 menit yang lalu dan gue ada di ruang kerja gue" ucap Barra

Drap...Drap...Drap...

Langkah kaki seseorang yang baru menuruni anak tangga terdengar di indra mereka bertiga, dan mereka menoleh pada sumber suara itu.

"Siapa dia Bar" ucap Leonardo.

"Perkenalkan dia Wildan Dirgantara pemilik sah Dirgantara High school tempat Lo pada sekolah" ucap Barra memperkenalkan Wildan pada ketiga sahabatnya.

"What's " ucap Bastian

Mereka bertiga saling berjabatan tangan dengan Wildan ala laki-laki, Barra menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan mata elangnya.

"Lalu bagaimana tugas kalian" Tanya Barra

"Aman" jawab Bastian

"Baiklah kita mulai makan siangnya sekarang, setelah ini gue akan bicara pada kalian mengenai hal penting" ucap Barra.

Kelima pria tampan itu memulai makan siang mereka dengan hidangan yang menggugah selera jenis makanan seafood adalah makan yang jarang sekali mereka makan jika tidak ada acara khusus.

Tidak lupa susu strawberry yang selalu ada untuk Barra. Walaupun ia terlihat begitu bengis dan tidak memiliki hati Barra adalah orang yang paling menyukai susu Strawberry.

Sejak kecil Barra menyukai susu dengan varian strawberry dan itu berlanjut hingga ia dewasa.

Mereka berlima sangat menikmati makan siang kali ini. Tentunya Barra menyiapkan ini untuk sahabat-sahabatnya dengan niat ingin meminta bantuan ketiga sahabatnya untuk menjaga Arlleta dari incaran saudara tirinya Michael.

Entah apa niatan Michael yang pasti Barra harus waspada dan bersiap untuk kemungkinan terburuk. Selain Michael masih ada satu orang lagi yang membuat Barra harus waspada yaitu sosok ayah tirinya yang tidak lain adalah ayah dari Michael.

Bagaimanapun Barra harus mengumpulkan kekuatannya untuk mengatasi niat buruk saudara tirinya nanti terutama terhadap Arlleta.

...****************...

...****************...

...****************...