Hutang Cinta Liam & Elena

Hutang Cinta Liam & Elena

BAB 1 - Jadi Dewasa

Kelas terakhir Elena hari ini sebelum dia resmi lulus sebagai siswi menengah atas dan memulai kehidupan barunya sebagai wanita dewasa. Dia menguap bosan di kursi tempat dia biasa duduk, menatap pemandangan terakhir di kelasnya yang sudah akrab dengannya selama 3 tahun terakhir. Teman - temannya yang payah dan selalu meributkan hal konyol seperti pak Hedge yang sering berganti wig setiap hari untuk disebut guru trendy, padahal sebenarnya hanya ingin menutupi kebotakannya atau bergosip tentang guru biologi yang ketauan ber-cinta dengan guru olahraga di auditorium sekolah.

Elena duduk tegak, meregangkan sendi - sendi di tubuhnya, mengecek ponselnya dan tersenyum, "Sepertinya aku akan untung besar" senyumnya girang melihat deretan angka dan grafik berbentuk kurva di layar ponselnya.

Sekali lagi dia melihat beberapa temannya yang sedang berleha - leha atau mencemooh siswa yang tidak populer di kelasnya, beberapa ada yang tidur atau mengobrol. Mereka sama sepertinya, sebentar lagi akan menjadi orang dewasa, hal yang selalu dinantikannya. Karena itu artinya, mereka sudah bebas melakukan dan memutuskan apa yang mereka ingin lakukan sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang tua. Suara tapak sepatu bu Laura terdengar dari depan kelas mereka, guru yang menjadi idola banyak murid - murid di sekolahnya, "Akhirnya aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian kepa*rat kecil..." teriaknya yang segera disambut sorakan oleh seluruh penghuni kelas.

"Kalian akan menyesal setelah kalian tahu menjadi dewasa itu tidak mudah" kekehnya.

"Tidak mudah, tapi pasti menyenangkan. Kalau tidak mana mungkin ibu berpesta tiap hari" kata salah seorang siswi berambut keriting pirang dengan wajah dipenuhi bintik - bintik kemerahan.

"Jangan terlalu banyak berpesta sepertiku, kalau kalian tidak ingin melajang seumur hidup" pesan guru yang sudah menjadi wali kelas mereka selama 3 tahun terakhir,

Elena menatap bosan, dia ingin segera pulang kerumah dan mempersiapkan pendakian solonya sendiri untuk tiga hari kedepan.

Saat semua siswi antusias mengikuti acara dansa untuk perpisahan mereka, berpesta dengan wajah penuh makeup seperti burung hantu dengan gaun panjang menjuntai sama sekali bukan gayanya. Elena memilih pergi bersama Kyra untuk mendaki gunung bersama - sama. Mereka berencana untuk menghabiskan tiga hari di gunung sebelum mereka meninggalkan kota kecil tempat tinggal mereka selama ini untuk merantau ke ibukota.

Bel berbunyi menandakan sudah waktunya pulang, "Aghhhhh Akhirnya, kehidupan sekolah yang membosankan berakhir juga" gumamnya girang.

***

"Apa semua yang kau butuhkan sudah kau bawa?" tanya Nova kakaknya yang selalu saja mengomel.

"Jangan sampai kau tiba - tiba menelponku tengah malam untuk menjemputmu kalau kau ketakutan disana" cemoohnya.

"Kau kira disana ada sinyal untuk menelponmu. Aku tidak akan membuat masalah, kau tenang saja. Setelah ini aku akan pergi ke ibukota dan mencari pekerjaan disana, sekaligus kuliah"

"Yah baguslah, kau memang harus belajar hidup sendiri supaya kau tidak terus- terusan bersikap seperti anak kecil. Aku pergi dulu"

"Huh, apa kau menggantkan shift rekanmu lagi?" tanya Elena.

"Tidak, ini memang jadwal kerjaku. Tapi aku berangkat lebih cepat karena aku harus membantu operasi" Nova menjelaskan. -- "Oh baiklah, hati - hati dijalan" jawab Elena.

"Jangan lupa kunci pintunya, ayah dan ibu masih berada di toko. Jangan sampai kau lupa mengunci pintu dan membuat Mocha berkeliaran ke rumah nenek  Thalia. Aku akan membuangnya kalau sampai anjing itu membuat masalah dengan Piper peliharaan nenek Thalia" ancam Nova.

"Ooo-ke.... aku mengerti, aku paham kau tidak perlu mengulang - ulang ucapanmu. Cepat pergi sana, Mendengarmu mengoceh terus  hanya membuat kepalaku jadi semakin pusing. Kau benar - benar cerewet."

"Nanti kau akan berterima kasih karena aku selalu cerewet padamu bocah tengik." ucap Nova seraya berlalu sambil mengacak - acak rambut adik perempuan satu - satunya itu.

Elena bersenandung kecil dengan irama musik yang dia dengarkan melalui headphone miliknya. Dia terus saja menyanyi sampai dia tidak menyadari kehadiran Kyra yang sudah membawa perlengkapan mendaki miliknya.

"Kita hanya mendaki selama 3 hari, tapi kenapa barang bawaanmu banyak sekali. Kau pikir kita akan pergi berperang?"

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi disana, lebih baik kita mempersiapkan diri kan" ucap Kyra dengan penuh keyakinan.

"Oh ya...??" ---- "Biar kutebak, pasti ibumu yang memasukkan seluruh barang yang tidak penting ini?" tebakan Elena tidak salah, karena sedetik kemudian Kyra langsung menunduk malu.

"Kau tahu bagaimana ibuku?" keluhnya.

"Jadi terpaksa aku membawa semuanya yang dia minta, kalau begitu beritahu aku apa saja yang harus aku keluarkan dari sini?" tanya Kyra.

Elena melihat beberapa barang yang menurutnya tidak terlalu penting untuk dibawa, meskipun dia masih sangat muda. Elena dan kakaknya sering mendaki gunung bersama ketika Nova masih menjadi seorang pengangguran dan ini adalah kali pertama Kyra ikut mendaki dengannya.

"Tempat yang kita datangi tidak begitu jauh, dan cukup dekat dengan pos penjaga. Jadi kurasa segini sudah cukup untuk kau bawa" saran Elena.

"Yah.. Oke deh. Kau kan lebih ahli dariku soal ini"

****

Bus yang mereka tumpangi bergemuruh saat memasuki wilayah khusus para pendaki, jalanan tidak raya dan diluar jendela bus mereka bisa melihat pohon - pohon gersang dibawah langit biru yang cukup cerah. "Untunglah cuaca hari ini cukup bagus, kalau tidak mungkin kita harus membatalkan rencana kita" kata Elena.

Kyra menoleh, dan hanya mengangguk saja tanpa mengatakan apapun. hanya sekitar 10 menit kemudian mereka akhirnya tiba di pos penjaga pertama, di gunung ini terdapat 3 pos penjaga yang bertugas untuk memandu para pendaki agar tidak memasuki area terlarang. Karena beberapa area di pegunungan ini cukup sering dijumpai binatang buas yang masih berkeliaran, tidak lucu jika mereka berkemah ditempat yang salah. Sama saja dengan menyerahkan diri sendiri menjadi mangsa serigala hutan.

Area tempat Elena dan Kyra akan berkemah ini cukup lumayan karena sudah tersedia dapur dan kamar mandi umum, bahkan jika mereka berjalan sedikit ke bawah, mereka akan menjumpai toko kecil yang menjual banyak kebutuhan para pendaki. Ini karena memang lokasinya masih cukup dekat dari titik pertama, jika mereka naik lagi ke atas mereka benar - benar merasakan hidup di alam liar.

Elena sebetulnya berencana untuk mendirikan kemah di titik yang dekat dengan pos penjaga ketiga, tapi karena ini adalah pengalaman pertama bagi Kyra dia tidak ingin merusaknya, jadilah mereka berkemah ditempat yang lebih cocok disebut glamping site.

"Hai kalian berdua saja?" seorang gadis seusia mereka dengan pakaian berwarna pink menyala serta rambut kecoklatan menyapa mereka.

Kyra dan Elena saling menoleh,"Apa kau mengenal kami?" tanya Elena waspada. Dia sudah terbiasa untuk waspada  jika tiba ada orang asing yang mendekatinya tanpa sebab. -- "Ingat kau harus waspada kalau ada orang yang mendekatimu tiba - tiba" bisik Elena pada Kyra. "He-em" jawab Kyra polos.

"Bukan, Eum kami juga sedang berkemah disana, kalau kalian tidak keberatan kalian bisa bergabung dengan kami nanti malam. Kebetulan kami kekurangan orang, rencananya kami akan melakukan jelajah malam. Orang yang seharusnya datang tiba - tiba saja mengundurkan diri, kalau kalian mau, kalian bisa bergabung dengan kami. Tenang saja ini gratis kok" kata gadis itu.

Mendengar kata  gratis, bola mata Elena membeliak. "Baiklah... kalau gratis sih aku mau. Memangnya kalian mau jelajah ke area mana?" tanya Elena.

"Tidak terlalu jauh dari sini, hanya sebentar saja setelah itu kita bisa kembali. Kami juga sudah membayar pemandu untuk menuntun kita supaya tidak tersesat, nanti kita juga akan melihat matahari terbit di tempat terbaik meskipun kita tidak naik sampai ke puncak" gadis itu menjelaskan lagi.

Kyra serta merta menyikut lengan Elena, "Bukannya tadi kau bilang kalau kita harus waspada?" tanyanya.

"Ini gratis, jadi tidak masalah. Kau tahu tarif pemandu disini cukup mahal. Bukankah kau ingin melihat matahari terbit?"

"Iya juga sih" --- " Tapi yakin nih, semuanya akan baik - baik saja?" tanya Kyra ragu.

"Tenang saja, aku membawa suar untuk berjaga - jaga"

Elena memandang gadis bernama Betty itu, "Jam berapa kita berkumpul?" tanyanya.

"Kita akan berkumpul jam 12 malam nanti, titik kumpulnya didepan pos pertama. Kami tunggu kalian disana ya" lata Betty ramah.

"Ooke.. bye bye"

****

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

salam kenal 🙏❤️

2024-05-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!