Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Menjodohkannya Lagi?
Pak Nasrul menatap wajah David dari kaca spion yang berada di dalam mobil. "Pembantu baru, maksudnya Nona Embun anaknya Bu Jihan, Tuan?" Tanyanya memastikan.
"Anaknya Bu Jihan?" Ulang David.
Pak Nasrul menganggukkan kepalanya. "Iya, Tuan. Setahu saya hanya ada satu pembantu baru di rumah Tuan dan dia adalah anaknya Bu Jihan." Jawab Pak Nasrul.
"Kenapa anak Bu Jihan bekerja di rumah saya. Memangnya Bu Jihan kemana?"
"Anaknya Bu Jihan menggantikan pekerjaan Bu Jihan sebagai pembantu karena Bu Jihan masih sakit, Tuan. Kondisi Bu Jihan yang semakin lemah membuat Bu Jihan gak bisa bekerja lagi hingga putrinya yang mengambil alih pekerjaannya." Jawab Pak Nasrul sesuai informasi yang ia ketahui dari ketua pelayan.
David tak lagi memberikan tanggapan. Karena tidak terlalu peduli dengan lingkungan di sekitarnya, ia sampai tidak menyadari jika Bu Jihan yang biasanya mengambil pakaian kotor di kamarnya sudah cukup lama tidak bekerja lagi di rumahnya karena sakit.
Melihat diamnya David membuat Pak Nasrul ikut diam tak lagi mengeluarkan suara. Di dalam hati ia bertanya-tanya kenapa seorang David yang biasanya tidak peduli dengan siapa saja yang berada di sekitarnya kini peduli dengan sosok Embun.
"Apa Tuan David tertarik pada Embun?" Pak Nasrul menduga-duga dalam hati. Kemudian menggelengkan kepalanya mengusir segala praduga yang berputar di kepalanya saat ini.
**
**
Karena hari itu adalah hari pertamanya bekerja di rumah majikan ibunya, Embun berniat mengambil libur kuliah. Ia merasa segan jika hanya bekerja setengah hari di hari pertama masuk bekerja.
Ketua pelayan yang melihat Embun masih sibuk menyetrika pakaian di dalam ruangan laundry pun menghampiri Embun.
"Embun, kenapa masih di sini? Bukannya jadwal bekerjamu sudah habis dan sekarang sudah saatnya kau berangkat kuliah." Tanya ketua pelayan.
"Emh, hari ini Embun ambil libur kuliah aja, Bi." Jawab Embun seraya tersenyum.
Kepala pelayan menggelengkan kepalanya. "Gak bisa gitu, Embun. Saya sudah membuatkan jadwal bekerja untukmu agar kuliahmu tidak terganggu. Jika kau tetap bolos kuliah karena bekerja di sini, saya bisa dimarahi Nyonya karena dipikir tidak menjalankan tugas dengan baik dalam mengantur jadwal bekerja para bawahan saya!" Ucap ketua pelayan tegas.
"Maaf, Bi..." Embun merasa tidak enak. Niat hati ingin bekerja seharian full karena rasa tidak enak pada Mom Meisya, Embun justru jadi merasa tidak enak pada ketua pelayan karena tidak mengikuti jadwal yang sudah diberikan ketua pelayan.
"Sekarang tinggalkan pekerjaanmu. Bersiaplah untuk pergi kuliah. Kau sudah bawa baju ganti dan perlengkapan kuliahmu 'kan?"
Embun menganggukkan kepalanya kemudian menuruti perintah ketua pelayan untuk segera bersiap-siap pergi ke kampus.
"Ternyata Ibu benar, di sini bukan hanya majikannya saja yang baik. Tapi para pekerjanya juga." Gumam Embun sambil mengganti pakaiannya di dalam kamar pembantu yang kini ditempati dirinya. Setelah selesai berganti pakaian, Embun bergegas keluar dari dalam rumah menuju parkiran motornya berada untuk pergi ke kampus.
Mom Meisya dan Dad David yang sedang berada di balkon lantai dua dan melihat Embun hendak pergi kuliah pun saling pandang satu sama lain.
"Daddy, bukannya kita sudah berjanji pada David tidak mau lagi menjodohkan David?" Tanya Mom Meisya merasa sedikit ragu dengan saran yang diberikan suaminya beberapa jam lalu.
"Bukan menjodohkan. Kita hanya mendekatkan mereka. Kalau cocok lanjut, kalau tidak, tetap dipaksa untuk lanjut." Jawab Dad Raka di akhirnya senyuman smirk di sudut bibirnya.
***