Setiap manusia punya jalan kisah cinta sendiri, dimana ia tidak dapat memilih dengan siapa dan dimana Allah menyuratkan episode perjalanan kita.
Begitupula yang Aliza alami, ia tidak pernah menyangka jika sosok yang diam-diam ia kagumi teryata menaruh hati yang sama bahkan berniat menikahinya. Gus Asfhan Syarfiq Al Ghazali, putra Kyai Nya, yang menarik hati Aliza.
Tetapi, teryata sang maha cinta memiliki takdir lain dimana Aliza harus kehilangan Asfhan, namun tanpa di sangka Asfhan meninggalkan pesan kepada Alfhan untuk menikahi Aliza.
namun perjalanan mereka tak semulus yang di bayangkan di mana berbagai lika liku mengguncang hubungan Meraka.
hingga kedatangan pak Rahmad yang membuka semua rahasia dan merubah kebahagiaan mereka, bersama fitnah tentang kematian Sang pengasuh Ponpes Abu Abbas, hingga membuat Alfhan membenci Aliza.
Namun, di balik semua luka, sebuah kata masih terpatri di hati Aliza, bahwa dia tetap mengakui Alfhan sebagai suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anafitrotun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUJU
Suara gemuruh talbiyah terdengar mengalun di area ka'bah dimana ribuan jama'ah tengah berdesak-desakan berebut mencium Hajar Aswad, termasuk Asfhan yang berdesak-desakan.
"Asfhan," Panggil Alfhan saat pegangan tangannya terlepas dari Asfhan.
"Asfhan di sini bang," Asfhan kembali meraih tangan Alfhan lalu membantunya berjalan menuju Hajar Aswad.
"Ya Allah,"
Teriak Alfhan dan entah mengapa tiba-tiba seseorang mendorongnya hingga ia terjatuh tepat di depan Hajar Aswad.
"Masyaallah,"
Alfhan merangkak lalu mengapai hajar Aswad di depannya.
Air mata mengalir membasahi mata Alfhan, segala bayangan kelamnya seakan berputar membuatnya merasa begitu kotor dan kecil.
"Ya allah saya nggak hafal doanya..., Saya mohon ampun kepadamu ya Rabb..,"
Isak Alfhan mencium Hajar Aswad di depannya bersama bulir air mata yang luruh dari matanya.
...****************...
Setelah selesai tahalul. Alfhan dan Asfhan segera menuju hotel untuk beristirahat.
"Selesai kan Fhan?,"
Tanya Alfhan saat baru saja memasuki kamar hotelnya lalu merebahkan tubuhnya diatas springbed.
"Trus kita nggak ada kaya wisata dulu gitu ke madinah apa kemana gitu," tanya Alfhan melihat Asfhan.
"Besok, ke madinah habis itu kita lihat-lihat situs islam,"
"Lo ikut kan Fhan?"
Alfhan melihat Asfhan yang tersenyum.
"Insya Allah bang, habis ini anterin Gua ke Jabal Rahmah,"
Alfhan memicingkan matanya saat mendengar perkataan Asfhan.
"Mau nulis jodoh lo Fhan," Tanya Alfhan menganti pakaian Ihramnya dengan jubah putih.lalu merapikan rambutnya yang anti Badai.
"Hmm, Aliza,"
"Ha?!, Siap tu baru denger Gue,"
Asfhan tertawa pelan merapikan kemeja putihnya dan sarung batik kaku yang ia gunakan.
"Dia calon istri lo bang,"
"Gila lo,"
Alfhan menimpuk wajah Asfhan dengan Bantal lalu merapikan rambutnya.
"Ya barang kali besok dia jadi jodoh lo,"
Asfhan tersenyum mengenakan sorban pemberian Aliza lalu berjalan kluar dari pintu hotel.
"Tunggu woy,"
Teriak Alfhan mengikuti langkah Asfhan kluar dari kamarnya.
...****************...
Suasana Jabal Rahmah terlihat ramai oleh para jama'ah yang menuliskan nama mereka di tugu sebagian dari mereka juga berdoa memohon di satukan dengan seseorang yang mereka inginkan, hal yang sudah menjadi tradisi jama'ah dari berbagai negara.
"Ini tempat apa Fhan, kenapa mereka pada coret-coret batu," tanya Alfhan heran saat melihat beberapa orang yang tengah menulis di bebatuan tanpa menyadari Asfhan yang meringis pelan memegang dadanya.
"Ini jabal Rahmah Bang, tempat pertemuan Siti Hawa sama nabi Adam setelah mereka terpisah selama 200 tahun,"
Jelas Asfhan mengabaikan rasa sakitnya lalu berjalan menuju tugu jabal rahma, meninggalkan Alfhan yang mengangguk paham.
"Ya Allah, Saya pasrahkan Aliza kepada mu, saya titipkan dia...,saya yakin ini yang terbaik,"
Asfhan mengusap wajahnya seraya mengucap aaminn pelan. Tangan Asfhan bergerak pelan lalu mulai memuliskan sebuah nama di tugu depannya, mengabaikan rasa sakit yang menyerangnya
"Argh.., Sstt, ya Allah," erang Asfhan saat rasa sakit semakin menghujam dadanya membuat ia menyandarkan kepalanya di bebatuan depannya, dan perlahan kesadaran Asfhan mulai menghilang.
"Asf__,"
Panggil Alfhan terpotong saat netranya melihat Asfhan yang mulai perlahan tersungkur.
Alfhan segera menghampiri Asfhan lalu meraih tubuhnya meletakkan kepala Asfhan di pangkuannnya
"ASFHAN..., LO KENAPA, WOY FHAN, "
Teriak Alfhan mengguncang tubuh Asfhan yang mulai melemah lalu netra Alfhan menangkap tulisan Asfhan di tugu depannya.
Aliza&Alfhan, Biidznillah,"
Alfhan hanya terdiam membaca tulisan Asfhan guncangan rasa cemas dan kesal benar-benar menghampirinya ia tidak menyaka jika keadaan seperti ini akan menimpa dirinya dan Asfhan.
Alfhan masih terdiam menggenggam tangan Asfhan sebelum akhirnya beberapa orang polisi yang berjaga membawa Asfhan menuju Rumah Sakit terdekat.
...****************...
"Saudara Asfhan mengalami Infrak mikroad akut yaitu penyempitan pembuluh darah di area jantu, jadi dia membutuhkan pemeriksaan medis khusus,"
Alfhan melihat nanar Asfhan yang terbaring lemah di depannya, beberapa kabel terlihat terpasang di tubuh Asfhan, dan peryataan dokter tadi terus terngiang di kepalanya. Alfhan tidak menyangka jika Asfhan harus mengidap sakit sedemikan berat.
"Bang,"
Panggil Asfhan saat kesadarannya baru saja kembali, matanya mengernyit saat bau obat-obatan menusuk hidungnya, membuat Asfhan paham tengah ada di mana.
"Gua di sini Fhan,"
Sahut Alfhan mendekati Asfhan.
Matanya menatap iba Asfhan yang terbaring lemah.
Asfhan hanya tersenyum tangannya yang lemah menyentuh tangan Alfhan lalu membaca raut muka Alfhan yang mengkhawatirkannya.
"Gua nggak apa-apa bang,"
"Tangan lo dingin Fhan,"
Ucap Alfhan saat merasakan tangan Asfhan yang begitu dingin. Asfhan hanya tersenyum memejamkan matanya lalu melihat Alfhan dalam.
"Gua titip Aliza, Gantiin Gua buat jaga dia, pernikahan ini jangan di batalin, jadi Gua minta lo buat jaga dia Bang,"
Ucap Asfhan serak, membiarkan caira bening luruh dari netranya, karna Asfhan paham bahwa ini adalah titik terakhir perjalanannya.
"Lo nggak usah GILA!, Lo yang bakal nikahin Aliza Fhan bukan Gua, LO BAKAL HIDUP!,"
Ucap Alfhan tajam, matanya memerah menahan tangis dan kesal karena ucapan adiknya.
Asfhan hanya menggeleng pelan seraya tersenyum.
"Nggak, waktu Gua udah habis, Gua titip Aliza ya Bang, dia amanah buat lo,"
Nafas Asfhan mulai tersenggal matanya mulai terpejam saat rasa dingin dan ringan mulai menghujam tubuhnya.
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah,"
Ucap Asfhan sebelum akhirnya matanya terpejam erat meninggalkan Alfhan yang berteriak memanggil dokter yang langsung memeriksa Asfhan. Menekan dad Asfhan dengan alat pacu jantung, namun, ketetapan Allah tidak bisa di lawan.
"inalillahi wainailaihi rojiun, syarfiq Asfhan Al Ghazali, 15 syaban 1444 H/25 Februari 2024, pukul 16.30,"
Seketika tangis Alfhan pecah mendengar ucapan Dokter, dan tepat saat itu seorang perawat memanggil nya untuk menemui Kyai Azzam yang baru saja sampai setelah ia mengabari ke adaan Asfhan.
Setelah Alfhan mengabari apa yang terjadi Kyai Azzam dan terbang menuju jedah dengan menyewa pesawat pribadi milik salah satu kenalannya.
"Nak bagaimana As__"
Ucap Kyai Azzam terpotong saat Alfhan langsung memeluknya.
"Asfhan udah pergi Abah ninggalin kita semua,"
Bisik Alfhan pelan yang di ikuti Isak pelannya dan bulir air mata Kyai Azam yang begitu menyayat
...****************...
semangat terus nulisnya kakak😁/Smile/
bisa gak si it adi pa haji di karungin dulu
semangat nulisnya kakak☺