Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Udah lama?" Tanya Mawar yang tiba-tiba keluar dan melihat ke arah Angga dan Rani.
"Baru sebentar aja tapi kayak udah setahun."
Mawar hanya tersenyum. Ia sangat tahu, pasti Rani mulai mendekati Angga dengan berbagai cara.
Tapi, Rani salah orang kali ini. Angga bukan tipe laki-laki seperti itu. Darah keluarga Hartawan mengalir di dalam tubuh nya. Keluarga Hartawan adalah keluarga yang sangat menjunjung tinggi kesetiaan.
Sifat itu menurun pada Angga. Setiap keturunan Hartawan hanya mencintai satu wanita saja dalam sejarah hidup nya.
Maka dari itu, saat tahu dulu ia di jodohkan dengan Mawar, Angga langsung menganggap Mawar adalah jodoh nya. Mawar adalah dunia nya. Mawar adalah segala-galanya. Dan Mawar adalah jodoh sehidup mati nya.
"Aku telpon kok nggak di angkat?"
"Ponsel ku rusak." Ucap Mawar sambil menunjukkan ponsel nya yang setengah retak.
"Oke. Kalau gitu kita beli ponsel dulu."
"Buat apa?"
"Ya buat kamu lah. Kamu akan jadi istriku. Jadi, barang-barang milik mu biar aku yang membelikan. Kamu, cukup duduk manis."
"Tapi, aku jadi Matre dong."
"Aku suka cewek matre." Ucap Angga tersenyum.
Mereka menaiki mobil mewah milik Angga yang merupakan hadiah ulang tahun dari kakek nya dulu. Mata Nyonya Kantil dan Maharani sampai melotot melihat nya.
"Kenapa tu mereka, lihat nya sampai kayak gitu?"Tanya Angga heran saat melihat dua manusia beracun menatap kepergian mereka.
"Biasa, mereka itu lagi cosplay jadi bintang film horor, Suzanni."
"Oh,, pantes". Ucap Angga mempercayai ucapan Mawar yang asal.
Mobil melaju membelah jalanan ibu kota. Angga membawa mobil itu seperti seorang profesional. Mawar tidak menyangka, di balik penampilan nya yang girli, Angga ternyata macho juga saat sedang serius membawa mobil.
"Kenapa? Kok liatin aku gitu?" Tanya Angga.
"Siapa yang liatin kamu. Aku lagi lihat-lihat pemandangan yang ada di luar." Ucap Mawar malu karena sudah ketahuan curi pandang.
"Jujur aja kenapa sih. Kamu itu ya, suka sekali berbohong."
"Mana ada, aku nggak suka bohong."
"Yaudah, terserah kamu deh."
Angga akhirnya diam. Dia tidak mau membuat mood Mawar hilang hanya karena pertengkaran. Sepengertian itu seorang Angga terhadap nya.
Tidak seperti Reno dulu yang begitu egois ingin selalu di manja dan di mengerti oleh Mawar. Tidak ada penolakan dalam kamus Reno. Mawar harus selalu menuruti keinginan nya.
Dan setiap kali Mawar marah, maka Mawar juga yang ujung-ujungnya harus meminta maaf duluan. Belum lagi setiap mereka jalan dan makan diluar, maka Mawar yang akan membayar.
Bahkan untuk segala hal tentang pernikahan mereka, kebanyakan menggunakan uang Mawar. Maka dari itu, Mawar sangat kesal jika Rani dengan enak nya memakai semua hal yang telah di beli oleh Mawar termasuk seserahan.
*****
Setelah tiba di sebuah pusat perbelanjaan, mereka berdua turun. Angga berjalan di depan dan Mawar di belakang. Mawar melangkahkan kaki nya dengan cepat agar bisa mendahului Angga.
"Tunggu dulu kenapa sih. Jalan nya cepat amat." Ucap Mawar kesal.
Angga berbalik dan tersenyum. Sebenarnya ia sengaja, ingin melihat seperti apa Mawar. Apakah akan tetap mendiamkan nya, atau mencoba berbaikan.
"Yaudah, kamu jalan di depan. Biar aku yang ikutin kamu dari belakang." Ucap Angga mengalah.
"Tapi, aku nggak tahu di mana toko nya."
"Toko Ponsel Mewah." Ucap Angga santai.
"Apa? Kenapa di situ?"
"Memang nya kenapa? Kan mau beli ponsel buat kamu."
"Iya, tapi ponsel yang ada di sana nggak kaleng-kaleng. Ponsel sultan semua. Aku minder."
"Hey, Mawar. Dengar kan aku ya. Kamu sebentar lagi akan menjadi istriku. Apapun yang kamu pakai harus di atas rata-rata. Cukup diam. Dan ikuti saja. Jadi lah cewek matre yang elegan."
Mawar melongo. Hampir saja ences nya tumpah. Apalagi nih si Angga. Masak iya Mawar di suruh menjadi cewek matre yang elegan.
Setelah itu, mereka pun langsung menuju ke sana. Mawar hanya diam dan menerima apapun yang di belikan oleh Angga. Ia pasrah kali ini. Pasrah tapi hati nya senang sekali.
Siapa sih yang nggak senang di belikan ponsel sultan. Mawar tidak sanggup membayangkan jika Maharani dan Nyonya Kantil sampai tahu.
"Baik sekali kakak nya mau belikan handphone mahal untuk adik nya. Hmm, mbak, kulit nya cantik sekali sih. Pakai skincare apa?" Ucap salah satu pegawai wanita yang ada di sana.
Seketika wajah Mawar berubah. Angga tahu perubahan wajah itu. Karena Mawar sama sekali tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang menjabat sebagai pegawai yang ada di sana.
" Apa saya tampak seperti seorang perempuan?" Angga mengeluarkan suara macho nya.
"Eh, maaf. Saya tidak bermaksud."
"Kamu itu di sini jualan. Ya tugasnya jualan, jangan suka komentari urusan pribadi orang. Banyak hal yang tidak kamu tahu, jadi mending diam saja."
Mawar lagi-lagi di buat malu. Apaan sih Angga. Memang nya si cewek itu jualan di pasar apa. Orang kaya kok ngomong nya kayak gitu. Nggak ada elit-elit nya.
" Saya minta maaf Bang."
" Saya mau ganti yang lain. Mana ni owner nya. "Ucap Angga sengaja mengeraskan suara nya.
" Maaf, ada yang bisa di bantu kakak cantik?"Ucap Seorang pria yang ada di depan Angga.
Nah loh, Kakak cantik? Dan Mawar, rasa-rasa nya mau pingsan saja.
*****
Drama mencari ponsel membuat mood Mawar bertambah tidak karuan. Ia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Bagaimana nanti jika mereka sudah menikah. Apa ia harus selalu mendengar orang-orang memanggil suami nya dengan kata cantik?
Angga menghubungi Asisten pribadi nya. Ia menyuruh sang Asisten untuk membelikan ponsel yang paling mahal keluaran terbaru untuk Mawar.
Angga juga menyuruh asisten nya untuk membelikan sepakat skincare yang biasa nya Angga pakai. Dan juga sepaket alat-alat kecantikan untuk Mawar.
"Mawar, aku minta maaf."
"Nggak kok. Kamu nggak salah. Yang salah itu mata orang-orang yang rabun karena nggak bisa membedakan mana laki-laki dan mana perempuan."
Angga diam. Ia tidak mau lagi banyak bicara. Ia tahu, Mawar pasti kecewa. Akan tetapi, susah bagi nya untuk meninggalkan ini semua.
Angga sangat menikmati nya. Butuh waktu untuk membuat Angga kembali ke setelan pabrik. Dan itu, butuh usaha yang keras.. Hanya Mawar yang bisa.