Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Nyaman
Setelah membuat janji antar pria. Damian akhirnya benar-benar mengantongi restu dari kakak kedua Celine. Meski begitu, dia masih harus menghadapi 3 pria lainnya di keluarga Celine, yakni Ayah, kakak tertuanya dan juga adik Celine.
Damian keluar dari ruangan rahasia Jack. Dia masih memandang takjub setiap sudut ruangan masion itu. Celine menunggu dengan gelisah di luar pintu ruang kerja Jack. Namun, Damian dan Jack malah muncul dari pintu lain.
Jack menunjuk Celine dengan dagunya. Damian tersenyum melihat jika Celine ternyata peduli padanya. Celine masih belum menyadari kedatangan Damian dan kakaknya.
"Apa yang kau lakukan di depan pintu, Celine?" tanya Jack sembari tersenyum. Celine benar-benar terkejut karena Damian dan kakaknya berdiri di belakangnya sambil tersenyum padanya.
"A_aku hanya ingin mengingatkan kakak. Ini sudah malam, Dia harus istirahat karena besok aku dan dia harus kembali ke L.A, Kak."
"Bukan dia yang mengemudikan pesawat, kan? Lalu kenapa kau cemas dia tidak tidur malam ini? Atau jangan-jangan kau menunggunya untuk tidur dengannya lagi?" tanya Jack dengan tatapan menyelidik.
Celine tak menjawab dan pergi meninggalkan kakaknya dan Damian begitu saja, wajah Celine memerah. Dia tak berani menghadapi pertanyaan kakaknya yang begitu kritis.
"Aku baru pertama kali melihat dia seperti itu. Selamat, kau sudah berhasil menyentuh hatinya, tapi setelah ini jangan harap hidup yang kau jalani akan seindah yang kau bayangkan. Karena adikku jika sudah merasa dekat dengan seseorang, dia justru akan bersikap menyebalkan," kata Jack. Dia lantas berlalu meninggalkan Damian yang masih mencerna ucapannya.
Damian hanya tersenyum tipis. Dia akan menghadapi bagaimana pun sikap menyebalkan Celine nantinya. Damian lantas menyusul Celine. Dia membuka pintu kamar Celine yang tidak terkunci.
Di dalam kamarnya, Celine baru saja melepas jubah tidurnya. Dia hanya memakai baju tidur tipis berbahan sutra dengan tali spaghetti. Damian menelan ludahnya kasar. Sesuatu di bawah sana langsung menggeliat.
"Kenapa kau masuk ke kamarku?" tanya Celine ketus.
"Ayolah, Baby. Bukankah tadi kau mencariku untuk menemani kau tidur?"
"Cih, percaya diri sekali," gerutu Celine. Namun, gadis itu juga tidak mengusir Damian. Damian melepas dua kancing atas kemejanya dan menggulung lengan kemejanya. Celine masuk ke walk in kloset dan mengambil 1 setel piyama milik ayahnya yang tentunya masih baru. Celine membawanya keluar dari sana dan menyerahkannya pada Damian.
"Mandilah, aku sudah siapkan air hangat dan pakailah piyama ini. Ini piyama daddy yang masih baru dan belum terpakai."
Damian menerima piyama itu dan tersenyum. Dia melewati Celine sembari mengecup puncak kepala gadis itu. Celine tidak marah ataupun protes dan Damian sangat menyukai perubahan Celine itu.
Damian masuk ke kamar mandi. Sedang Celine naik ke atas ranjang. Gadis itu tampak termenung. Hatinya sedang bergejolak. Sejak awal dia tidak punya keinginan untuk dekat dengan laki-laki manapun karena memang Celine tidak mau menjalin hubungan rumit dengan pria. Namun, entah mengapa dengan Damian dia mudah luluh dan tersentuh. Apa memang dirinya kurang kuat membentengi hatinya.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Baby?" Damian merangkak naik ke ranjang dan ikut duduk bersandar di sebelah Celine. Celine menoleh dan menggeleng lemah.
"Tidak ada."
"Kau tidak mau berbagi denganku?" tanya Damian. Celine menoleh dan menatap Damian dalam. Damian tersenyum dan membingkai wajah Celine dengan kedua telapak tangannya.
"Kau bisa berbagi denganku mulai sekarang. Ceritakan apapun yang membuatmu merasa senang, sedih, marah. Ceritakan saja. Aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu."
"Jangan membuatku salah mengartikan sikapmu, Dam. Kita hanya ...."
"Sshh, Nikmati saja, Celine. Untuk saat ini aku tidak akan memaksamu menerimaku sebagai kekasihmu, tapi setidaknya beri aku kesempatan untuk menjadi sandaranmu. Aku akan melindungimu."
Celine terdiam. Dia menyandarkan kepalanya dibahu Damian. Celine tak tahu harus memberikan respon apa pada pria itu. Yang jelas semakin hari dia merasa semakin nyaman berada di dekat Damian.
...****************...