NovelToon NovelToon
Gairah Cinta Sang Presdir

Gairah Cinta Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Dikelilingi wanita cantik / Fantasi Urban-Percintaan Modern
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Sequel Belenggu Cinta Pria Bayaran.

Dikhianati sang kekasih dan melihat dengan mata kepalanya sendiri wanita yang dia cintai tengah bercinta dengan pria yang tak lain sahabatnya sendiri membuat Mikhail Abercio merasa gagal menjadi laki-laki. Sakit, dendam dan kekacauan dalam batinnya membuat pribadi Mikhail Abercio berubah 180 derajat bahkan sang Mama sudah angkat tangan.

Hingga, semua berubah ketika takdir mempertemukannya dengan gadis belia yang merupakan mahasiswi magang di kantornya. Valenzia Arthaneda, gadis cantik yang baru merasakan sakitnya menjadi dewasa tak punya pilihan lain ketika Mikhail menuntutnya ganti rugi hanya karena hal sepele.

"1 Miliar atau tidur denganku? Kau punya waktu dua hari untuk berpikir." -Mikhail Abercio

----

Hanya halu dan ini bukan novel religi✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 07 - Jalan Tuhan?

Kemarin mungkin dia selamat, tapi tidak hari ini. Kedatangan Ibra bagaikan malaikat yang datang dan menjadi pelindungnya. Sayangnya, ketenangan dalam diri Valenzia kembali terusik ketika matahari di hari kedua sudah menghangat di ufuk timur sana.

Semalaman dia tidak tidur, berpikir dan terus berpikir bagaimana cara dia bisa mendapatkan uang itu. Mau apapun usahanya, uang sebesar itu takkan bisa dia dapatkan dengan mudah.

Hendak kabur juga percuma, rekaman CCTV adalah senjata Mikhail dan di sana jelas memperlihatkan jika dirinya memang berniat merusak. Terlahir sebagai wanita yang diajarkan tanggung jawab, dia mengakui jika itu adalah kesalahannya.

Pakaian rapi seperti biasa, wajah tenang dan biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Valenzia tetap berusaha menunjukkan senyum manis dan wajah penuh keramahannya. Tanpa tahu, bahwa kepalanya kini tengah sekacau itu.

Drrt Drrt

"Ricko?"

Pagi-pagi begini adiknya kembali mengirimkan pesan singkat. Semula Valenzia berpikir yang dikatakan Ricko akan sama, tapi ternyata dugaannya salah besar.

Bukan kabar baik, melainkan lebih buruk dari yang ia duga. Sakit yang sejak kemarin menjadi keluhan, kini benar-benar tumbang. Valenzia bergetar kala mengetahui sang ayah masuk rumah sakit dan harus segera di operasi.

Drama kehidupan apa lagi ini, kepala Valenzia mendadak sakit luar biasa. Seperti yang pernah terjadi sebelumnya, hal semacam ini seakan menjadi tanggung jawabnya.

Mau sekeras apa dia berpikir, tetap saja jawaban alam seakan sama. Langkahnya yang semula hendak ke kiri, kini berbalik arah. Dia tidak punya pilihan, cara cepat hanya ini dan semua demi kebaikan ayahnya.

"Baiklah, sepertinya Tuhan hanya beri aku jalan yang begini!!"

Hendak menyalahkan takdir tidak mungkin, terlahir dari keluarga serba kekurangan harusnya memang Valenzia tidak memaksa keadaan untuk menuntut ilmu setinggi mungkin.

Di saat-saat begini, beberapa perkataan yang dulu merendahkan keinginannya kembali teringat jelas dalam pikiran Valenzia. Berapa banyak yang melarangnya kuliah, berapa banyak yang memintanya untuk menikah dengan salah satu pria kaya di desanya.

Dia yang memutuskan takdirnya untuk mencoba bertahan di ibu kota. Dengan tekat untuk menghilangkan stigma masyarakat bahwa wanita hanya kembali ke dapur dan tidak perlu pendidikan tinggi.

-

.

.

.

Mikhail tersenyum senang kala yang masuk adalah mangsa yang dia buru sejak kemarin. Dari raut wajahnya bisa dipastikan Mikhail menang atas segalanya.

"Bagaimana? Kamu sudah menentukan pilihan, Zia?" tanya Mikhail mengetukkan jemarinya di meja, tatapan tajamnya seakan hendak menguliti Valenzia hidup-hidup.

"Penawaran Anda, apa masih berlaku?" tanya Valenzia setelah menarik napas dalam-dalam, berat sekali rasanya hendak menuturkan kalimat itu.

"Hm, itupun kalau kamu mau ... kalau tidak, kembali seperti kesepakatan awal."

Pada nyatanya Mikhail akan melakukan segala macam cara, meskipun itu hanya ancaman. Pria itu beranjak dan besandar di sudut meja, keduanya menjadi lebih dekat dan Mikhail bisa memandangi wajah Zia sesukanya.

"500 jutanya, apa boleh saya minta sekarang?"

To the point, Mikhail suka gadis ini. Dia tersenyum miring namun belum melakukan apa yang Valenzia mau. Dia adalah pria dengan kecerdasan di atas rata-rata dan mana mau dia rugi.

"Yakin dengan keputusanmu?" Mikhail memasukkan tangannya ke saku celana.

"Yakin," jawab Valenzia mantap, tidak ada keraguan sama sekali. Keputusannya sudah bulat dan ini adalah cara cepat untuk menuntaskan semua masalahnya.

Hidup adalah perjuangan, dan di dalamnya tentu harus ada pengorbanan. Memang tak selamanya uang bisa memberi kebahagiaan, namun kenyataannya segala sesuatu harus dengan uang.

"Tunggu sebentar, ada satu hal yang harus kamu lakukan," ungkap Mikhail sebelum kemudian berlalu dan meraih selembar kertas di atas mejanya.

Dalam hati, Valenzia mulai menerka apa yang Mikhail hendak berikan padanya. Dan semua terjawab setelah beberapa detik kemudian, Mikhail menyerahkan pulpen padanya.

"Tanda tangan di sini."

Memang benar-benar rumit berurusan dengannya, hanya hal semacam ini dan Valenzia harus tanda tangan di atas materai. Tanpa pikir panjang, Valenzia membubuhkan tanda tangannya tanpa membaca isi dari perjanjian yang Mikhail suguhkan.

"Kamu tidak baca dulu?" tanya Mikhail menatap heran Valenzia yang kini menyerahkan pulpen padanya.

"Tidak," jawabnya singkat kemudian menundukkan kepala.

Tak peduli isinya, paling-paling Mikhail memintanya menjaga privasi, pikir Zia sesingkat itu.

Yang Valenzia butuhkan hanya uang untuk saat ini, sementara dia menutup mata tentang apa yang akan terjadi setelahnya. Nyawa ayahnya lebih penting dan tak peduli apapun yang Valenzia inginkan adalah operasi sang ayah dapat dilakukan secepatnya, itu saja.

"Good girl, mana rekeningnya ... lebih cepat lebih baik 'kan?" Dia suka ketika seseorang cepat mengambil langkah.

Valenzia tak menjawab, dia segera memberikan rekening yang dibutuhkan. Mikhail mengangguk berkali kemudian mengeluarkan ponselnya, 500 juta bukanlah jumlah besar baginya.

"Selesai kewajibanku ... jangan lupa kewajiban kamu," tutur Mikhail menepuk pundak Valenzia, wanita termahal yang pernah dia bayar selama 28 tahun menjalani hidup.

Jika ditanya kenapa Mikhail rela, tentu saja demi kesenangan semata. Jika Valenzia tidak membuatnya merasa terusik, mungkin pria itu bahkan tidak akan melihat Valenzia sedikitpun.

"Sekarang?" tanya Valenzia sedikit ragu, sebelumnya dia bahkan tidak bergetar ketika mengambil keputusan. Dan kini, sentuhan Mikhail membuat bulu kuduknya meremang.

Mikhail menggeleng, meski hassrat untuk menguasai Valenzia begitu besar, bukan berarti dia akan melampiaskannya saat ini juga.

"Keluarlah ... nanti malam persiapkan diri," ujarnya kemudian kembali duduk di kursi kekuasaannya.

Valenzia memejamkan mata, ini adalah pilihannya. Keluar dari ruangan Mikhail dengan perasaan bersalah, apa ini termasuk khianat? Bagaimana dengan Zidan jika mengetahui dia melakukan hal semacam ini.

Takdir menuntunnya berlari pada Mikhail, meski Zidan sudah menemani sejak dua tahun terakhir. Akan tetapi, mengadu pada Zidan juga percuma karena nantinya yang dia berikan mungkin hanya sebatas doa.

"Maaf, Zidan ... aku tidak sebaik yang kamu pikirkan."

Janji setia yang dia ungkap beberapa waktu lalu, dia ingkari karena keadaan memaksanya. Menerima pria lain bahkan dirinya menyerahkan diri pada pria lain yang dia pahami secara norma ini sudah jelas-jelas salah.

Dengan langkah gontainya dia melangkah, kemudian mengirimkan pesan singkat Ricko. Dengan memberikan separuh dari jumlah uang yang Valenzia terima, rasanya akan cukup untuk membuat ayahnya baik-baik saja.

-Lakukan yang terbaik buat ayah, beberapa hari lagi mungkin kakak bisa pulang- Send

Ayah adalah segalanya dalam diri Valenzia, pengorbanan sang ayah begitu besar padanya. Meski kemungkinan pahlawannnya itu akan baik-baik saja seperti semula akan kecil, dia tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tidak menggunakan kesempatan yang ada.

Tbc

Up lagi sore ya, Beb🤗

Sementara Mikhail up, mampir ke karya temen author ya bestie❣️

1
Halimah
Mikhail gitu lhoooo
Halimah
abis nangis...dibikin ketawa
Halimah
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Halimah
Aku mewek😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
km hrs bangkit Zidan....Zia skrg udah bahagia jd km jg hrs bahagia
Halimah
kepo aja ini supir🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
good job zia
Halimah
kurang ajar si Edgard
Bocil
ya kan zia gak ada gantinya ya bang
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
sukuriiiin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!