Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23_Rindu Sekali
Kalau ada typo komen di part ya biar bisa diperbaiki, mumpung cerita masih on Going karena kalau sudah TAMAT mana bakalan lama untuk perbaikan nya.
🥕🥕🥕
Hari ini adalah hari dimana Bara akan pergi ke Singapura dengan Max, untuk sementara perusahaan akan di handle oleh papa Brian.
"Papa dengar kamu kerja di lantainya Bara?" tanya papa Brian saat papa dan menantu itu ada di mobil menuju ke kantor.
Sedangkan Bara sudah berangkat pagi-pagi buta tadi, bahkan saat Maura belum bangun sehingga dia belum berpamitan.
"Iya pa." jawab Maura.
"Anak itu memang, kenapa gak di umumin aja sih pernikahan kalian!" seru papa Bara yang gemas karena anak mantu nya itu harus bersembunyi sembunyi dari banyak orang padahal hubungan mereka hubungan yang halal dan sah.
"Belum waktu nya pa, Maura juga ingin semua orang bersikap biasa saja sama aku pa." ucap Maura yang belum siap dengan pusat perhatian.
"Ya sudah tapi papa harap kalian berdua juga memikirkan masa depan kalian, tidak mungkin seperti ini terus." ujar papa Brian.
"Iya pa."
Tak lama mobil yang mereka tumpangi sudah berada di parkiran VIP tempat para petinggi memarkirkan mobil mereka, jarang sekali papa Brian atau Bara langsung turun ke sana karena biasanya akan turun di lobi sekalian mengecek kondisi kantor.
"Selamat pagi pak Brian, Maura." sapa Bella saat papa Brian dan Maura sampai di lantai tersebut.
"Pagi Bella, segera laporkan untuk berkas-berkas nya ya karena Bara kemarin bilang kalau dia ada meeting dan saya gantikan." ucap papa Brian dan di angguki oleh Bella.
"Baik pak."
Sedangkan Maura mulai mengerjakan pekerjaan nya, selama dia di lantai presdir dia sama sekali tidak pernah bertemu dengan rekan rekan kerjanya yang ada di lantai bawah, hanya Bu indah yang sesekali ke lantai tersebut untuk membersihkan tempat itu padahal di sana ada Maura juga namun Bara sangat membatasi untuk Maura melakukan pekerjaan berat.
Seperti sekarang Bu indah yang di tugaskan oleh Bara kemarin untuk membantu Maura bersih bersih.
"Ra ibu lihat kok kamu tambah berisi ya, apa lagi di dada kamu." ucap bu indah yang begitu sungkan mengatakannya namun beliau sangat penasaran.
Maura yang dulu sangat kurus dadanya namun sekarang lebih terlihat berisi apa lagi dengan baju yang mulai terlihat ketat.
"Eng.... Pikiran ibu aja kali, mungkin karena aku ganti ukuran bra bu soalnya yang kemarin kemarin tuh terlalu ketat bikin sakit." ucap Maura mencari alasan.
"Oalah kirain, kalau bisa jangan ketat ketat bikin sakit loh nanti." jawab bu indah dan di angguki oleh Maura.
Maura sendiri juga merasakan kalau dada nya semakin besar, mungkin karena sang suami yang tidak pernah absen untuk menjamah dadanya, membayangkan sang suami membuat Maura malu sendiri.
"Kamu kenapa Ra?" tanya bu indah membuat Maura tersentak.
"Eh enggak kok bu."
Setelah itu mereka pun melanjutkan mengerjakan tugas mereka hingga bu indah pamit karena pekerjaan di lantai presdir selesai meninggalkan Maura sendiri lagi.
"Ya sendiri lagi." lirihnya dengan lesu, bosan sekali Maura karena sendirian di sana.
DRETT DRETT
Telepon nya berdering menandakan ada telepon masuk, dia segera mengangkat nya saat melihat di layar terpampang jelas nama sang suami.
^^^Maura: [Halo mas.]^^^
Bara: [Sedang apa?]
^^^Maura: [Gak sedang apa-apa cuma duduk aja di samping mbak Bella.]^^^
Bara: [Bianca sudah datang?]
^^^Maura: [Belum, kamu udah sampai di sana?]^^^
Maura begitu rindu sekali dengan sang suami padahal baru di tinggal belum juga satu hari, entah suaminya rindu atau tidak dengannya, yang pasti Maura begitu rindu sekali.
Bara: [Sudah, nanti Bianca datang bawa makan siang jangan lupa dimakan.]
^^^Maura: [Iya mas.]^^^
Bara: [Ya sudah saya tutup.]
^^^Maura: [Yah kok di tu...]^^^
belum selesai Maura berbicara namun telepon tersebut sudah di tutup saja membuat Maura memanyunkan bibir nya perasaan dia kesal, sedih jadi satu.
.
.
Bersambung.....