Isabelle Madelein, seorang model yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 27 tahun mengalami kecelakaan saat akan pulang. Ia dinyatakan meninggal oleh kepolisian tidak lama setelah kejadian.
Tiba-tiba Isabelle terbangun dan merasakan tubuhnya sakit semua. Tapi yang mengejutkan adalah ia terbangun bukan ditubuhnya. Melainkan tubuh orang lain.
Seorang wanita cantik tapi lemah yang mempunyai dua orang anak. Ia bernama Adelle Josephine.
Adelle hidup tersisih dalam keluarga suaminya. Ia diperlakukan semena-mena bahkan suaminya sendiri tidak terlalu memperdulikannya.
Suami Adelle lebih memperhatikan Kakak Ipar dan anak-anaknya dari pada istri dan anak-anaknya sendiri.
Isabelle bertekad akan merubah jalan hidup Adelle dan kedua anaknya.
Ia juga akan mencari tau tentang kecelakaan yang menimpanya. Apa ada seseorang yang dengan sengaja ingin melenyapkannya.
Bisakah Isabelle menjalankan rencananya ?
Othor minta tolong support nya banyak-banyak ya teman-teman 🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Daddy Baru
"Kenapa harus Darrel yang meminta maaf ? Lalu Hugo tidak perlu minta maaf pada Darrel dan Eloise ? Mereka lebih dulu mengganggu anak-anak mu". Sengit Adelle menatap tajam Dimitri. Ia benar-benar tidak habis pikir, bukannya membela anaknya malah menyuruh meminta maaf pada si pengganggu.
"Adelle, Darrel bersalah karena melukai Hugo". Dimitri mulai kehilangan kesabaran. Ia yang baru pulang merasa lelah dan ingin beristirahat tapi di rumah ada keributan.
"Suruh Hugo meminta maaf lebih dulu pada Eloise dan Darrel. Lalu Darrel akan meminta maaf padanya". Seru Adelle.
"Adelle, buka matamu. Jelas-jelas Hugo adalah korban dari kenakalan Darrel. Masih tidak mau meminta maaf". Nyonya Marline semakin meninggikan suaranya.
"Kau juga berdosa padaku dan anak-anak ku. Tapi kau sampai sekarang tidak meminta maaf". Adelle menjawab tak kalah kencang nya.
"Adelle, rendahkan suaramu. Jangan membentak Mommy". Tegur Dimitri.
"Mommy.. Dimitri.. Sudahlah. Aku yang bersalah disini. Aku yang kurang memberi pengertian pada Hugo. Darrel, atas nama Hugo, Bibi meminta maaf padamu ya Sayang". Nichole berkata tersendat karena tangisannya.
Adelle heran, mudah sekali wanita ular ini menangis. Padahal jika dibelakang Dimitri dan Nyonya Marline ia berubah jadi wanita yang bermulut pedas.
"Sayang, ayo kita periksa luka mu ke Rumah Sakit. Ines, ayo kau ikut denganku". Nichole menggandeng Chloe dan Hugo diikuti Ines.
"Kakak ipar, biar aku mengantar mu". Kata Dimitri mengejutkan Adelle.
"Iya, Dimi. Kau harus mengantar Kakak ipar dan keponakan mu. Mommy juga akan ikut. Ini semua karena anak-anak Adelle sialan itu". Dukung Nyonya Marline.
"Jika kau berani mengantarnya, kita akan bercerai". Kata Adelle. Ucapan Adelle menghentikan langkah semua orang. Nichole tersenyum sangat tipis. Sebuah senyum kepuasan.
Bibi Selin memberi isyarat pada beberapa pelayan yang masih berada di sana untuk pergi. Ini adalah masalah keluarga, tidak pantas ditonton oleh pelayan.
Esme mengajak Eloise dan Darrel pergi. Tapi keduanya tidak mau. Mereka memeluk Mommy mereka dengan erat.
"Kalian pergilah dulu. Aku akan menyusul". Kata Dimitri. Dan Nyonya Marline mengangguk sambil menatap tajam Adelle.
Kini di ruangan itu hanya tersisa Dimitri, Adelle, Eloise dan Darrel.
"Kau selalu mengancam ku dengan perceraian, Adelle. Tidakkah kau berpikir bagaimana kehidupan mu setelah tidak menjadi istriku ?" Tanya Dimitri terlihat marah.
Eloise dan Darrel yang melihat Daddy mereka seperti itu menjadi takut. Dan mengeratkan pelukan mereka pada kaki Adelle.
"Kau terlalu percaya diri, Dimitri. Asal kau tau, aku akan hidup lebih bahagia jika bisa lepas dari bajingan seperti mu". Ucapan Adelle pelan sambil menutup telinga anak-anaknya. Meskipun tidak sepenuhnya berhasil.
Sebenarnya Adelle tidak mau jika Eloise dan Darrel mendengar pertengkaran orang tuanya. Tapi kedua anaknya tidak mau lepas darinya.
Jika Adelle yang dulu, sudah pasti akan menangis dan memohon maaf untuk Darrel. Ia benar-benar takut jika Dimitri membuangnya. Ia tidak tau bagaimana kelak kehidupan kedua anaknya jika keluarga Alain tidak mengakuinya.
Tapi Adelle yang sekarang tidak ada takut-takut nya. Ia malah menantang Dimitri dengan perceraian yang menjadi ketakutannya selama ini.
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan, Adelle ? Kau bahkan sudah lama tidak bekerja. Bagaimana caramu mendapatkan uang jika tidak dariku". Ucap Dimitri merendahkan Adelle.
"Aku bisa mencari pria kaya. Aku tidak takut berpisah darimu".
"Omong kosong. Sudahlah aku tidak mau mendengar ocehanmu lagi. Aku mau melihat keadaan Hugo. Ia terluka parah". Dimitri mencoba meredam emosinya. Ia tidak mau marah di depan anak-anaknya.
Dimitri berbalik dan meninggalkan mereka.
"Apa kau lebih mementingkan anak wanita lain daripada anak-anak mu ?" Adelle berkata dengan pelan. Ia benar-benar berusaha untuk tidak melupakan amarahnya meskipun ia sangat ingin.
"Adelle, jangan bersikap kekanak-kanakan. Aku mau melihat Hugo. Dia keponakan ku".
"Kau bahkan belum menyapa Eloise dan Darrel. Tapi malah terburu-buru ingin bersama anak orang lain".
"Adelle, sudah kukatakan aku ingin tau keadaan Hugo. Apa kau tidak mengerti. Eloise dan Darrel tidak terluka. Jadi jangan menyuruh ku memilih". Teriak Dimitri. Ia segera berlalu meninggalkanku Adelle dan anak-anaknya diiringi oleh tangisan Eloise dan Darrel.
'Kau berhasil, Dimitri. Kau berhasil menghancurkan hati anak-anak mu. Di depan mata mereka kau lebih memperdulikan orang lain. Padahal mereka menunggu kepulangan mu'. Gumam Adelle meneteskan air mata juga.
Adelle duduk dilantai. Memeluk anak-anaknya yang mungkin terluka oleh sikap Dimitri.
"Daddy benar-benar tidak mau kita Kak". Tangis Darrel.
"Iya Darrel. Mommy, mengapa Daddy lebih peduli pada Chloe dan Hugo bukan padaku dan Darrel". Tangis Eloise.
Eloise gadis kecilnya yang berhati lembut, kini terlihat semakin hancur. Kemarin-kemarin saat dirumah lama ialah yang memberi pengertian pada Darrel jika Dimitri sangat menyayangi mereka. Tapi kini, ia sendiri percaya kalau Dimitri tidak menyayangi nya dan juga adiknya.
Adelle tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa memeluk dan mengusap punggung anak-anak nya.
Setelah beberapa saat mereka menangis bersama. Adelle mulai menyeka air matanya. Kemudian menyeka air mata Eloise dan Darrel.
"Dengarkan Mommy. Kalau Daddy sudah tidak mau kita. Lebih baik kita benar-benar mencari Daddy baru. Kalian mau kan ? Tapi nanti kita harus pergi dari rumah ini". Kata Adelle.
Tidak disangka Eloise dan Darrel mengangguk setuju. Kemudian Adelle mengatakan akan mengajak keduanya bepergian jika libur sekolah.
"Sekarang kita tidur ya. Kalian pasti lelah". Adelle mengajak mereka tidur di kamarnya dan Dimitri. Biarkan saja Dimitri tidak dapat tempat. Ia muak dengan pria itu.
"Coba lihat, Daddy membelikan kalian mainan baru. Ambillah". Adelle menunjuk beberapa paperbag yang tergeletak di lantai.
Eloise dan Darrel menghampiri paperbag itu. Wajah mereka sumringah mendapatkan mainan baru yang pernah mereka lihat di ponsel Adelle.
"Tapi Mommy, apa benar ini untuk kami ?. Tadi aku melihat Bibi Nichole yang membawa nya". Kata Eloise memberitahu Adelle.
Betapa pun sedihnya seorang anak kecil jika melihat mainan atau benda yang mereka sukai pasti akan melupakan kesedihannya. Dan Adelle tidak mau mereka bersedih lagi.
"Tentu saja itu untuk kalian. Mommy sudah mengatakan pada Daddy untuk membelikan kalian mainan sebelum pulang. Mungkin saja tadi Bibi Nichole hanya membantu membawakan nya saja". Kata Adelle mengarang.
Ia tidak peduli entah ini mainan untuk anak-anaknya atau anak-anak Nichole, tapi yang jelas ia yakin bahwa ini dibeli dengan uang Dimitri.
"Ayo kita pergi ke kamar. Kita buka disana. Lihatlah Eloise, ini mainan rumah Barbie yang kau inginkan. Dan Darrel, ini robot yang bisa berubah menjadi mobil kan ?".
"Iya Mommy".
"Tapi aku masih marah pada Daddy. Apa boleh kita mengambil mainan yang dibelikan nya". Tanya Darrel dengan polosnya.
"Tidak apa jika kalian masih marah. Tapi jangan sampai rugi dengan mengabaikan hadiah". Kata Adelle tertawa.
Lalu mereka menaiki tangga dengan tertawa. Adelle senang melihat kedua nya yang melupakan kesedihannya.
Nanti dia akan membalas perbuatan orang-orang yang sudah membuat anaknya terluka. Tunggu saja.
Tap-tap like dan subscribe ya bestie🤩