SEQUEL LENTERA DON GABRIEL EMERSON
Meskipun menikah atas dasar perjodohan, Zeda Humaira Emerson dan Arsyad Ibrahim menjalani pernikahan dengan cinta yang tulus.
Arsyad adalah seorang pria yang sholeh, pintar, dermawan, pendiri sekolah TK gratis, dan tentu Arsyad juga sangat tampan, tidak ada alasan bagi Aira untuk menolak perjodohan itu.
Cintanya pada Arsyad tumbuh semakin besar saat Arsyad tak mempermasalahkan Aira yang tak kunjung hamil setelah 5 tahun pernikahan mereka berjalan.
Namun, Aira tertampar sebuah kenyataan pahit saat ia menemukan fakta, bahwa sang suami telah menikah lagi dengan salah satu guru TK-nya, bahkan istri kedua suaminya itu kini tengah mengandung.
Sementara Arsyad, ia sangat mencintai Aira lebih dari apapun, Aira adalah wanita muslimah yang begitu taat pada agama, orang tua, dan suami. Namun, ia terpaksa menduakan Aira karena sebuah alasan yang tak bisa ia tolak.
Apakah karena Aira yang tak kunjung hamil?
Atau ada alasan yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MC Zeda Humaira #5 - Maaf
Karena Arsyad pergi entah kemana, Aira yang memeriksa laporan restaurant dengan Fahmi. Dan Aira sangat senang saat Fahmi mengatakan omset restaurant dua kali lipat lebih banyak bulan ini.
"Aku benar-benar nggak nyangka, Ai. Semuanya tetap lancar dan stabil, padahal keuntungan dari restaurant ini justru sering masuk untuk menggaji guru TK, belum lagi kegiatan bulanan kalian yang akan menyumbang ke beberapa panti asuhan," tukas Fahmi.
"Rezeki itu pada hakikatnya milik Allah, dan rezeki Allah itu untuk semua hamba-Nya. Jadi, kalau kita berbagi, ya sebenarnya kita hanya memberikan hak mereka. Ingat, dalam rezeki kita, ada rezeki saudara kita di luar sana," jawab Aira sembari membaca laporan restaurant selama satu bulan ini.
"Ckck, sungguh bidadari yang luar biasa dirimu, Aira," puji Fahmi yang membuat Alira justru tertawa hambar.
"Aku harus berkata apa?" Tanya Alira yang membuat Fahmi bingung. "Maksudku, kalau orang bicara seperti itu sama aku, aku harus menjawab apa?" Tanyanya yang seketika membuat Fahmi tertawa.
"Ucapkan terima kasih," jawabnya.
"Apa artinya aku benar-benar merasa baik?" Tanya Aira yang membuat Fahmi semakin bingung.
"Aku rasa, aku tidak sebaik itu, aku hanya sedang berusaha," ucap Aira kemudian yang membuat Fahmi langsung terkekeh.
"Aku dengar, orang yang rendah hati, akan di tinggikan derajatnya sama Allah," tukas Fahmi.
"Aamiin, semoga kita semua menjadi orang yang rendah hati dan di angkat derajatnya oleh Allah."
"Yeah, berusaha menjadi orang yang rendah hati kemudian di angkat derajatnya oleh Allah itu lebih mudah dari pada berusaha menjadi orang yang berbesar hati karena terus di uji oleh Allah."
"Menjadi rendah hati atau berbesar hati, hadiahnya luar biasa. Surga dan cinta Allah."
...***...
Arsyad tertunduk lemas di kursinya setelah membaca surat yang ia terima Dokter, tangannya bahkan gemetar, matanya berkaca-kaca, ia tidak tahu haruskah ia bahagia atau tidak sekarang.
"Karena kandungan Bu Anggun masih berusia 3 minggu, jadi alangkah lebih baik jika Bu Anggun istirahat total. Kandungan Bu Anggun sangat lemah, karena itulah tadi dia pingsan," tukas Dokter. "Saya akan meresepkan vitamin untuk menguatkan kandungan Ibu, di minum dengan teratur, ya." lanjutnya.
"Baik, Dok," jawab Anggun dengan suara lirih, ia melirik Arsyad yang sejak tadi hanya menunduk dalam dan Anggun tidak bisa mengartikan ekspresi Arsyad saat ia di nyatakan hamil.
Setelah menerima resep dari Dokter, Anggun menarik Arsyad keluar dari ruangan Dokter.
"Kamu nggak senang akhirnya aku hamil, Mas?" tanya Anggun dengan suara yang gemetar, matanya sudah berkaca-kaca karena Arsyad tidak tampak bahagia.
"Aku dan Aira sudah punya anak," ucap Arsyad juga dengan suara yang bergetar, ia menatap Anggun, istri keduanya itu, dengan mata yang sendu. "Aku dan Aira sudah memiliki anak, seorang putri yang cantik dan sangat dekat dengan Aira, Anggun."
"Hanya anak adopsi, 'kan?" Anggun berkata dengan lirih. "Sekarang aku hamil, Mas. Aku akan melahirkan anak kandungmu," tukasnya namun Arsyad tetap tidak tampak bahagia, ia terlihat seperti orang yang tertekan.
"Mas...." Anggun mengguncang pundak Arsyad. "Kamu bahagia dengan kehamilanku, 'kan? Ini tujuan pernikahan kita,'kan?" Tanyanya dengan air mata yang mengalir begitu saja.
"Aku hanya tidak tahu bagaimana memberi tahu Aira tentang ini, Anggun. Aku tidak ingin menyakitinya," desis Arsyad yang membuat Anggun langsung terlihat marah juga cemburu.
"Aku tahu kamu mencintai dia dan hanya akan selalu mencintai dia, Mas. Tapi aku harap kamu tetap memegang tanggung jawabmu, sebagai suamiku, dan ayah dari anak kita." Anggun berkata penuh penekanan sebelum akhirnya ia bergegas pergi meninggalkan Arsyad yang masih diam mematung.
Arsyad menatap cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya, ia mengecup cincin itu dan seketika air matanya mengalir begitu saja, membasahi cincin pernikahan yang telah di sematkan oleh Aira lima tahun yang lalu.
"Maafkan aku, Sayang. Maaf, maaf...."
...TBC......