NovelToon NovelToon
One Night With Duda

One Night With Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4M
Nilai: 4.5
Nama Author: weni3

Berawal dari penghianatan sang sahabat yang ternyata adalah selingkuhan kekasihnya mengantarkan Andini pada malam kelam yang berujung penyesalan.
Andini harus merelakan dirinya bermalam dengan seorang pria yang ternyata adalah sahabat dari kakaknya yang merupakan seorang duda tampan.
"Loe harus nikahin adek gue Ray!"
"Gue akan tanggungjawab, tapi kalo adek loe bersedia!"
"Aku nggak mau!"




Ig: weni 0192

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Raihan melangkah menaiki tangga dengan Andini yang sudah melingkarkan kakinya di pinggul.

"Pegangan yang bener, nanti kamu jatuh!"

"Iya," Andini segera mengalungkan tangannya di leher Rai. Meletakkan wajahnya di pundak kanan Rai.

"Kakak jalannya lambat kayak keong!"

"Kamu yang berat!"

"Mana ada?"

Padahal Rai sengaja melangkah pelan untuk menjaga keselamatan, apa lagi sedang berjalan menaiki tangga. Bukan berarti karena keberatan mengangkat tubuh Andini, walaupun tidak bisa di kata kecil juga. Karena onderdilnya Raihan akui cukup mantap di pegang.

Sesampainya di kamar, Rai berhenti di pinggir ranjang untuk memudahkan Andin untuk turun dari tubuhnya.

"Makasih kak Rai," Andini segera masuk kekamar mandi untuk mencuci tangan bekas memegang ayam goreng tadi.

"Berasa ilang empuknya di punggung gue." Raihan membayangkan kedua gunung yang begitu hangat singgah di punggungnya tadi hingga si Joni sudah mulai semi-semi bangun. Mungkin lagi menggeliat manja, "sabar Jon, belum waktunya. Kita jinakin dulu baru bisa eksekusi lagi. Tapi apa di kata kalo loe bakal ngeduda lagi. Nasib loe Jon....jon"

Raihan merebahkan tubuhnya di ranjang, malam ini lancar jaya karena Andini yang juga tak kunjung keluar, berarti dia bisa mudah tidur duluan tanpa hambatan. Memejamkan agar bangun lebih awal.

Andini yang sudah selesai ritual skin care malam merangkak naik keranjang dengan perlahan tidak ingin mengganggu Raihan yang sudah tidur pulas. Menoleh kesamping setelah menarik selimut dan membaca doa.

"Kakak tampan, tapi sayang duda, berarti aku dapat bekasan. Tapi kalo seandainya nanti aku jadi janda apa ada yang mau ya sama aku yang juga udah bekasan walaupun baru di pakai perdana tapi apa iya masih rapet secara gue ingat banget punya kak Rai bikin sesak. Nggak manusiawi sich nich orang, tapi cukup melenak....UPS mikir apa sich gue!" Andin memejamkan mata, beberapa adegan kejadian malam itu terngiang tetapi ia coba untuk terus melupakan.

"Andai cinta, pasti indah dan aduhai. Bobo di peluk, di sayang-sayang, di manja-manja. Nggak kayak sekarang, ini semua gara-gara loe Tara! gue jadi tersesat sama om duda begini! untung masih muda kalo aki-aki nggak sudi gue!"

Andini menutupi seluruh tubuhnya hingga ke kepala, tidur aman dan nyaman dengan suami di sebelah yang sedikit menghangatkan ranjang. Walaupun tak bersentuhan tetapi suhu tubuh di satu selimut yang sama cukup berpengaruh di malam yang dingin dengan gemericik air hujan yang membasahi.

Semakin malam semakin deras, hingga dingin terus menusuk ke tulang. Tanpa mereka sadari keduanya saling mencari kehangatan, Andini dengan agresif sudah masuk ke pelukan Raihan dengan wajah yang sudah mengusel dada.

Begitupun dengan Rai yang dengan santainya memeluk dan menindih tubuh Andin bagai guling hidup yang membuat semakin nyenyak. Hingga pagi menjelang kini keduanya belum juga terjaga. Jam sudah menunjukkan pukul 6 dan suara ketukan dari simbok tak mengusik dua orang di balik selimut tebal.

"Nggak ada jawaban, ijek podo kelonan kali Yo....wes Ben lah. Nanti takut ganggu, musim hujan musime berkembang biak." Simbok kembali ke dapur sambil ketawa geli.

Andini mulai membuka mata, masih belum sadar dengan kondisi yang ada. Hangat dan terpaan hembusan angin mengenai pipinya, sedikit menyipit untuk menyesuaikan keadaan sampai benar-benar tersadar.

"Kak Rai!" Seru Andini memekakkan telinga yang mendengar.

Raihan membuka mata, langsung tertuju pada mata tajam dan bibir yang mengerucut minta di cipuuk.

"Kenapa sich pagi-pagi udah berisik? malu sama tetangga!"

"Emang kak Rai punya tetangga! Ini awas lepas!" Andini memberontak, tubuhya tak bisa bergerak karena Raihan menguasainya.

Raihan yang sadar segera beranjak duduk, dia pun cukup terkejut dengan posisinya yang begitu dekat dengan Andini.

"Modus aja!" sewot Andini.

"Kamu mungkin yang membuka akses, aku tidur cukup anteng dan tak merusuh."

"Jadi kakak pikir aku yang diem-diem meluk kakak?"

"Bisa jadi," jawab Raihan santai. Andini yang tak terima bertindak bar-bar memukul lengan Rai hingga membuat pria itu kewalahan.

"Sakit Andin, stop!"

"Nggak mau, aku nggak terima!" Andin terus bergerak hingga menindih tubuh Rai, pakaian tidur yang sexy dan jauh dari kata aman untuk Rai saat ini malah membuat Rai diam mengintip dua buah yang bergelantungan tanpa penyangga.

"Turun Andin!" perintahnya saat merasakan si Joni mulai gelisah.

"Nggak akan sebelum kakak minta maaf!"

"Oke...oke aku minta maaf, tapi apa salahnya sich kamu kan istri aku. Kecuali aku ngeloonin perempuan lain baru kamu boleh ngamuk!"

"Sekarang minggir, kamu sungguh meresahkan, di sentuh nggak mau tapi buat si Joni bangun setiap waktu!" Raihan mendorong pelan tubuh Andini hingga terduduk kembali ke ranjang. Melirik kepala si Joni yang mulai menyembul hingga membuatnya harus segera berlari ke kamar mandi.

Andini yang tak mengerti di buat bingung, apa lagi melihat Rai yang sudah melesat masuk ke kamar mandi.

"Joni? bangun? meresahkan? apanya yang meresahkan. Yang ada dia yang buat aku tak tenang." Andini kemudian melirik jam dinding yang sudah pukul setengah 7 pagi, matanya membulat hingga hampir loncat jika tak ada portal yang kuat.

"Mamaaaamm.......udah siang!" Dia loncat dari ranjang, menyambar handuk dan baju kantor serta seluruh kain yang mendukungnya. Berlari menuju kamar mandi yang berada di bawah dekat dapur.

"Eh mau kemana?"

"Mau mandi mbok! ngantri banget kak Rai mandinya katak cewek!"

"Tapi kenapa kesini, kamar mandinya kan kecil. Di kamar tamu kan ada!" cegah simbok takut Andini tak nyaman

"Nggak apa-apa mbok, biasa mandi di mck nggak gegayaan mbok!" Andin segera masuk dan menutupnya dengan kasar.

Simbok mengusap dada, cukup membuat refleksi jantung jika setiap hari berhadapan dengan Andini yang seperti ini.

"Owalah, bojone mas Rai unik!"

Rai keluar dari kamar mandi, melirik Andini yang tidak ada di sana. Sempat masuk ke ruang ganti tak kunjung mendapatkan istrinya.

"Kemana dia? apa di kamar sebelah..."

Rai segera memakai baju dan sepatu, tak lupa jas yang kini menunjang penampilannya sebagai CEO. Dengan status duda yang masih melekat. Begini sudah membuat wanita tergila-gila.

"Mbok, Andin mana?"

"Itu Andin den, baru keluar dari kamar mandi."

Raihan mengalihkan perhatiannya pada Andini yang sudah rapi dengan kemeja putih dan rok abu yang pas di body, berjalan mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk.

"Kenapa mandi disana?" tanya Rai heran.

"Kamar mandi yang ada di kamar dipakai yang punya, aku cukup tau diri agar tak mengganggu."

"Kamu bisa pakai kamar mandi di kamar tamu," Raihan tau kamar mandi di sana kecil dan tak nyaman. Tetapi Andini dengan santai mandi tanpa beban.

"Bisa di pikirkan, pindah di sana juga nggak apa-apa." Ucapnya sambil berjalan menuju kamar.

Raihan yang mendengar itu di buat geram, "nggak ada acara pisah kamar!" tegas Rai yang mendapat jawaban sebuah ejekan dari istrinya.

"Sabar den, maklum masih muda. Kalo udah cinta pasti luluh, tunggu aja Tuhan membolak-balikan hati kalian."

Raihan menarik nafas dalam kemudian duduk di kursi dan menyeruput kopi panas buatan simbok. "Makasih mbok..."

Setelah berias dan mematut depan cermin Andini segera turun dengan sepatu kerjanya yang menunjang penampilan. Ikut bergabung dengan Rai yang sedang sarapan.

"Ini bekalnya untuk makan siang," Simbok meletakkan tempat nasi di depan Andini.

"Makasih mbok, tempat nasinya bagus lagi. Pink...." Andini tersenyum melihatnya. "Lumayan ngirit nggak jajan mbok."

"Iya, dihabiskan ya. Itu simbok bawain ayamnya 3 potong sama sayur pesanan Andin semalam."

"Simbok baik banget, kayak mamah....makasih ya mbok! nanti kalo duit belanjanya habis minta aja sama majikannya yang beruang ini."

Andini segera meminum segelas susu dan beranjak dari sana.

"Ya udah aku berangkat, duluan kak Rai."

Andin segera melangkah tetapi dengan sigap Rai menarik lengannya hingga langkah itu terhenti.

"Begitu pamit sama suami?" tanyanya dengan tatapan dalam, simbok yang mengerti segera menepi tak ingin mengganggu acara kedua pasutri.

"Terus kakak mau model apa? begini?" Andini mengangkat tangannya seperti hormat. "Oke, kepada suami sementara hormat gerak!"

"ANDINI!"

1
Ridho Salju
mantap..👍sosor aja😄😄😄😄
Ridho Salju
😄😄 lucu sekali..,
Diny Julianti (Dy)
ha ha ha Andika kena getahny.... kocak asli
Diny Julianti (Dy)
🤣🤣🤣🤣Dika bner2 ye
Diny Julianti (Dy)
lucu parah nih cerita
Diny Julianti (Dy)
🤣🤣🤣
Diny Julianti (Dy)
asli ngakak sama Andika bisa2 ny pake bungkus wajik, perkosa adeny biar tek dung
Diny Julianti (Dy)
lucu bneran niy cerita sukaaa bgt
Diny Julianti (Dy)
ngakak minuman OB dksh Andin🤣🤣🤣🤣😉
Diny Julianti (Dy)
bneran lucu, Rai ny sabar udh dewasa
Diny Julianti (Dy)
🤣🤣🤣🤣
Diny Julianti (Dy)
ha ha ha lucu
Diny Julianti (Dy)
lucu
Mahyuni Suanti
Luar biasa
Mahyuni Suanti
ya ampunnnn gilak thorr😂😂🥰🥰❤️❤️🙏 ini mah seruuuu bangett aku bacanya thorr. trhiburrrr bangettt
mkasih bnyak thorr🫰
Mahyuni Suanti
sumpahhhh ngakak aku thor😂😂😂
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
Sri Utami
seru suka banget karakter ceweknya gak lebay
Hrawti
Luar biasa
Tama Ngenana
waduh senang banget jadi 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!