NovelToon NovelToon
Jodohku Di Tangan Kakek

Jodohku Di Tangan Kakek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mamah AllRey..

Aleta seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Gadis ini memiliki wajah yang cantik, dengan sepasang mata yang bening dan indah. Nasib mempertemukannya dengan seorang kakek yang sedang tertabrak mobil.

Karena sifat penolongnya, Aleta dibawa kakek ke kota Bandung dan dinikahkan dengan cucunya yang memiliki tabiat keras. Dengan kelembutan hatinya, pada akhirnya Aleta bisa meluluhkan hati suaminya.

Intrik-intrik yang muncul dalam pernikahannya, akhirnya menjadikan mereka untuk saling menguatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jemputan

"Kakak, kakak...., ada tiga mobil besar di halaman panti," seru Koko mengejutkan Aleta yang sedang membersihkan pondok belakang.

"Mobil apa Ko, ibu kemana?"

"Tadi ibu pamit berangkat ke pengajian di masjid desa kak,"

"Ya sudah, Kakak selesaikan dulu yang membersihkan pendopo, terus kakak cuci tangan dulu. Koko minta ditemani Iwan menemui tamu-tamu di depan sebentar berani tidak."

"Koko beraninya hanya melihat saja kak."

"Dilihat juga ga apa-apa Ko, kalau bisa diminta duduk ya."

"Ya kak," jawab Koko sambil berlari untuk memanggil Iwan.

Aleta segera menyelesaikan pekerjaan menyapu pendopo, dan setelah menyimpan sapu di pojok ruangan, kemudian cuci tangan di kran dapur. Aleta segera bergegas menuju rumah utama panti. Terlihat di halaman panti, berjejer satu mobil Alphard, satu Fortuner dan satu Rubicon. Aleta menuju teras depan, dan melihat ada sepuluh orang yang sedang berbicara dengan kakek Cokro.

"Kakek, ada tamu ya," tanya Aleta pada kakek Cokro.

"Iya nak Aleta, sini sebentar kakek kenalkan dengan cucu-cucu kakek."

Aleta menghampiri kakek Cokro yang sedang duduk di dipan kecil di pojok teras. Di depannya ada dua orang laki-laki yang sedang berdiri sambil merokok.

"Mohon maaf Bapak, di panti ini banyak anak-anak yang belum cukup umur. Bisa minta tolong mematikan rokoknya, tidak baik untuk perkembangan motorik anak."

Laki-laki yang tampan dan memiliki rahang tegas melirik pada Aleta sekilas, kemudian mematikan rokoknya.

"Mohon maaf kami tadi tidak bisa menahan, semalaman kami dalam perjalanan dari Bandung dan langsung menuju ke sini." kata laki-laki yang satu meminta maaf.

"Aleta..., mereka berdua ini cucu-cucu kakek."

Aleta tersenyum kemudian menangkupkan kedua tangannya memberi salam.

"Devan..., Rolland..., kenalkan ini nak Aleta yang telah menolong kakek. Dengan tubuh kecilnya, dia kuat memapah kakek ke panti ini." kata kakek Cokro memoerkenalkan Aleta pada cucu-cucunya.

Laki-laki yang dipanggil Rolland segera menyalami Aleta dan mengucapkan terima kasih. Sedangkan yang dipanggil Devan hanya mendengus dan tidak bergeming sedikitpun.

"Mereka siapa kakek.' tanya Aleta.

"Itu pengawal kakek nak" kakek Cokro menjelaskan.

Aleta manggut-manggut menganggukkan kepala.

"Kakek...,Aleta ke dapur dulu ya untuk menyiapkan minuman untuk tamu-tamu kakek." pamit Aleta.

"Iya nak, minta tolong disiapkan kopi ya nak untuk mereka. Kalau kakek cukup teh Nasgithel buatanmu saja."

"Baik kek, Aleta ke belakang dulu."

Aleta segera menjerang air di kompor untuk menyiapkan kopi, dan merebus kacang tanah dan pisang kepok untuk kudapan mereka.

Ada dua adik panti perempuan yang sedang mencuci piring, ikut membantu Aleta.

******

Setelah tiga puluh menit, Aleta memegang nampan berisi beberapa gelas kopi panas. Di belakangnya empat anak panti juga membantunya membawa Snack untuk teman kopi. Cucu kakek Cokro yang bernama Devan terlihat sedang membaringkan badannya di lincak, sedangkan yang bernama Rolland sedang ngobrol dengan kakeknya.

"Aku bantu ya dik," ucap Rolland sambil mengambil nampan yang dibawa Aleta, kemudian mengantarkan ke tempat pengawal-pengawal kakek Cokro.

"Saya kembali ke belakang ya kek."

"Duduklah disini dulu, ngobrol-ngobrol dengan cucu kakek." kakek Cokro menahan Aleta untuk tetap menemani mereka.

Akhirnya Aleta duduk di samping kakek Cokro.

"Mereka akan menjemput kakek ya." kata Aleta membuka pembicaraan.

"Iya nak, masak kakek disini terus. Kasihan Aleta dan Bu Rosna pekerjaannya bertambah karena harus ngurusi keperluan kakek."

"Ah tidak merepotkan kek, Aleta malah sangat senang kalau kakek ada di sini. Aleta merasa punya bapak yang selalu mendampingi Aleta," kata Aleta pelan.

"Biarpun kakek tidak disini nak, kita masih tetap akan berhubungan."

"Iya kek, tali silaturahmi jangan terputus biar umur kita selalu panjang, dan rejeki kita dilancarkan sama Tuhan."

"Aamiin," sahut Rolland.

Aleta menoleh ke arah sumber suara, kemudian tersenyum manis.

"Gila ini anak panti, matanya bening, senyumnya aww..we ga kuat di hati," Rolland membatin sendirian.

"Nanti kalau kakek sudah pulih dan kuat kembali, kami pasti akan mengunjungi kembali panti ini."

"Kita akan membawa kakek ke rumah sakit, tulang rusuknya harus dioperasi." lanjut Rolland menjelaskan.

"Padahal kakek ingin, kalau kakek sakit, nak Aleta yang akan merawat kakek." sahut kakek Cokro.

"Aleta akan sangat senang kalau bisa merawat kakek, tapi kalau kakek operasinya di sini. Kalau di Bandung ya ga bisa kek." kata Aleta.

"Tuch dengan lland, gimana apa kakek di sini saja operasinya."

"Tidak, peralatan kedokteran di rumah sakit daerah sini tidak lengkap. Kita sudah menyelidiki."

"Siang ini setelah mereka cukup istirahat kita akan melanjutkan perjalanan." tegas cucu kakek yang bernama Devan.

Mendengar suaranya yang keras, tegas dan berwibawa Aleta agak begidik ketakutan.

"Kamu ga tidur Devan, pelankan suaramu, kamu membuat nak Aleta ketakutan." tegur kakek Cokro pada Devan.

"Huh..," seperti tadi yang namanya Devan hanya mendengus.

Tiba-tiba ada sepeda motor memasuki halaman, dan terlihat Haris datang sambil membawa teman laki-lakinya. Aleta turun ke halaman menyambut Haris.

"Assalamualaikum Aleta...," Haris mengucapkan salam.

"Wa Alaikum salam, tumben kak Haris kesini jam segini."

"Iya Aleta, ini kak Haris mengantarkan polisi desa untuk menanyai mereka."

"Tadi ada laporan dari warga tetangga panti ke balai desa, karena curiga banyak orang asing datang kesini. Kami mengkhawatirkan keamanan penghuni panti."

Haris menjelaskan alasan kedatangannya, sedangkan polisi desa langsung mendatangi pengawal kakek Cokro dan berbincang dengan mereka.

"Mereka pengawal kakek Cokro kak, dan yang duduk di lincak teras itu dua cucu laki-laki kakek." kata Aleta.

"Ayuk menemui mereka, Aleta ke dapur dulu untuk menyiapkan minuman untuk pak polisi."

Harus dan Aleta melangkah beriringan menemui kakek Cokro.

*****

Menjelang dhuhur, Bu Rosna pulang dari pengajian di desa. Sebenarnya Bu Rosna sudah tahu kalau hari ini kakek Cokro akan dijemput keluarganya, karena beberapa hari lalu mereka pernah membicarakannya.

"Assalamualaikum Bu Rosna," Haris langsung berdiri dan menyalami Bu Rosna.

"Wa Alaikum salam nak Haris,"

"Bu Rosna, ini cucu-cucu saya yang kemaren sempat saya ceritakan pada Bu Rosna."

"Oh iya, kenalkan nak saya Bu Rosna penanggung jawab panti asuhan ini." Bu Rosna mengenalkan diri dan menyalami cucu-cucu pak Cokro.

Devan dan Rolland berdiri menyalami Bu Rosna, kemudian mereka duduk kembali.

"Aleta kemana nak Haris,"

"Baru ke belakang Bu, katanya membuat minum untuk Pak Babinsa."

"Ibu ke belakang dulu ya, Monggo dilanjutkan istirahatnya."

Bu Rosna meninggalkan mereka di teras, kemudian ke dapur mencari Aleta.

"Ibu sudah datang, maaf Bu, Aleta tidak lihat." sambut Aleta.

"Siapkan makan siang nak, mereka tamu jauh. Ibu yakin mereka lapar dan capek,"

"Iya Bu."

*****

Dibantu Bu Rosna dan adik-adik Aleta menyiapkan menu sederhana untuk menjamu tamu kakek Cokro. Menu sederhana tempe goreng, sayur lodeh, sambal tomat dan telur dadar disiapkan untuk makan siang.

Setelah Koko dan Iwan membantu menggelar tikar di ruang tengah, mereka segera menyajikan menu makan siang di hamparan tikar. Setelah semua siap, Bu Rosna mempersilakan mereka untuk makan siang seadanya.

"Pak Cokro..., nak Haris..., Aleta sudah masak dan menyajikan makan siang ala kadarnya di ruang tengah. Tolong tamunya diajak mencicipi ya."

"Iya Bu Rosna, terimakasih ya."

Kakek Cokro dan Haris kemudian memanggil para pengawal untuk makan siang di ruang tengah.

******

1
Fitri Zalfa
hilang respect dgn Aleta stelah tdi duluan nyosor ciuman ke Ferdy😌
Hasanah
ksian juga si renganis jdi istri yg tak di anggap.
Selamet Turipno
baguslah dinikahkan daripada terus berbuat maksiat
Selamet Turipno
cerita perempuan murahan rupanya pepeknya sdh gatal utk dikentot
Murti Yatni
maosok di kediaman Cokro ga ada CCTV Nya untuk mengawasi perilaku Rengganis
Murti Yatni
Karena harta Rengganis dan kakaknya menjadi penjahat kriminal dan tega dengan Devan .. jangan-jangan Devan bukan anak kandung Rengganis
Murti Yatni
nyesal kan Aleta kabur tanpa mendengar penjelasan suami dan kakeknya Devan
Murti Yatni
Aleta salah .. seberapa besar masalah jangan sampai meninggalkan rumah dan diumbar masalah rumah tangga ke pria lain .. itu akan membuka pintu dosa .. apalagi Ferdinand adalah cinta pertama Nya
Alfia Amira
kalo gk salah di awal2 bab Aleta masih di panti asuhan ,Rolland umurnya sdh 27 tahun
Alfia Amira
nikah siri pak , setau saya nikah siri itu kalau sdh 3bln hrs memperbarui nikah nya lagi , mau nikah agama atau tidak , setau saya lho yah , jadi ada jangka waktu , nikah siri kan diperlukan untuk jala darurat sebenernya , tpi kalo skrng malah buat menghalal kan maksiat
Alfia Amira
bawa apa Bu Lastri ?? martabak telur sama martabak manis yah 🤭🤭
Nurul Umilhuda
sangat bagus
Jeankoeh Tuuk
alur ceritanya bagusss
Jeankoeh Tuuk
lanjutttt
Jeankoeh Tuuk
kasian Aleta & Bu rosna
🏠⃟રuyzzᵍᵉⁿᵃᵖ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🤎㊍㊍
hahahaha
Jeankoeh Tuuk
semoga nasib aleta bahagia
Marc Lina Aczenk Lolo
hatinya Raditya......sakit...merana ..
lanjut Thor
tri susanti
lanjut thor semangat..... 💪💪💪
tri susanti
jadi senyum senyum sendiri bacanya .... lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!