Novel ini Terdapat dua cerita yang berbeda, sengaja Author gabung, karna cerita nya pendek.
1.Rumah Kos Terkutuk
Perjalanan Tono yang mencari kosan, untuk tempat tinggal nya, yang sengaja ia di pinggiran kota supaya dapat yang tarif nya murah.
namun apes nya, Tono malah di tipu oleh pakde yang ternyata jelmaan jin.
2.Pendakian Terakhir
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1 Rumah Kos Terkutuk
Sore menjelang magrib, kira-kira sekitar jam 17:30, Tono akhirnya menemukan alamat rumah yang di carinya.
Setelah hampir seharian mencari rumah kost yang sesuai dengan budget nya, dia tahu alamat rumah kost tersebut dari seseorang yang di temui nya di warung dekat kuburan kecil yang sudah tua dan nampak tak terawat.
Saking gak terawat nya, sehingga dari depan nampak seperti lahan kosong yang tidak di rawat oleh pemilik nya. Tumbuh-tumbuhan semak belukar menjulang tinggi, yang tinggi nya rata-rata satu meteran, bahkan ada yang tinggi nya hampir 5 meter
Karena tumbuhan semak tersebut menempel dan merambat pada inang nya, yaitu sebuah pohon beringin besar yang sangat rimbun daun nya, bahkan akar-akar gantung nya sampai menjuntai ke bawah bagaikan tirai rumbia, dan itu menunjukkan usia pohon beringin tersebut sudah sangat tua.
Warung yang sangat sederhana tersebut kira-kira jarak nya sekitar 30 meter dari kuburan tua. Tono pun tidak menyadari bahwa motor nya mogok di depan kuburan tua.
Dia mengira itu cuma lahan kosong yang sudah puluhan tahun tidak di rawat oleh pemilik nya, karena dari depan batu-batu nisan nya sudah tidak kelihatan akibat tertutup kumpulan ilalang yang sangat subur.
"Alhamdulillah ada warung" ucap Tono dengan lirih sambil menatap lega ke arah warung tersebut, setelah ia menuntun motor nya sekitar 20 meter dari lokasi di mana motor nya mogok mendadak.
"Misi Pakde, tolong bikinkan teh panas Pakde" perintah Tono dengan nada semangat, begitu ia masuk ke kusen pintu warung tersebut yang terbuat dari bambu usang tanpa pintu.
Tanpa bicara, beliau segera melaksanakan perintah Tono, langsung membalikan badan nya dan menghampiri teko usang yang ada di depan nya dengan langkah-langkah kecil. Seperti nya beliau mungkin terkena sakit reumatik atau mungkin asam urat.
"Maaf Nak, gulanya habis. Teh tawar mau gak Nak?" ucap Pakde yang masih membelakangi Tono dengan suara berat dan agak lirih, ia mencoba menawarkan pilihan lain kepada nya.
"Ya sudah gak apa-apa Pakde, yang penting tenggorokan ku ini gak kering" jawab nya dengan nada halus dengan di sertai sedikit senyum.
Sedangkan Pakde masih membelakangi Tono, meracik teh untuk pembeli satu-satunya, yang nanti nya akan di jahili nya. Karena sesungguhnya Pakde tersebut jelmaan dari jin yang usil.
"Ini nak, teh nya" suara bernada berat
Tepat di belakang punggung nya sedikit mengagetkan Tono yang sedari tadi menunggu di buatkan teh.
Dia merubah posisi duduk nya membelakangi meja warung yang sederhana yang terbuat dari papan kayu yang sudah nampak usang, untuk memperhatikan motor nya yang mogok berdiri tegap menyamping di depan warung, yang seberang jalan nya terdapat rimbunan pohon bambu yang tumbuh subur.
Sesekali pohon bambu tersebut mengeluarkan suara " ngiiiiittt...ngiiittt..." karena ada batang-batang bambu yang saling bergesekan tertiup semilir nya angin siang menjelang Azhar.
Tanpa ia sadari ketika tadi Tono membelakangi Pakde, ada hal yang menyeramkan sedang berlangsung. Tetapi untung nya Tono tidak melihat hal tersebut, sehingga ia tidak jantungan dan pingsan di tempat.
"Pakde, apakah di sekitar sini ada bengkel motor?" Tanya Tono setelah menyeruput teh tawar yang ada di tangan kanan nya