Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Hukuman
“Mas, tolong kamu dengar baik-baik ya!. Aku ngak ada rencana mau balikan sama kamu dan gak akan pernah. Soal anak-anak, aku bisa kasih pengertian kemereka. Aku yakin setelah sikembar dewasa nanti, meraka akan memahami semuanya. Lagian selama ini sikembar baik-baik aja ngak ada kamu” ucap shanaya lalu masuk kekamarnya
Namun, Hakim mengikuti Shanaya sampa kedalam kamar sang istri, namun Shanaya tak menyadari. Baru saat berbalik ingin menutup pintu melihat Hakim juga ikut masuk kedalam kamar lalu menutup pintunya dan menguncinya, dia melepas kunci yang melekat dan menyimpanya dikantong celananya.
“Mas kamu Apa-apaansih! Keluar ngak!” ucap Shanaya membentak.
“Keluar Mass!"
“KELUARR!!”
Namun bukanya keluar Hakim malah melangkah mendekat ke arah Shanaya
“Jangan macam-macam kamu Mass!!” Ucap Shanaya
Sebenarnya dia takut dengan tatapan tajam Hakim itu, namun dia tak mau terlihat lemah dihadapan lelaki itu.
“Memangnya kenapa Sha?”
“Kalau macam-macam pun tak akan jadi masalah. Toh kita masih suami istri” ucap Hakim tersenyum melihat wajah istrinya mulai panik
Shanaya lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu, namun belum sempat melangkah lebih jauh Hakimsudah meraih lengan Shanaya, lalu menariknya menuju tanjang dikamar itu.
Dihempaskanya tubuh mungil itu. Ditatapnya Shanaya dengan tajam
“Jangan kamu fikir, Mas lupa dengan apa yang kamu lakukan dengan lelaki brengsek itu di mobil tadi!”
“Jadi menurutmu apa yang harus dilakukan untuk menghukum wanita nakal sepertimu ini?”
Tanya Hakim lalu meraih tangan kedua Shanaya, menahanya diatas kepala wanita itu, agar tak memberontak.
“Aku ngak ngrasa lakuin kesalahan. Jadi untuk apa aku harus dihukum?” jawab Shanaya
“Owh.. berarti kalian memang sering melakukanya ya” ucap Hakim
Dia meraih kancing baju Shanya, membukanya perlahan satu persatu
“Jangan macam-mavam kamu mas!!” Ucap Shanya memberontak, namun Hakim tak mendengarnya
“Berhenti Mas!!”
“Jangan Mas!!”
Teriakan Shanaya tak mampu menghentikan Hakim,yang sudah dikuasai oleh emosi.
“Aku benar-benar akan membencimu mas!” Ucap Shanaya menahan tangisnya
Kondisinya sudah kacau, rambut acak-acakan dan semua kancing kemejanya sudah terbuka, memperlihatkan pakaian dalamnya.
Hakim tiba-tiba tersadar saat Shanya mulai mengeluarkan tangisanya
‘Astagfirullah’ ucap Hakim dalam hati. Sungguh tadi setan sedang merasukinya.
Hakim langsung melepaskan Shanya dari kungkunganya. Dia meraup wajahnya. Dipandanginya Shanaya yang langung meraih selimut menutupi bagian tubuhnya yang terlihat. Tiba-tiba rasa bersalah hinggap dihatinya melihat Shanaya menangis.
“Mungkin saat ini Mas masih bisa memaafkanmu, tapi jika mas melihatmu lagi melakukanya dengan Noval. Jangan harap kamu bisa bebas!!”
“MENGERTI?!” ucap Hakim mengancam
Shanaya hanya mengangguk didalam selimut, tak berani melihat Hakim yang masih diselimuti amarah
Sedangkan hakim memilih meninggalkan kamar itu. Dia memilih melepaskan Shanaya Daripada Shanaya semakin marah padanya. Dia sadar, tak bisa menyalahkan Shanaya sepenuhnya. Ini juga akiba dia yang meninggalkan Shanaya sehingga dia tak ada membimbing, dan mengontrol kelakuanya.
Hakim melangkahkan kakinya keruang keluarga memilih tidur di depan tv, sebenarnya dia ingin tidur dengan sikembar namun dia takut menganggu Abi dan Ana. Saat dia merebahkan dirinya dikursi bayangan Shanaya dan Noval terus menari difikiranya. Ketakuta akan kehilangan Shanaya semakin besar. Namun biarlah, Jika memang mendapatkan Shanay secara baik-baik tidak bisa. maka dia bisa melakukanya dengan cara kotor sekalipun, Untuk mendapatkan kembali apa yang harusnya memang menjadi miliknya.