Arman berselingkuh dari istrinya karena cinta masalalu yang hadir ditengah rumah tangga yang mulai dia bina. pernikahan karena perjodohan itu awalnya tak dia terima dengan baik sampai akhirnya dia mulai menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki nya tapi sang Istri Aurora akhirnya menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Aurora Berkunjung
Aku kekantor dengan wajah berseri-seri mungkin karena habis mendapatkan asupan nafkah bathin entahlah tapi aku sangat bersyukur. Wanita pilihan orangtuaku memang sangat baik walau sikapku selama ini ketus kepadanya dia tetap melayani ku dengan baik tidak pernah protes apapun.
Dia juga tak pernah menanyakan soal gaji dan lainnya. Dia juga sangat jujur perihal keluarganya. Saat penyatuan itu aku tau dia masih perawan tinting dan tidak pernah terjamaah oleh lelaki manapun karena dia bahkan sangat gemetaran ketika aku sentuh.
Dia sangat wangi dan memabukkan. Apakah ini tandanya aku jatuh cinta kepada istriku??, Aku tidak tau tapi membayangkannya saja langsung membuat hasratku naik kembali. Astaga mungkin ini karena menjamaah tubuh seorang gadis apalagi saat memakai pakaian rumah di sangat seksi padahal baju yang dia kenakan tidak seksi. Mungkin karena memang lekuk tubuhnya yang sempurna. Dia putih bersih dan ya memiliki ukuran dada yang sempurna pula.
"Astaghfirullah.. Astaghfirullah"..
Aku malah membayangkannya lagi.. Aku menoleh kebawah.
"Ya dia malah bangun masih pagi juga". Ucapku dengan kesal.
Aku mencoba mengatur nafas agar bisa mengendalikan gejolak nafsu yang tiba-tiba datang itu. Mungkin efek penyatuan kami sangat besar kepadaku begitupun dengannya. Dia juga sudah tidak canggung dalam hal skinship denganku dan aku baru tau dia orang yang seru diajak ngobrol bahkan dia tidak menceramaiku hanya menyampaikan nya dengan baik tanpa menghakimiku. Ini lah membuatku mulai nyaman dengannya, dia tidak menggurui ku karena lebih paham dengan agama malah memberitahu dengan cara yang santun dan sederhana.
Aku punya sampai dikantor dengan menenteng bekal yang disiapkan oleh istriku selain dia pandai dalam agama, pengurusan rumah dia juga sangat pandai memasak apalagi makanan yang dia masak selalu enak dan pas di lidahku.
Aku sangat bersemangat dalam beraktifitas pagi ini. Setelah jam makan siang aku mengirim pesan pada istriku ternyata belum dibalas mungkin dia sedang mengatur siswanya untuk sholat berjama'ah karena sudah waktu sholat.
Setelah makan, aku bergegas kemesjid untuk sholat dhuhur. Aku sudah berjanji akan berusaha menjadi imam yang baik untuk istri dan anakku kelak dan ya harus dimulai dari pribadiku dulu.
Setelah sholat aku langsung menuju ruangan ku. aku bekerja dsini sebagai meneger keuangan. Aku tidak memberitahu istriku tentang jabatan ku yang dia tau aku hanya bekerja disini. Aku melihat notif dari istriku yang membalas chatku ternyata dia baru mau makan siang karena sudah sholat berjamaah di mesjid bersama siswa dan guru lainnya.
Akupun membalas dan kami saling berbalas pesan layaknya suami istri pada umumnya. Setelah itu aku kembali mengerjakan rutinitas ku karena istriku juga akan mengajar kembali.
Aku pun kembali kerumah seperti biasanya. Ternyata dirumah sudah ada istriku yang menyambutmu dengan penampilan cantik dan wangi astaga melihatnya seperti ini membangkitkan hasratku yang tadi.. Aku langsung menyerangnya walau dengan lembut.
Tapi seperti sebelumnya dia menyuruhku wudhu terlebih dahulu barulah Kami kembali bergerumul dalam penyatuan melupakan jam makan malam kami. Bahkan kami harus mengkodo' sholat kami yaitu menggabungkan sholat magrib dan isha karena hasratku ini.. Aku betul-betul menghajarnya habis-habisan sampai aku puas.. Kami menikmatinya dalam suasana panas.
Setelah selesai akupun mandi bersama istriku ya tentu saja aku kembali menghajarnya dikamar mandi.. Hehehehe
Selalu mandi dan sholat berjamaah aku tidak memesan makanan karena istriku sudah memasak makanan. Kami makan setelah jam 9 malam. Istriku yang kelelahan setelah aku menghajarnya diranjang pun tertidur pulas.
Dia sangat kecapean menghadapi ku.. Aku pun menggantikan tugas istriku untuk bersih-bersih rumah to dia begitu karena ulahku. Jadi apa salahnya aku yang membereskan rumah.
Setelah beres aku pun masuk untuk bersih-bersih dan tidur disamping istriku ini dan memeluknya dengan sayang. Dia bahkan lupa berwudhu saking lelahnya. Aku memakluminya karena menghajarnya tanpa ampun tadi.
Keesokan subuhnya aku terbangun dalam keadaan badan remuk. Aku tidak menyangka kak Arman betul-betul menghajarku habis-habisan. Kelihatannya dia sangat menahan hasratnya sejak tadi, barulah dia menumpakannya saat melihatku. Aku tau karena tatapannya saat masuk rumah sangat berbeda.
Ya aku melihat tatapan nafsu membara dimatanya. Aku bersyukur dia malah menghajarku karena dia menumpakannya kepada yang halal bukan kepada hal yang negatif seperti orang lain tentu saja aku akan melayaninya sepenuh hati dan aku berharap disini segera tumbuh calon buah hati kami aku sungguh sangat mengharapkan nya.
Setelah mandi aku membangunkan suamiku untuk sholat berjamaah bersama seperti sebelumnya. Aku melihat perubahan baik pada suamiku aku sangat bersyukur kepada Allah. Kami kembali melakukan rutinitas kami sebagai pekerja. Tentu saja kami bekerjasama untuk membersihkan rumah sebelum pergi kerja masing-masing.
Drt... Drt..
"Hallo assalamu alaikum". Ucapku dengan malas karena tahu siapa yang menelpon
"Waalaikum salam kamu dimana?? Tanya ayahku dengan berteriak.
"Tentu saja disekolah yah. Ayah kenapa ??, ada yang bisa dibantu?? Basa-basi karena aku taju Ayahku menelpon hanya untuk meminta uang dan aku saat menghapal karakternya itu
"Nanti malam kami mau kerumah kamu". Ucapnya
"Mau ngapain ayah?? Tanyaku tidak suka
"Silaturahmi lah. Memang kenapa?? Mentang-mentang sudah menikah jadi melupakan keluargamu hah!!". Teriaknya lagi
"Tidak kok ayah. Aku hanya bertanya saja". Ucapku jengkel
"Alah.. Ayah tidak mau tau, ayah akan datang kerumahmu sebentar malam !! ".
Tanpa menjawab salam ayahku mematikan sambungan telponnya.
Huft.. Aku segera menelpon suamiku memberitahu jika keluargaku mau kerumah. Jadilah suamiku juga mengajak kedua orangtuanya untuk bisa menjadi saksi jika ada apa-apa nantinya.