Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.
Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.
"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di secara negara," janji Dallas.
"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.
Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Permohonan Dallas
Lima Tahun Lalu (Dallas)
Sudah hampir 13 tahun Dallas dan Dista menikah, tapi sampai hari ini mereka belum dikaruniai momongan. Bukan Dallas yang bermasalah, melainkan Dista. Dista pernah mengandung, akan tetapi hamil anggur alias hamil di luar kandungan, terlebih Dista kena kista.
Sejak saat itu sampai kini, meskipun berbagai cara telah mereka lakukan, Dista tidak lagi mengandung. Hal ini mau tidak mau menjadi gejolak batin dalam diri Dallas.
Ia sudah berusaha mencintai Dista dan tidak mengkhianati pernikahan meskipun dalam hati Dallas, nama Dista tidak pernah menjadi yang utama. Dallas tetap mematri satu nama, yakni Syafana. Perempuan muda, cantik dan lembut, yang pernah ia nikahi secara siri. Dan kata sesal, kini selalu menyertai Dallas. Mungkin ketidakhadiran momongan dalam rumah tangga mereka, adalah imbas dari perbuatan Dallas yang tiba-tiba menalak Syafana lewat telpon disaat Syafana tengah mengandung, kala dirinya pendidikan bintara dahulu.
"Aku mohon Dista, aku ingin punya keturunan. Kamu tahu, aku sudah berusaha mencintaimu, memberimu nafkah lahir maupun batin, juga tidak pernah mengkhianati pernikahan ini. Karena aku begitu menghargai pernikahan ini. Namun, jika selama ini pengorbananku tidak kamu hargai, untuk apa aku bertahan? Semua hanya sia-sia. Sudah cukup balas budi itu, karena papaku sudah mengembalikan semua kepada papamu. Jadi, untuk apa kita bertahan?" mohon Dallas sembari bersimpuh di kaki Dista, dan menyinggung balas budi.
"Tapi, kamu tidak pernah mencintai aku, kan, Mas? Aku tahu perempuan yang ada dalam hatimu, sehingga kamu tidak bisa mencintai aku. Kamu egois, hanya mementingkan perasaanmu saja. Pernikahan kita sudah berjalan 13 tahun, masa iya kita harus berpisah?" ujar Dista balik menuduh Dallas egois.
"Kamu yang egois, demi statusmu di depan keluarga dan orang-orang, kamu paksakan pernikahan ini. Kamu dan papamu sengaja jebak aku atas nama balas budi, padahal kalian sengaja seret aku ke dalam pernikahan ini, agar aku bertahan denganmu yang sudah jelas tidak bisa melahirkan keturunan. Kalau aku egois, mungkin sudah dari dulu aku memilih mencari perempuan lain, bahkan bisa saja aku mencari cintaku yang pertama yang telah aku sia-siakan," tukas Dallas membela diri.
"Jadi, apa maumu Mas? Kamu mau kita bercerai?" Dista menatap Dallas begitu dalam dan penuh luka.
"Aku hanya menginginkan anak, dan jika pernikahan ini diteruskan, aku yang akan menderita. Jika saja, kamu memberi aku keturunan dan tidak menjebakku atas nama balas budi, bisa saja aku pertahankan pernikahan ini," tandas Dallas dengan tatapan mata menerawang entah ke mana.
Dista terhenyak, rupanya Dallas sudah tahu dirinya sebenarnya. Tapi, Dista terlanjur mencintai Dallas, ia tidak begitu saja melepaskan Dallas.
"Tapi aku mencintai kamu, Mas. Kenapa tidak bertahan sampai diantara kita salah satu meninggal. Jika aku meninggal lebih dulu, kamu bisa mencari penggantiku secepatnya," oceh Dista begitu gampang berucap.
"Meninggal? Bahkan aku tidak tahu ajalku kapan. Aku hanya ingin sebelum ajalku tiba, aku bahagia dan memiliki keluarga serta keturunan. Aku tidak mungkin bertahan lebih lama lagi dengan rumah tangga yang dipaksakan dan jebakan. Tolong, kamu mengerti perasaanku Dista. Seandainya situasi ini dibalik dan menimpamu, apakah kamu juga akan menuntut balik dan mengatakan aku dijebak dalam pernikahan ini? Aku yakin kamu pasti melakukan hal yang sama denganku," tutur Dallas sembari berkaca-kaca.
Setelah mengatakan itu, Dallas pergi meninggalkan Dista yang terpuruk. Dista merasa dirinya korban keegoisan Dallas, sementara Dallas merasa pernikahan ini sia-sia dan hambar karena merasa dijebak oleh kalimat balas budi, sehingga apa yang terjadi dalam diri Dista, Dallas harus menerimanya. Tapi, kini Dallas tidak sanggup bertahan lagi, dia ingin bahagia.
"Mama."
Bu Aina dan salah satu kakak perempuan Dista, tiba-tiba masuk dan sudah menguping semua pembicaraan antara Dallas dan Dista barusan.
"Mama sudah dengar semua barusan, kan? Dallas mau kami berpisah. Apakah aku turuti saja kemauannya atau aku bersikukuh mempertahankan pernikahan tanpa cinta ini?" ujar Dista menatap sang mama dan sang kakak bergantian.
"Dista, maaf, kalau boleh mbak memberikan pendapat. Tapi, sebelumnya mbak mohon kamu jangan tersinggung atau sakit hati. Tapi, jika mbak tidak ikut bersuara, maka selamanya akan menjadi penyesalan buat mbak. Mengenai diterima atau nggak saran mbak, itu terserah padamu. Tapi, ijinkan mbak bicara sekali ini saja." Disti sang kakak dari Dista ikut bersuara seraya menatap wajah Dista penuh kelembutan.
"Saran apa, Mbak? Coba katakan, aku ingin dengar?" Dista akhirnya mengijinkan Disti untuk mengutarakan pendapatnya.
"Kalau menurut Mbak, karena Dallas sudah tahu bahwa kenyataannya pernikahan kalian hanyalah jebakan untuk mengikat dia, lebih baik lepaskan Dallas. Sebab Dallas selama ini juga tertekan. Dia tidak bahagia. Dia pun lelaki normal yang ingin hidup berumah tangga layaknya pasangan yang lain, punya anak yang bisa meneruskan generasinya. Benar kata dia, dia selama ini sudah berusaha mencintai kamu, dan berharap memiliki keturunan darimu, tapi selama 13 tahun penantian dia sia-sia. Padahal kamu, aku dan mama, bahkan papa tahu kalau kamu tidak bisa memiliki keturunan karena penyakitmu itu," tutur Disti panjang lebar.
"Jadi menurut Mbak, aku harus apa? Mengabulkan permintaan cerainya? Lalu mau ditaruh di mana muka aku di depan ibu-ibu Persit dan orang-orang Mbak? Aku seorang Bidan yang selama ini bisa membantu ibu-ibu hamil melahirkan anak, tapi tiba-tiba digugat cerai karena tidak bisa memberikan anak untuk Dallas," sengor Dista terdengar tidak terima.
Disti geleng-geleng kepala, ia tidak suka dengan Dista yang terlalu egois dan terlalu menjunjung kalimat gengsi atau mau ditaruh di mana mukanya.
"Kamu jangan terlalu egois Dista, seorang prajurit TNI boleh mengajukan cerai jika pasangannya ternyata tidak bisa memberikan keturunan, atau bahkan diperbolehkan menikah lagi jika istri pertamanya tidak bisa memberikan keturunan. Dan Dallas berhak menggugat cerai kamu atas dasar itu, karena kamu tidak bisa memberikan dia keturunan. Dallas bisa menuntut, karena dalam pernikahan kalian, dia sudah dibohongi oleh keadaan kamu yang sebenarnya," terang Disti membuat Bu Aina dan Dista tercengang.
Bu Aina mengusap bahu Dista lembut, dia seakan baru disadarkan oleh ucapan Disti.
"Kamu seorang Bidan dan sudah banyak ibu-ibu yang kamu selamatkan saat melahirkan. Akan tetapi tidak ada gunanya kebaikan kamu sementara kamu masih memenjarakan Dallas untuk tetap di samping kamu. Kamu tidak akan sendiri jika saja kamu bercerai dari Dallas, masih ada kami, masih ada ibu-ibu yang membutuhkan pertolongan kamu. Kamu paham maksud aku, kan Ta? Kamu jangan egois, lepaskan Dallas demi kebaikan semua," bujuk Disti lagi berusaha membuka mata hati dan pikiran Dista yang terlalu terobsesi dengan Dallas.
Pada akhirnya, Dista dengan berat hati menerima permohonan Dallas. Permohonan mereka disetujui atasan setelah menunjukkan bukti-bukti kuat untuk mengajukan cerai, sehingga mereka bisa bercerai. Walaupun prosesnya cukup menyita waktu, pada akhirnya Dallas dan Dista resmi bercerai dengan baik-baik. Pada awalnya Distapun sangat sedih, tapi berkat motivasi dari Disti sang kakak, Dista akhirnya berbesar hati dan menerima keputusan itu.
jejak dlu ka ya Lina, iklan mndarat salam dari Sebatas Istri Simpanan.. 🤗