Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.
"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"
"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hancur sehancur hancurnya
Tangan Risa gemetar hebat saat melihat testpack di tangannya. Ia sudah mencobanya dengan alat yang berbeda namun hasilnya tetap sama. Dua garis sangat jelas di sana.
"Aku hamil?"
Tubuhnya langsung luruh di lantai kamar mandi. Dia bingung harus bagaimana sekarang. Dia hamil di saat statusnya sudah menjadi janda. Meski anak di dalam kandungannya adalah anak yang hadir secara sah di dalam ikatan pernikahan, namun status mereka saat ini sudah bercerai.
Tadi saat menyadari terlambat datang bulan, Risa langsung membeli alat uji kehamilan itu untuk memastikan semuanya. Dan hasilnya, seperti yang Risa pegang saat ini.
"Kalau aku bilang sama Mas Arga, apa dia mau menerimanya? Apa dia mau menerimaku lagi?"
Risa ingat tentang impian Arga beberapa bulan yang lalu. Tapi Risa dengan keras menolak keinginan yang sebenarnya sangat wajar bagi seorang suami.
"Risa, Mas pingin segera punya anak. Mas sekarang sudah dua puluh sembilan tahun, jadi sudah pas kalau punya anak. Kamu berhenti minum kontrasepsinya ya?"
"Enggak ah Mas, nanti dulu. Aku masih mau seneng-seneng"
"Punya anak bukan berarti kamu nggak bisa seneng-seneng sayang, nanti Mas carikan suster buat bantu kamu"
"Nggak mau pokoknya, minimal dua atau tiga tahun lagi!
Risa bisa mengingat jelas bagaimana kecewanya Arga waktu itu. Dan sekarang Risa baru sadar kalau dulu dia benar-benar merasa menjadi istri yang durhaka pada suaminya.
"Aku harus cari Mas Arga!"
Risa membongkar lemarinya lagi. Kenapa dia begitu bodoh, kenapa dia bisa lupa kalau bisa mendapatkan alamat Arga dari kartu Identitas atau di buku nikah mereka. Tapi karena buku nikah itu sudah tidak ada, Risa harus mencari foto copy kartu Identitas milik Arga yang mungkin saja masih ada yang tertinggal.
"Ayolah aku mohon!" Risa mengobrak-abrik isi lemari milik Arga.
Dia juga membuka berkas-berkas penting sepeti surat kelahiran dan juga kartu keluarganya yang dulu.
Air mata Risa kembali jatuh saat menemukan satu lembar foto copy kartu identitas milik Arga saat masih lajang.
"Mungkin ini jalan untuk kita ketemu Papa sayang!" Risa mengusap perutnya untuk pertama kalinya.
Meski saat ini dalam kebingungan, Risa tidak menolak kehamilannya itu. Dia justru menganggap, kehamilannya adalah jalan yang Tuhan berikan untuk kembali pada Arga.
Risa langsung menyambar tasnya, dia pergi mencari taksi untuk mengantarkannya ke alamat yang tertera di kartu identitas itu. Risa berharap Arga memang masih ada di sana. Pasalnya itu adalah harapan terakhir bagi Risa.
Dari rumah Risa, ternyata perjalanan ke rumah Arga menempuh waktu sekitar satu setengah jam. Kini Risa semakin percaya kalau Arga memang dari kalangan berada karena taksi yang ia tumpangi membawanya ke kawasan perumahan mewah.
"Sudah sampai Teh!"
Risa melihat ke rumah dengan pagar tinggi menjulang namun terlihat begitu sepi.
"Tunggu sebentar ya Pak!" Risa meminta supir taksi itu untuk menunggu.
Dia mendekat ke pintu pagar rumah mewah di hadapannya. Suasana di dalam rumah itu memang terlihat begitu sepi seperti tidak orang di dalam sana.
"'Cari siapa Mbak?"
Risa terkejut karena di tegur seorang satpam dari balik pagar.
"Maaf Pak, apa bener ini rumah Pak Arga Raharja?"
"Benar, ada perlu apa ya?"
Mata Risa langsung berbinar karena menemukan rumah Arga. Kenapa dia benar-benar bodoh karena baru sekarang dia menemukannya.
"Pak, boleh saya ketemu sama Pak Arga-nya? Ada hak penting yang harus saya sampaikan Pak!"
"Maaf, dengan siapa ya Mbak?"
"Saya Is.., emm maksud saya. Saya mantan istrinya Pak Arga!"
"Maaf Mbak, Pak Arga dan keluarganya tidak ada di rumah. Mereka semua sedang berada di Hotel Catra untuk melaksanakan pernikahan!"
"Pernikahan? M-memangnya siapa yang menikah Pak?" Entah mengapa perasaan Risa sudah tidak enak.
"Pak Arga dengan Mbak Fatma, Mbak!"
Duarrr......
Dunia Risa sudah hancur, namun seolah tak puas, langit pun ikut runtuh menimpanya. Sekarang harapan Risa sudah tidak ada lagi. Dia dan Arga bukan hanya berpisah, namun Arga sudah menjadi milik orang lain.
Risa tau betul siapa itu Fatma, dia adalah wanita yang ditinggalkan Arga demi menikahi Risa. Wanita muslimah yang menjadi kekasih Arga selama tiga tahun kemudian harus berakhir karena Arga harus memenuhi keinginan Ayahnya Risa.
Sekarang setelah pernikahan itu berakhir, Arga kembali pada Fatma dan menikahi wanita itu di saat perceraian mereka baru saja satu bulan.
Tapi Risa berani bersaksi, selama pernikahan mereka Arga tidak main belakang bersama Fatma. Setelah menikah dengan Risa, Arga benar-benar meninggalkan Fatma. Bahkan saat itu Fatma sampai pulang pergi jauh karena kecewa dengan keputusan Arga.
Namun sekarang, entah bagaimana takdir membawa mereka, yang dulu akhirnya kembali bersama. Sedangkan saat ini Risa hanya bisa menerima takdirnya yang hanya hadir di hirup Arga selama dua tahun kemudian digantikan lagi oleh pemilik yang sebenarnya.
Mungkin saat ini Tuhan sedang memberikan pelajaran atas perbuatannya dulu. Kini Tuhan juga memberikan rezeki di saat mereka sudah bercerai dan Arga sudah menjadi milik orang lain. Tuhan ingin Risa merasakan hamil tanpa suami di sisinya.
"Kalau gitu saya permisi Pak, jangan pernah bilang sama Pak Arga kalau saya datang ke sini ya Pak?"
"Baik Mbak"
"Permisi Pak"
Risa kembali ke taksinya tadi. Untung saja dia meminta supirnya menunggu. Sehingga dia bisa cepat pergi dari sana.
"Ke Hotel Catra Pak!"
"Baik Teh!"
Risa terus mengusap air matanya yang tak mau berhenti. Ini sangat-sangat menyakitkan baginya. Rasanya tidak rela mendengar Arga menikah lagi di saat dia sedang mengandung buah hati mereka yang selama ini Arga nantikan.
Tapi dia bisa apa, untuk menemuinya saja Arga sudah tidak mau. Arga tampaknya sudah sangat kecewa dengan Risa hingga tidak mau melihat wajah Risa sedikitpun.
Risa turun di depan Hotel yang menjadi tempat di langsungkan pernikahan Arga dan Fatma. Dari kejauhan saja, acara pernikahan itu terlihat besar dan mewah. Risa juga melihat banyaknya papan bunga berjejer sepanjang pelataran hotel untuk ucapan pernikahan mereka berdua.
Sekali lagi Risa merasa miris karena Arga sepertinya begitu meratukan Fatma hingga membuat pernikahan yang begitu megah sedangkan dirinya dulu hanya berada di rumah sakit.
Risa berjalan dengan menyeret kakinya yang terasa berat. Dia memang tak sanggup melihat Arga bersanding dengan wanita lain. Tapi dia ingin sekali melihat berapa tampannya Arga memakai baju pengantin di dalam sana. Di samping itu, dia juga sangat merindukan Arga.
Risa melihat nama Arga dan Fatma tertulis di pintu masuk ballroom Hotel yang begitu besar itu. Dari suara yang ada di dalam sana, tampaknya acara akad nikah baru akan di mulai.
"Maaf Bu, bisa kami lihat undangannya?" Seorang pria menghadang Risa.
"Undangan?" Risa baru ingat kalau menghadiri pernikahan seperti itu harus mempunyai kartu undangan.
"Kalau Ibu tidak membawa undangan, maaf Ibu tidak bisa masuk!"
"Tapi saya cuma mau lihat sebentar saja Pak!"
"Maaf Bu, tidak bisa!"
Risa masih terpaku di tempatnya, dia bingung bagaimana caranya masuk ke dalam sana.
"Maaf Bu, silahkan pergi dari sini. Masih ada tamu undangan yang ingin masuk!"
Risa tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia lahirnya berbalik untuk pergi, tapi suara yang sangat amat ia kenali terdengar sangat jelas ketika melafalkan ijab kabul membuat Risa hancur sehancur hancurnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Fatma binti Nazarudin dengan mas kawin tersebut di bayar TUNAI!!"
"Ya Allah...." Risa menepuk-nepuk dadanya yang terasa begitu sesak.
arga tdk bsa tegas dlm pendiriannya hingga arga dan ara korbannya,,
arga korban perasaannya sendiri dan korban ibunya,,
sedangkan risa korban perasaan dan keadaan dari arga,,
dia mau mejaga mental dan hati ara dgn menjauhkan ara,,krna dia tau arga sudah punya keluarga,,
semoga ara dan risa bsa pergi jauh dan bahagia tanpa difitnah jadi pelakor dlm rumah tangga arga,,
risa,,kamu pasti bsa bahagia dgn ara walau tanpa arga,,
sabar ya Ris, semoga Fatir datang dan membelamu . biar Arga makin panas kalo tahu kamu ada yang melindungi 😁😁
sudahlah Ara sayang,belajarlah lagi untuk tidak mengharapkan papamu nak, nanti kamu akan lebih kecewa😭. lebih nelangsa lagi klo semisal kalian bisa bertahan dengan keadaan semu ini.
semua hal serba terbandingkan dan membandingkan.
katanya Gak akan pernah balik ke Risa lagi...
lha kok hari ini ucapannya beda to Pak Arga...????
jane karepmu ki piye.....????
Tes DNA aja...kalo gk percaya...
bagus jg kalo Ara gk langsung bisa menerima Arga gitu aja..
biar kita liat dulu gmna usaha Arga buat masuk ke kehidupan Risa dan Ara..
Tak semudah itu Arga....😋😋