NovelToon NovelToon
MY SUGAR DUDA

MY SUGAR DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Sugar daddy
Popularitas:130.1k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Anggista Anggraini, yang lebih akrab di sapa dengan nama Gista, mencoba menghubungi sahabatnya Renata Setiawan untuk meminjam uang ketika rentenir datang ke rumahnya. Menagih hutang sang ayah sebesar 150 juta rupiah. Namun, ketika ia mengetahui sahabatnya sedang ada masalah rumah tangga, Gista mengurungkan niatnya. Ia terpaksa menemui sang atasan, Dirgantara Wijaya sebagai pilihan terakhirnya. Tidak ada pilihan lain. Gadis berusia 22 tahun itu pun terjebak dengan pria berstatus duda yang merupakan adik ipar dari sahabatnya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01. Dimana Harus Meminjam Uang?

Gista berjalan kesana kemari di dalam rumah kontrakannya sembari menggigit kuku-kuku tangannya. Ia berpikir dengan sangat keras. Mencari solusi, dimana atau bagaimana cara mendapatkan uang sebesar seratus lima puluh juta untuk membayar hutang sang bapak pada seorang rentenir.

Gadis bernama lengkap Anggista Anggraini itu tidak pernah tau jika sang bapak selama ini melakukan perbuatan haram demi untuk bisa membiayai kuliahnya.

Beberapa waktu lalu, seorang rentenir ditemani dua orang preman datang dan mengamuk ke rumah kontrakannya. Saat itulah Gista mengetahui jika sang bapak selama ini suka bermain judi online dan meminjam uang hingga ratusan juta.

Rentenir itu mengancam akan membakar rumah kontrakan dan menghabisi sang bapak, jika dalam minggu ini Gista tidak dapat mengembalikan uang mereka.

Para penagih hutang itu tidak mau lagi memberikan kelonggaran waktu pada Gista atau bapaknya untuk melunasi hutang itu. Karena jatuh tempo sudah cukup lama.

“Apa aku harus menghubungi Renatta?”

Gista ingat jika sahabatnya itu menawarkan bantuan dan bersedia memberi pinjaman. Waktu itu, ia memang menolaknya. Tetapi, Gista yakin Renatta mau membantunya saat ini.

Ia pun mengambil ponsel untuk menghubungi Renatta.

“Astaga. Aku lupa jika dia sedang kabur dari rumah.” Ucap Gista ketika nomor ponsel sang sahabat tidak dapat di hubungi.

Terlalu sibuk memikirkan cara mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat, Gista lupa jika Renatta sedang pergi meninggalkan rumah suaminya.

“Aku harus bagaimana sekarang?”

Ia tidak memiliki harta bergerak yang bisa dijual saat genting seperti ini. Hanya sebuah motor matic dengan mesin 125cc, jika dijual mungkin hanya akan laku senilai sepuluh juta atau justru di bawah itu.

“Apa aku kabur saja? Toh bapak juga tidak tau ada dimana saat ini.”

Kabur dan membiarkan rumah kontrakan itu di bakar oleh rentenir. Tidak! Gista tidak boleh seegois itu, membiarkan orang lain menghancurkan tempat yang bukan miliknya.

.

Lalu gadis itu harus berbuat apa?

Ia kembali berjalan mondar-mandir di dalam rumah kontrakan sederhananya itu.

Dirgantara Wijaya.

Nama sang atasan pemilik kafe tempatnya bekerja paruh waktu, tiba-tiba muncul di dalam benak gadis itu. Haruskah Gista pergi menemui pria itu untuk meminjam uang?

Bukankah kata Renatta, pria berstatus duda itu sangat baik? Tidak ada salahnya jika Gista mencoba peruntungan.

“Aih. Seperti di dalam cerita novel saja.” Gadis itu mengusap wajahnya dengan kasar. Ia kemudian bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak ada pilihan lain. Gista harus bertemu dengan Dirgantara Wijaya untuk meminjam uang.

\~\~\~\~

Pukul lima sore, Gista tiba di kafe tempatnya bekerja paruh waktu. Ia memarkirkan sepeda motornya di tempat parkir khusus karyawan.

Kepala gadis itu sejenak memutar, memindai kendaraan-kendaraan yang berbaris dengan rapi.

“Semoga malam ini pak Dirga datang kemari.” Monolognya ketika tidak melihat mobil sang pemilik kafe.

Dirga biasanya datang di malam hari menjelang kafe tutup. Bahkan pernah tidak datang sama sekali karena kesibukannya sebagai wakil direktur Wijaya Group.

Dan Gista hanya berharap, malam ini pria itu akan datang agar ia bisa berbicara dengannya.

Gadis itu menghela nafas berulang kali. Ia kemudian masuk ke dalam kafe untuk bekerja seperti biasa.

Sudah seminggu lebih ia bekerja paruh waktu di kafe milik Dirga itu. Para rekan kerjanya juga sejauh ini selalu bersikap baik padanya. Apalagi setelah mengetahui jika Gista adalah sahabat dari Renatta, yang kini menjadi kakak ipar Dirgantara Wijaya.

Waktu terus bergulir, sore kini telah berganti malam. Para pengunjung kafe pun semakin ramai. Gista yang bertugas sebagai seorang pramusaji, pun merasa lelah di kedua kakinya. Namun, ia tidak mau mengeluh. Meski gajih bekerja paruh waktu tidak bisa membayar hutang bapak pada rentenir, setidaknya ia memiliki biaya hidup kedepannya.

Ah, mengingat tentang hutang, kepala Gista kembali berotasi untuk mencari keberadaan sang atasan. Jika tidak salah, sepertinya tadi ia melihat pria dewasa itu memasuki kafe. Semoga saja Dirga masih ada di tempat itu.

“Apa kamu melihat pak Dirga?” Tanya Gista pada salah seorang rekan kerja yang bertugas di pintu masuk, menyambut kedatangan para pengunjung kafe.

“Sepertinya beliau di dalam. Itu mobilnya masih disana.” Pramusaji wanita yang usianya tak jauh lebih tua dari Gista itu menunjuk ke arah mobil sedan hitam mengkilap milik Dirga yang terparkir tak jauh dari pintu masuk kafe.

Gista menganggukkan kepalanya. Ia pun kembali masuk ke dalam kafe.

“Itu dia.” Gumam Gista saat melihat Dirga sedang duduk bersama seorang pria berpakaian serba hitam.

“Aku tidak mungkin menghampirinya saat ini ‘kan?” Monolognya gadis itu lagi.

Melihat Dirga yang sedang berbincang serius dengan orang itu, Gista memilih melanjutkan bekerja. Ia hanya bisa berharap dalam hati agar sang atasan tidak pergi dengan cepat.

Satu jam berlalu.

Gista pun melihat Dirga sudah duduk sendirian. Pria itu tengah sibuk dengan ponsel di tangannya. Gadis itu pun memberanikan diri untuk mendekati meja yang di tempati oleh sang atasan.

“Pak Dirga.” Ucap Gista pelan.

“Hmm.” Pria itu menjawab dengan sebuah gumaman, tanpa melihat siapa yang datang.

Gista menghela nafas pelan. Seperti inilah nasib para bawahan ketika menghadap atasannya.

“Maaf, pak. Apa saya boleh meminta waktu anda sebentar.” Gadis itu memberanikan diri untuk berbicara. Ia sudah tidak memiliki banyak waktu.

Nasib bapak dan rumah kontrakan ada di tangannya.

Mendengar ucapan panjang itu, Dirga pun mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Ia menatap pramusaji yang sedang berdiri di samping meja.

Mata elang Dirga mengamati dengan tajam. Membuat jantung Gista berdetak dengan kencang. Bukan karena jatuh cinta. Namun karena takut di sembur Dirga saat ini juga.

“Kamu, sahabatnya Renatta.” Ucap pria itu. Bukan sebuah pertanyaan. Melainkan sebuah pernyataan.

Dirga hafal betul wajah sahabat Renatta itu. Karena sang kakak sepupu memintanya untuk mengawasi gadis itu.

Kepala Gista mengangguk pelan.

“Apa yang ingin kamu bicarakan dengan saya?” Tanya pria itu dengan serius.

Gista meremat ujung waist apron yang ia gunakan. Ia tidak mungkin mengatakan akan meminjam uang di tempat terbuka seperti ini ‘kan?

Melihat sang bawahan tak kunjung bicara, Dirga pun melirik arloji mahal di pergelangan tangannya. Dua jam lagi kafe akan tutup. Ia menduga pasti ada hal penting yang ingin gadis itu bicarakan padanya. Mungkin menyangkut kepergian kakak iparnya?

“Setelah selesai berberes, temui saya di ruang kerja.” Ucap Dirga kemudian.

Gista pun menganggukkan kepalanya. Ia pun pamit untuk kembali bekerja.

‘Semoga pak Dirga mau meminjamkan uangnya padaku.’ Monolog Gista dalam hati.

Ia rasa, uang seratus lima puluh juta bukanlah hal besar untuk orang sekelas Dirgantara Wijaya. Tetapi, apa mungkin pria itu dengan mudah meminjamkan pada orang yang baru beberapa hari bekerja dengannya?

...****************...

1
@arieyy
wessss komenan harapan Q ...aku tunggu 😁
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
ditungguuu 😁
Nur Adam
lnjut
mbok Darmi
semoga dirga dan anggista berjodoh saja mereka saling melengkapi dirga juga ngga bisa nikah sama diana dia hanya sebatas teman saja
Naufal Affiq
setuju kak,ini kami lagi menunggu,kabar gembira itu
Author Amatir🍒: Astaga… kabar gembira ga tuh 😭
total 1 replies
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦☠ᵏᵋᶜᶟɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
aq menunggu itu
U_Lee
Tenang Kak, masih menunggu dg sabar kok 🤭 pengen kiat aja si Dirga menyesal dg kelakuannya selama ini sama si Gista. terkadang memang pergi menjauh adalah salah satu cara untuk menyadarkan perasaan orang yg selama ini tidak menganggap kita ada/hanya ada saat dia butuh. dan itu mungkin yg akan dilakukan Gista pada Dirga.
yuning
tunggu saat kamu akan menangis darah karena ditinggal Anggi, Dirga
wahyu widayati
wokeee thor....siap menunggu.....😁
Esther Hana
cerita yg menarik kayaknya Gista pergi ketika hamil ..
hehehe
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yg kutunggu Dirga sadar & gak munafik bahwa dia cinta anggista
beybi T.Halim
aku tak menunggu Gista pergi.,tapi lebih menunggu Dirga bucin setengah mati😅
key
Luar biasa
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Dirga yang pengecut. beraninya gertak anggista, karena tau anggista gak bakal mau go public. andai anggista mau, apa Dirga siap?
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
hahahaaa.. dasar duda mesyum 🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
😅😅😅😅😅
sunshine wings
Cie yg gak mau jauh dari Anggi.. 🤭🤭🤭🤭🤭
Posesif ato protektif.. 🤔🤔🤔🤔🤔
♥️♥️♥️♥️♥️
Naufal Affiq
mau sampai kapan dirga,kau buat agista jadi simpananmu,apa kamu gak kasihan melihatnya,saran saya kalau kamu lelaki dewasa jadikan agista istrimu,jangan kamu berbuat seperti suami istri,haram hukumnya atas perbuatan kalian.
Nur Adam
lnjur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!