Zea'S True Story

Kendra yang sedang duduk di kursi kerjanya terkejut. "Loh, kenapa minta di kembalikan?" tanya Kendra yang tidak paham.

Tiba-tiba saja Zea datang ke apartemennya dan berkata kasar. Kendra yang sedang membaca surat-surat kontrak milik semua artisnya di ruang kerja pun berdiri dan menghadap Zea penuh kerutan di keningnya.

"Bisa tidak sih datang-datang jangan langsung membuat aku bingung, Ze. Aku lagi kerja loh." kata Kendra lagi.

Zea meneguk ludah dengan sejuta kemarahan. Dia datang berniat meminta uang 150 jutanya yang sudah satu bulan ini belum ada kepastian.

"Kamu bilang setelah aku join 150 juta ke kamu, aku bakal mendapat job besar diluar negeri, mana!?" tagih Zea marah.

Bagaimana tidak marah? Sudah 1 bulan Zea menunggu kabar dari Kendra tentang job dari Singapura tapi sampai saat ini tidak kunjung ada juga. 150 juta bukan uang sedikit menurut Zea, uang tersebut adalah uang pemberian Andam sewaktu masih di Malaysia untuk masa depan Gean dan Giska. Dengan iming-iming yang Kendra katakan Zea terpaksa menggunakan uang tersebut dengan mengharapkan pendapatan dua kali lipat seperti yang Kendra janjikan, tapi ... sepertinya hanya omong kosong.

"Y-ya sabar dong, Sayang. I-itu kan perlu proses." jawab Kendra gugup. "Gini ... kamu duduk dulu dengan tenang biar aku hubungi temanku di Singapura ya, aku tanyakan padanya kenapa kamu belum dapat surat panggilan," Kendra membantu Zea duduk dikursi yang tadi dia duduki lalu Kendra menelepon Kairo.

Zea berdecak dan tidak sabar mendengar kabar baiknya. Jika dia tidak jadi dipanggil ke Singapura Zea tidak masalah yang penting uang 150 jutanya dikembalikan. Walaupun hubungan Zea dan Andam tidak baik tetapi uang tersebut tetap akan Zea berikan pada Gean dan Giska nanti supaya bisa bersekolah tinggi.

Zea memperhatikan Kendra yang mondar-mandir dengan wajah gelisah dan hal tersebut membuat Zea semakin kesal. Zea menduga jika dibalik semua ini ada masalah yang terjadi mungkin saja Kendra sengaja tidak mengatakan yang sebenarnya padanya.

Kendra menggigit bibir bagian dalam dengan perasaan was-was. Namun, dia sedikit lega saat Kairo menjawab teleponnya.

"Maaf, Ken. Aku baru ada rapat penting. Ada yang ingin kamu sampaikan?" tanya Kairo ditelepon.

"Gini, Ro. Zea minta uangnya dikembalikan." jawab Kendra sesekali menatap ke arah Zea yang jelas sedang memperhatikannya dengan wajah penuh amarah.

"Hei, mengapa minta dikembalikan? Ya kamu cari cara dong supaya dia tidak meminta uangnya kembali, gimana sih!" omel Kairo. "Sudahlah! dari pada ribet ditagih terus kamu buang dia saja seperti Jihan, kan beres." usul Kairo.

Kendra terbelalak. "Tidak bisa! Zea calon istriku dan aku sangat mencintainya. Please kirimkan surat panggilan untuk dia atau kita akan ketahuan telah banyak menipu orang termasuk Jihan." kata Kendra berbisik supaya Zea tidak mendengar.

"Bo.doh kamu Kendra! Aku tidak peduli dan tidak mau tahu pokoknya kamu harus cari cara biar Zea tidak mengetahui investasi bo.dong ini!" seru Kairo dengan tegas. Dia tidak ingin semua orang mengetahui jika dia dan Kendra bekerja sama dalam penggelapan dana investasi bo.dong.

Kendra medesis kesal karena Kairo justru melimpahkan masalah ini padanya dan tidak mau membantunya sama sekali. "Breng-sek kamu, Ro. Awas kamu karena sudah lari dari masalah." ancam Kendra kesal.

Setelah itu Kendra mematikan panggilan dan mendekati Zea yang menatapnya sangat sinis. "Mana janjinya? Aku tahu ya kamu pasti bohongi aku!" Zea semakin kesal pada Kendra.

Kendra berlutut didepan Zea yang duduk dikursi kerjanya. "Sayang, aku tidak tahu di Singapura ada masalah apa karena Kairo tidak mau bercerita padaku tapi sebagai gantinya aku kasih jamu job diluar kota saja ya?" tawar Kendra, dengan begitu semoga saja Zea mau dan melupakan uang 150 jutanya.

Zea menatap Kendra dia yakin jika Kendra hanya membohonginya saja. "Jangan bilang kalau kamu ingin menipuku? Tega kamu ya Ken! katanya cinta sama aku tapi nyatanya kamu menggelapkan uangku! Sumpah aku tidak habis pikir, minggir!"

Zea berdiri dan berjalan keluar dari apartemen Kendra dia ingin melaporkan kejahatan Kendra pada pihak berwajib. Tetapi Kendra lagi-lagi mengejar dan menghentikan langkahnya dia berdiri dihadapan Zea. Zea mendorong dada Kendra dengan kasar.

"Minggir! Jangan halangi aku!" jeritnya frustasi. Zea tidak bisa membayangkan jika uang 150 juta itu benar lenyap, berarti tanpa disengaja dia telah memberikan uang masa depan Gean dan Giska pada orang tidak bertanggung jawab. "Betapa bo.dohnya aku sudah percaya kamu Ken!" teriaknya histeris, Zea jongkok dan menutup telinganya. Zea tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang.

Kendra menghela kasar, dia ikut jongkok dan menarik Zea dalam pelukan. Ada rasa iba dan menyesal karena telah berniat menipu kekasihnya sendiri tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. "Sayang, maafkan aku."

"Aku tidak butuh maaf kamu balikin uangku sekarang juga!" Zea mendorong Kendra hingga terjengkang ke belakang. Zea berdiri dan menuding Kendra dengan sorot mata tajam. "Atau aku laporkan ke poli.si!" ancam Zea.

Kendra melotot. "Jangan Ze! Aku janji bakal kasih kamu job yang lain ayo kita ke luar kota sekarang juga." Kendra berdiri dan menatap Zea penuh kelembutan.

"Kamu mau menipuku lagi, iya?! Pokoknya kamu harus tranfer 150 juta ke aku SEKARANG!" Zea menjerit.

"Iya, aku janji bakal kasih kamu 150 juta tapi kita ke luar kota job disana bayarannya 170 juta, mau ya?" Kendra berharap bujukan kali ini berhasil membuat Zea tenang.

...----------------...

Pukul 19:00.

Zea dan Kendra sekarang berada dalam mobil perjalanan ke luar kota dengan Kendra yang menyetir. Didalam mobil tersebut tidak ada percakapan apapun diantara keduanya karena Zea masih kesal perkara uangnya yang belum dikembalikan oleh Kendra.

Hanya sesekali Kendra menatap Zea yang duduk terdiam sambil melihat ke depan sana. Merasa bersalah tetapi ini memang salahnya ya sudah mau bagaimana lagi.

Klunting

Bunyi notifikasi diponsel Zea membuat pemiliknya segera meraih dari dalam tas kecilnya dan melihat isi notif tersebut. Zea menutup mulut dengan syok setelah membacanya.

Telah ditemukan ma.yat seorang wanita dijurang dengan kedalaman 100 meter. Ma.yat tersebut ternyata seorang penyanyi yang bernama Jihan Aulia. hasil otopsi menyatakan Jihan Aulia meninggal karena dibu.nuh dileher ma.yat terdapat tanda akibat ceki.kan dan polisi menemukan sidik jari diberbagai bagian tu.buh korban. Polisi sedang mencari pelaku yang sudah dikantongi identitasnya.

Wajah Zea memanas dia menatap Kendra dan berkata," Stop, Ken. Aku berhenti disini saja."