Sebuah cerita maha karya yang mengutip apa yang terjadi di dalam sebuah rumah tangga setelah menikah.
Yang di mana cerita ini di ambil dari kejadian di dunia nyata.
Cerita yang menceritakan sebuah masalah setelah pernikahan yang timbul tidak hanya dari perseteruan sepasang suami istri, masalah yang timbul tidak hanya datang dari persoalan materi dan sebuah perselingkuhan.
akan tetapi masalah yang timbul karna ikut campurnya keluarga dari masing masing pihak.
kepo dengan cerita nya.
Yuk mampir dan baca sampai selesai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ril, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter A¹A: Bang hasan dan bang agung ingin meminjam duit
Dimas pagi pagi sekali sudah berangkat untuk mengecek lokasi tambang batu bara yang baru di buka beberapa bulan yang lalu.
Alhamdulillah nya, batu bara di lokasi tersebut sangat melimpah dengan kualitas Level 2.
Akhir akhir ini, dimas sangat sibuk.
Hari ini tiwi tidak ikut bersama suami nya, di karenakan dia cukup lelah setelah kamarin ia pulang sampai larut malam.
Di rumah.
Tiwi bersama dengan pembantu rumah tangga nya, tengah berkutat di dapur.
Namun ponsel nya berdering, yang di mana kakak pertama nya yang bernama Om agung menghubungi nya.
Tiwi menjawab panggilan kakak nya.
“Hallo assalamualaikum,” Ucap tiwi
“Waalaikumussalam wr wb, tiwi kenapa kamu tidak membalas pesan abang sejak semalam? Padahal kamu sudah membaca nya, Apa kamu tidak ingin membantu abang mu ini?,” Sahut om agung
“Abang bukan masalah tiwi tidak mau bantu, tapi tiwi harus berbicara dulu dengan Kak dimas, Tiwi ga berani bertindak atau melakukan sesuatu di liar pengetahuan kak dimas, abang sabar dulu ya, Inn saa allah nanti kalo kak dimas sudah pulang, tiwi akan ngomong langsung pada kak dimas,” Sahut tiwi
“Iya dek, kamu coba ngomong sama suami kamu, suami kamu itu orang kaya, Mana mungkin dia tidak ingin membantu, Lagi pula hanya 20jt saja, itu bukan apa apa, uang jajan mu saja sudah pasti lebih dari itu di berikan suami kamu, Dek abang minta tolong banget sama kamu, bantulah abang mu ini, abang mu ini lagi banyak masalah, minta tolong ya dek,” Sahut om agung
“Inn saa allah tiwi akan bantu bang, tapi abang sabar dulu ya,” Sahut tiwi
Panggilan terputus, tiwi menghela nafas nya.
Dua minggu yang lalu, om agung sudah meminta uang kepada tiwi sebesar 10jt rupiah dengan alasan ingin membeli lahan.
Beberapa hari ini, Abang abangan tiwi menghubungi nya untuk meminta tolong, itu semua berhubungan dengan uang.
Tiwi sedikit tidak enak dengan suami nya, Karna bagaimana pun juga,meskipun dimas tidak mempermasalahkan jika membantu saudara dari keluarga istri nya, akan tetapi tiwi tetap tidak enak hati.
Dimas memberikan 100jt uang jajan kepada istri nya setiap bulan, Akan tetapi uang itu tiwi tabung untuk keperluan nya di kemudian hari.
Tiwi duduk di sofa dengan kontak suami nya yang sudah ada di layar ponsel.
Namun baru saja tiwi hendak menghubungi suami nya, dimas lebih dulu menghubungi nya.
Tulisan miring menandakan percakapan via telpon/chat
“Hallo sayang bagaimana keadaan mu?,” Ucap dimas
“Alhamdulillah aku baik baik saja sayang, kamu kapan pulang?,” Sahut tiwi
“Alhamdulillah aku senang mendengar nya, Satu jam lagi aku akan pergi ke kantor, karna ada tamu yang datang, Kemungkinan malam hari aku pulang,” Sahut dimas
“Oh baiklah, kamu hati hati ya, jangan sampai kenapa napa, aku selalu menunggu mu pulang dengan Keadaan selamat,” Sahut tiwi
“Iya sayang ku, Aku selalu menjaga diri dan ingat dengan mu, Jangan lupa sarapan, vitamin jangan lupa di minum,” Sahut dimas
“Iya sayang,” Sahut tiwi
Panggilan terputus.
Tiwi tersenyum, ia begitu bahagia mendapatkan suami seperti dimas yang sangat perhatian kepada nya.
Akan tetapi ujian nya bukan dari segi ekonomi dan keluarga sang suami, melainkan ujian datang dari keluarga nya sendiri.
Di kantor.
Dimas tengah meeting dengan beberapa klien nya.
Akan tetapi deringan ponsel nya beberapa kali sangat mengganggu kesibukan nya.
Dimas akhir nya menghentikan meeting untuk menjawab panggilan.
Saat di lihat, itu ternyata dari Bang Hasan saudara ke tiga Istri nya.
Dimas menghela nafas nya dengan cukup gusar sebelum menjawab panggilan dari kakak ipar nya tersebut.
“Hallo assalamualaikum bang hasan,” Ucap dimas
“Waalaikumussalam dimas, Dimas kamu lagi dimana?,” Sahut bang hasan
“Aku sedang di kantor bang, ada apa?,” Sahut dimas
“Oh kamu lagi di kantor? apa kamu sedang sibuk?,” Sahut bang hasan
“sejujur nya iya bang, tapi gpp dimas ada waktu untuk bang hasan, silahkan saja bang hasan ingin ngomong apa,” Sahut dimas
“Dimas sebenar nya gini, Abang sebenar nya sedikit malu untuk ngomong tapi abang bingung mau minta tolong sama siapa, anu dim. Abang mau pinjem duit 15jt, itu pun kalo kamu ngasih, kalo enggak mau gak mau, abang mau jual rumah buat nutupin duit bank,” Sahut bang hasan
“Bang nanti kita bicara di rumah saja, abang dateng ke rumah, kita bicara di sana,” Sahut dimas
“Jam berapa kamu pulang?,” Sahut bang hasan
“Selesai magrib bang hasan datang saja, inn saa allah dimas sudah ada di rumah,” Sahut dimas
“Oh baik lah, nanti abang akan datang, terima kasih banyak dek,” Sahut bang hasan
Panggilan terputus.
Dimas meletakkan ponsel nya kembali pada tempat nya dan kembali memulai rapat nya.