Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menembus waktu
Xiao An melemparkan ponsel di tangannya kearah tempat tidur. "Untung saja aku tidak keceplosan." Dia membaringkan tubuhnya lalu memejamkan kedua matanya. Hela nafas lega hanya dapat di rasakan beberapa menit saja. Setelah ponselnya berdering kembali, dia melihat nama yang ingin dia hindari. "Iya kak?" ujarnya setelah mengangkat panggilan yang masuk.
"Aaaahhhaaaaa..." Suara tangisan kencang terdengar dari sambungan panggilan. "Banyak sekali orang yang memberikan hujatan. Kenapa mereka tidak bisa memberikan saran yang masuk akal. Atau memberikan masukan yang bisa di gunakan sebagai referensi peningkatan cerita selanjutnya. Para pembaca sangat kejam. Aaaa... Aku benci mereka semua."
Gadis yang masih membaringkan tubuhnya langsung bangkit. Dia duduk mendegarkan dengan cukup serius. Tanpa dia sadari sudah lebih dari satu jam Bibi kecilnya menangis terus menerus. Kerutan tipis terlihat di keningnya di saat dia ingin segera pergi ke kamar mandi. Perut bagian bawah sudah tidak bisa menampung keinginan untuk tetap diam. "Em... Iya. Jangan dengerin omongan mereka. Kakak hebat, dan harus terus berusaha untuk bangkit lagi." Gadis itu bangkit dari tempat duduknya. Berjalan kearah kamar mandi dengan ponsel masih menempel di telinga sebelah kanan.
"Xiao An, apa aku benar-benar tidak bisa menjadi penulis profesional seperti yang mereka katakan?"
Pintu kamar mandi di buka. "Kakak, setiap orang selalu memiliki awal entah itu baik atau buruk. Yang pasti selama kita tidak menyerah. Dan menunjukkan kepada mereka jika kakak juga bisa bangkit lagi dengan semua cacian yang mereka berikan. Semua akan baik-baik saja." Xiao An berusaha membenarkan penutup sabun cuci muka yang baru di pakai dua kali. Tepat beberapa detik setelah Bibi kecilnya menutup panggilan telepon.
Trengg...
Sabun cair dalam botol tumpah di lantai kamar mandi. Baru saja dia ingin merapikannya,
Bruuukk...
Tanpa sengaja kaki gadis itu menginjak sabun cair yang tumpah. Dia tergelincir dan terjatuh di lantai kamar mandi. Perlahan pandangan matanya menjadi buram. Ponsel yang jatuh tidak jauh dari tubuh gadis itu memperlihatkan peralihan layar keaplikasi novel. Dan membuka cerita di bab pertama dari novel Selir Agung.
".................."
"Aaaaa...." Gadis itu kembali membuka kedua matanya setelah mencium bau yang sangat menyengat. Dia menekan kening yang terasa pusing. Cahaya kecil hanya terlihat samar dari luar menembus celah retakan di depannya. "Ini dimana? Apa di rumah sedang mati lampu?" Setelah mencoba beberapa kali mengusap kedua matanya untuk memastikan jika dia benar-benar telah sadar. "Em. Bau apa ini? Busuk sekali." Menutup hidungnya. Tanpa ia sadari dia sudah dalam keadaan berdiri menyandarkan tubuhnya di pembatas ruangan. "Apa aku sudah datang kedunia bawah? Kenapa gelap sekali?"
Dia berusaha untuk berjalan perlahan mencari pegangan. Namun,
Bdrrukk...
Bbrukk...
Byyuurr...
"Nona pertama," teriakan dari luar terdengar cukup kuat. Wanita dengan balutan baju pelayan masuk tergesa-gesa. Dia hanya bisa menatap tidak percaya saat melihat Nona pertama sudah ada di dalam lubang pembuangan tinja. Pelayan wanita itu berjongkok mendekatkan lentera kearah Nona pertama yang masih ada di dalam lubang. "Nona pertama," suaranya sangat pelan. Saat ini nyawanya ada dalam bahaya.
Han Yu menatap putus asa. "Siapa pun di sana. Tolong bantu aku. Uakakkk..." Seluruh tubuhnya di selimuti kotoran. Gaun berwarna biru laut terdalam, bertaburkan permata dengan jahitan benang emas kini seperti gaun bekas. Keadaannya sangat kacau. Dia mengulurkan tangannya mencoba meraih tangan di atasnya. "Uaaakkk..." Entah sudah berapa kali dirinya mengeluarkan semua isi perutnya. Yang pasti nafasnya menjadi tidak menentu.
Dengan gemetar pelayan wanita menarik Nona pertama untuk segera naik keatas. Setelah usaha yang cukup ekstra akhirnya Nona pertama bisa terbebas dari lubang pembunuh. Pelayan wanita berlutut lalu bersujud dengan tubuh bergetar ketakutan. "Nona pertama semua karena kesalahan saya. Tolong ampuni saya."
Han Yu menahan nafasnya beberapa kali agar bau busuk tidak tercium. Tetap saja usahanya gagal. Bau itu sudah melekat di seluruh tubuhnya. Dia menatap binggung kearah wanita yang sudah bersujud di depannya. "Nona apa kamu bisa mengantarkan ku kekamar mandi di dekat sini?"
Wanita pelayan bangkit melirik sebentar apakah Nona pertama benar-benar tidak mempermasalahkannya. Setelah melihat tidak ada raut wajah marah dari Nona pertama. Pelayan wanita itu baru berani berdiri. "Nona pertama bisa mengikuti saya." Dia berjalan lebih dulu.
"Nona, apa kamu bisa berjalan lebih cepat. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi," ujar Han Yu pelan.
Pelayan wanita mengangguk mengerti.
Gadis itu di arahkan menuju kesalah satu kamar mandi terdekat dengan ruangan dalam yang sangat mewah. Baru saja masuk dia mencium bau dupa wewangian yang sangat harum. Keranjang-keranjang buang tertata rapi di samping bak mandi. Wadah-wadah susu berjejer di ujung ruangan.
"Nona pertama." Pelayan wanita itu ingin membantu melepaskan gaun yang di kenakan Nona pertama Han Yu. Namun gadis itu justru menghindar.
"Tunggu. Apa yang kamu lakukan?" Han Yu mendekap tubuhnya. "Uaaaakkk..." Bau yang melekat tercium semakin kuat. Perutnya menjadi sakit karena memuntahkan isi di dalamnya berkali-kali.
"Nona pertama, saya ingin membantu anda untuk mandi."
"Nona, kamu bisa pergi terlebih dulu. Setelah aku sudah masuk kedalam bak mandi. Kamu bisa membantu." ujar Han Yu dengan suara sumbang karena menahan nafasnya lagi.
Pelayan wanita mengangguk mengerti lalu pergi keluar.
Gadis di dalam ruangan melepaskan satu demi satu lapisan gaun yang ia kenakan. "Bisa-bisanya aku mengalami hal sial dan konyol seperti ini. Ihhh..." Menyeret gaun di lantai dengan salah satu kakinya agar menjauh dari bak mandi. Rasa jijik terlalu kuat menekan dirinya. Setelah menempatkan gaun penuh kotoran di tempat yang ia rasa sesuai. Han Yu langsung masuk kedalam bak mandi yang sudah di penuhi bau rempah-rempah yang kuat. "Itu...siapa? Kamu bisa masuk," teriaknya dari dalam ruangan.
Pelayan wanita masuk, dia terlihat sangat cekatan membantu Nona pertamanya menyiapkan semua keperluan mandi. Botol kaca berisi cairan jernih di tuangkan kedalam bak mandi. Bau harum kasturi menyebar memenuhi ruangan. Setelahnya pelayan wanita menuangkan dua wadah berisi susu segar. Dan menaburkan kelopak bunga mawar yang ada di dalam empat keranjang.
Melihat tubuhnya sudah di penuhi dengan berbagai macam bau wewangian. Han Yu hanya bisa menelan ludah kecut di tenggorokannya. "Sudah cukup. Kamu bisa pergi." Perlakuan yang ia terima seperti dirinya tengah berada di hotel bintang sepuluh. Sangat di istimewakan.
Pelayan wanita itu pergi setelah mendapatkan perintah.
"Wah... Ini seperti kisah perjalanan waktu. Sangat menakjubkan. Tapi, aku ada dimana?" Gadis itu menyandarkan tubuhnya menatap keatas langit-langit kamar mandi. Kepulan asap panas membuatnya jauh lebih rileks dan tenang. Han Yu berendam di bak mandi selama satu jam penuh. Dia tidak ingin bau dari kotoran masih melekat kuat di tubuhnya. Gadis itu mengendus berkali-kali kedua tangannya juga rambutnya. "Syukurlah sudah hilang." Dia bangkit dari bak mandi membuat air meluncur bebas jatuh keatas genangan air.
Pelayan wanita masuk kembali memberikan gaun baru untuk Nona pertama Han Yu. Dia juga membantu gadis itu menata rambutnya menjadi model terbaru di zaman itu.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu