Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Datang Bulan
'Sudah sampai rumah?' Bhaskara mengetik pesan. Ia menunggu sejenak setelah menekan tombol 'send'. Tapi tak ada balasan setelah satu menit. Merasa tak sabar, ia gerakkan jemarinya lagi.
'Kabari kalau sudah sampai rumah,'
'Kamu tidak berkeliaran dengan Karin, kan?'
'Alicia, balas secepat yang kamu bisa.'
'Halo?'
'Balas atau saya akan pergi ke rumah kamu sekarang,'
Di kontrakannya, Alicia sendiri baru selesai mandi. Ia mengerutkan kening saat notifikasi ponselnya yang berbunyi tanpa henti. Ia membukanya, dan sudah ada sekitar lima puluh pesan dari Bhaskara.
"Buset! Gila apa?! Nggak sabaran banget sih!" Alicia sampai geleng-geleng kepala. Pasti dia marah deh, batin Alicia. Gimana cara nenanginnya ya..
Alicia melirik tubuhnya yang masih terlilit handuk. Ah, dia punya ide. Pasti pria itu tidak akan marah jika dia melakukan ini.
Alicia berpose sedemikian rupa sembari sedikit memonyongkan bibir, lalu cekrek! cekrek! cekrek! mengambil beberapa foto. Tanpa menunggu lama segera mengirim ke Bhaskara.
Bhaskara sudah hampir kesal karena Alicia tidak kunjung membalas pesan. Beberapa saat kemudian, ting! ting! ting! tiga pesan baru masuk. Bhaskara buru-buru membukanya, dan matanya melebar saat melihat Alicia mengirimkan fotonya yang masih menggunakan handuk dengan rambut yang masih basah.
'Saya baru selesai mandi. Maaf, Jagi,' tulis Alicia pada pesan di bawahnya.
Senyum Bhaskara langsung merekah dengan lebar. Tangannya dengan cepat membalas.
'Apa itu jagi?'
'Panggilan sayang dari saya,'
'Apa artinya?'
'Artinya sayang dalam bahasa korea,'
Hening sebentar. Alicia menggigit bibir. Apa dia masih marah?
'Anda nggak suka ya? Besok biar saya cari panggilan lain,'
'Suka,' balas Bhaskara. 'Mulai sekarang panggil saya dengan sebutan itu,'
'Baik, jagi.'
Bhaskara tersenyum puas. Ia lalu membuka aplikasi google, dan mencari arti kata jagi.
'Jagi (자기) adalah kata dalam bahasa Korea yang artinya sayang. Kata ini bisa digunakan untuk memanggil pasangan kekasih, suami, atau istri.'
"Suami?" Bhaskara tersipu-sipu. "Ah, kenapa rasanya gue bahagia banget?"
Bhaskara lalu kembali melihat foto yang dikirim Alicia. Sontak saja, dirinya langsung merasa turn on saat melihat belahan dada wanita itu di balik handuk.
"Alicia, Lo nakal juga ya," Desis Bhaskara. Meski begitu ia tak henti-hentinya memandangi foto-foto itu. Diam-diam menyimpannya di favorit.
"Liatin apa sih Lo sampe mesem-mesem begitu?" tiba-tiba saja, Leon yang baru selesai mandi memajukan wajahnya, ikut nimbrung melihat ponsel Bhaskara. Bhaskara buru-buru menutup layar.
"Apaan sih, Lo! Ngintip-ngintip privasi orang! Nggak sopan!" Bhaskara berseru kesal.
"Loh, itu foto cewek bukan, sih? Iya kan? Cewek kan?" Leon langsung heboh. Dia memang hanya melihat sekilas tadi, tapi ia tahu kalau foto yang ada di ponsel Bhaskara adalah foto wanita. Playboy cap kadal nih bos! Dari jarak lima kilometer juga dia langsung bisa mencium wangi wanita.
"Sejak kapan Lo punya cewek? Kalian pacaran?" Leon memberondong sepupunya itu dengan pertanyaan. Saat ini dia merasa penasaran sekali. Pasalnya, yang ia tahu, Bhaskara sama sekali tak pernah kelihatan dekat dengan wanita manapun. Terakhir kali ia melihat Bhaskara bersama wanita adalah saat di klub. Itu pun karena Leon sedikit mengerjainya.
"Jangan-jangan, ini cewek yang ketemu Lo di klub waktu itu? Yang sampai kalian nginep di hotel?" Leon menebak-nebak. Ia mengekori Bhaskara yang sudah beranjak menuju dapur. "Iya, bukan? Heh, jawab dong, ah! Jangan bikin gue penasaran!"
"Hmm..." Bhaskara menjawab malas.
"Wah! Gila Lo Bro!" Leon tampak antusias. "Kenapa? Cewek itu enak banget ya sampe mau Lo pacarin?"
Bhaskara langsung menatap Leon tajam. "Jangan bicara sembarangan,"
"Oke, oke, sorry," Leon meringis sambil mengangkat tangan. Meski mereka berdua adalah sepupu, tapi Leon sebenarnya juga tidak berani melawan Bhaskara.
"Mending Lo pulang sana," usir Bhaskara secara terang-terangan. "Ganggu ketenangan orang aja,"
"Yaelah, gue cuma nginep semalem doang bro! Kasian dong sama sepupu Lo ini. Gue masih galau nih!"
"Seorang Leon galau?" Bhaskara mengangkat alis. "Masa sih seorang playboy cap buaya buntung kaya Lo bisa galau? Emangnya stok cewek Lo habis?"
"Hahahaha!" Leon malah tertawa terbahak-bahak. "Stok cewek mah masih banyak bro! Kalau gue mau, sekarang ada dua puluh orang yang bisa gue panggil ke sini!"
"Menjijikkan," Bhaskara mendengus. "Terus, apa alasan Lo bisa galau?"
"Hah..." Leon menghela napas panjang. "Cewek yang terakhir kali tidur sama gue belum datang bulan,"
"Emang kenapa kalau belum datang bulan?" Bhaskara masih tidak bisa menangkap maksudnya.
"Lo bego, ya? Berarti, ada kemungkinan cowok itu lagi hamil lah, Bhas!"
"Lah, emang Lo nggak pake kon dom?" Bhaskara bertanya heran. "Kalau nggak pake, Lo yang bego berarti,"
"Ya pake sih pake, tapi kan nggak menjamin seratus persen kalau bakal aman," Leon mengeluh sambil mengacak rambutnya. "Makanya, gue galau setengah mati sekarang. Kalau sampai dia benar-benar hamil, gimana dong, bro? Masa gue harus nikahin dia?"
"Kalau Lo benar-benar laki-laki, itu tanggung jawab Lo," Bhaskara menjawab tegas sambil membuka kulkas. Ia mengeluarkan sebotol air mineral dingin dan meneguknya dengan santai.
"Yah, tapi kan... gue nggak mau nikah sama dia," Leon terlihat cemas. "Lagian, hubungan gue sama dia cuma one-night stand, bukan seriusan!"
Bhaskara menatap Leon dengan pandangan dingin. "Kalau Lo nggak siap tanggung jawab, jangan pernah main-main sama anak orang. Lo pikir hidup orang cuma buat mainan Lo doang?"
Leon menghela napas lagi, merasa makin galau. "Ya gue tahu sih, gue yang salah. Tapi gue belum siap kalau disuruh nikah segala macem. Belum lagi kalau sampai Oma tau, bisa-bisa nama gue dicoret dari daftar warisan!"
"Ya itu udah jadi resiko Lo!" ucap Bhaskara tegas.
Leon tidak langsung menjawab, hanya menatap Bhaskara dengan wajah masam. "Lo enak ngomong gitu. Lo kan belum pernah ngalamin situasi kayak gue. Emang Lo udah pastiin cewek Lo nggak hamil setelah kalian melakukannya malam itu?"
Bhaskara langsung terdiam, memikirkan kata-kata Leon. Alicia? Hamil? otaknya mulai bertanya-tanya.
"Jangan-jangan Lo belum nanya? Wah, siap-siap galau kaya gue deh. Nanti kalau emang beneran jadi, kabarin ya. Biar gue nggak sendirian ngadepin ini, hahaha," Leon tertawa, bahagia rasanya saat menyadari tidak hanya dirinya yang menderita.
Bhaskara tetap terdiam, tidak menanggapi omongan Leon. Tapi, kata-kata itu berputar di pikirannya, Gimana kalau Alicia hamil? Sesaat ia tertegun. Wajah Alicia terbayang jelas di benaknya.
Apa yang harus gue lakukan kalau itu beneran terjadi? Bhaskara menghela napas panjang. Ia menggeleng pelan, mencoba menenangkan pikirannya. Hei, Bhaskara, Lo mikirin apa sih? Kalau sampai itu terjadi, tentu aja gue harus tanggung jawab. Gue nggak sebrengsek Leon.
Ia merogoh saku, berniat mengambil ponsel untuk menghubungi Alicia. Jempolnya sudah mengarah ke kontak Alicia, tapi ia mendadak ragu. Tapi gimana kalau Alicia malah panik? Bisa-bisa dia jadi stres, dan gue nggak mau itu terjadi.
Bhaskara menghela napas lagi, menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong. "Nggak, gue nggak perlu tanya langsung ke dia," gumamnya pelan. "Lebih baik gue amatin dulu sebelum bertindak."
.
kebelet baget pengen jadi bapak. kalau tau Alice gk hamil gymana reaksinya bhas ya/Facepalm//Facepalm/.
ini nih malu bertanya salah paham jadinya/Grin/