Morgan & Emily,
Perjanjian bisnis orang tua Morgan, memmbuat Morgan & Emily harus menikah.
"Walaupun pernikahan kita atas dasar org lain, tapi aku tidak ingin ada org lain dalam rumah tangga ini ketika nanti kita sah menjadi pasangan suami istri". ucap Emily
Menjadi seorang Wanita karir sekaligus seorang istri, Emily selalu berusaha membuat suaminya bahagia dan menjaga rumah tangganya ditengah-tengah kesibukannya mengejar target menjadi kepala rumah sakit dan menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit miliknya sendiri.
"Aku hanya ingin kau fokus dengan Rumah tanggal & kandunganmu Emily, aku tidak meminta kau berhenti bekerja setidaknya kurangi beban pekerjaanmu". ucap Morgan frustasi sambil mengacak-ngacak wajahnya dengan telapak tangannya
Disaat Hubungan dengan Suaminya mulai terbangun sebuah peristiwa mengubah segalanya & membuat Emily keluar dari rumah dan meninggalkan segalanya dalam keadaan mengandung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GRACIA SYLIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Ibu
...****FlashBack****...
Kata orang 3 bulan pertama pernikahan adalah masa-masa yang indah bagi pengantin baru. Begitupun dengan Morgan & Emily walaupun masih ada kesan canggung dan jarak diantara keduanya, namun setiap harinya mereka selalu belajar untuk menerima satu sama lain.
Soal Perkerjaan kedua seperti sedang berlomba tak ada yang mengalah, masing-masing sibuk dengan proyek dan tanggung jawabnya masing-masing.
Hari ini tepat 4 bulan usia rumah tangga mereka, dan tepat dihari ini kedua pasangan itu merasakan kebahagian sebab Emily dinyatakan positif hamil. Emily bisa melihat senyum bahagia Morgan yang sangat jarang dia perlihatkan selama ini, matanya berkaca-kaca. Dengan lembut ia mencoba menggenggam tangan Suaminya yang masih saja terus tersenyum sambil menatap monitor usg.
Soal ranjang walaupun kedua masih merasa canggung namun tidak ada penolakan, mereka bukan orang yang polos soal itu. Meskipun ini adalah pertama kali bagi Emily dan Morgan melakukannya tetap saja keduanya sama-sama puas dengan permainan mereka walaupun bukan dilakukan dimalam pertama seperti pengantin pada umumnya.
"Mulai hari ini kamu jangan capek-capek ya." dan mulai besok kamu ke kantor aku yang akan antar jemput". Lanjut Morgan mengelus tangan istrinya , sedangkan satu tangannya lagi memengang kemudi sesekali ia menatap Emily dengan senyum merekah.
Tak ada penolakan dari Emily ia merasa sangat bahagia, dengan sikap Morgan yang dingin namun sangat manis memperlakukannya.
Tidak Bosan-bosannya Morgan memberikan perhatian kepada calon ibu dari anaknya, dia sangat protektif berusaha menjaga istri dan calon anaknya.
Hingga suatu hari, kebahagian itu harus hilang dalam sekejap. Sejak seminggu yang lalu Morgan menyuruhnya untuk berhenti mengambil banyak jadwal operasi dan mengalihkan untuk sementara waktu proyek rumah sakit yang akan dia bangun, Namun Bukan Emily jika dia tidak keras kepala. Sifat mandiri dan selalu merasa ingin turun langsung terkadang membuat Morgan jengah.
"Maaf..maafkan aku" Ucap Emily lirih setelah mendengar penjelasan dokter bahwa calon anaknya telah meninggal
Disamping bankarnya Morgan tak henti-hentinya menangis, ia sesegukan lebih dari 1 jam disamping Emily. Disatu sisi dia sangat terpukul dengan calon bayinya yang meninggal, disisi lain dia sangat ketakutan melihat Emily yang tidak sadarkan diri dengan kondisi darah segar mengalir. 2 jam Emily tak sadarkan diri, dengan khawatir yang memuncak ia sabar menunggu dokter selesai dengan tindakannya, meskipun ia harus medapat kabar buruk setelahnya setidaknya Istrinya masih tetap hidup.
Saat ini kedua orang tua Emily dan Morgan sepakat untuk terbang dari negaranya masing-masing menuju Indonesia, sejak semalam tidak ada obrolan dari kedua pasangan tersebut. Keduanya masih sangat syok yang mencoba mencerna dan menerima kejadian tersebut.
Terlebih lagi Emily, yang sangat terpukul ditambah rasa penyesalannya karena tak mengindahkan permintaan suaminya untuk tidak banyak bekerja di usia kandungannya yang masih lemah. Saat itu Emily merasa bahwa dia bisa menjaga dirinya dengan baik.
Sebelum pendarahan dikamar mandi mansionnya, Siangnya Emily sempat tersandung & tubuhnya terjatuh dilokasi pembangun proyek rumah sakitnya. Karena tidak merasakan sakit dan tidak ada efek apapun dia tetap melanjutkan aktifitasnya.
"Aku harap kamu tidak mengatakan apapun atas kejadian ini, terutama pada suamiku." Ucap Emily tegas dan penuh penekanan terhadap sekertarisnya, Keyla.
"Baik ibu." Ucap Keyla mengangguk sambil menunduk
"Bu apa tidak sebaiknya kita langsung ke Rumah sakit." Titah Keyla merasa sangat khawatir mengingat kejadian yang baru saja Bosnya alami
"Habis ini aku masih ada meeting kan." dan aku juga tidak merasakan apa-apa..lanjut Emily berusaha meyakinkan keyla sambil mengusap perutnya harap-harap cemas berusaha menetralkan perasaannya.
...***...
Saat ini Emily sudah di izinkan kembali ke rumahnya, atas saran dari Morgan kedua orang tua dan juga mertuanya cukup menunggu Emily dirumah tidak perlu ke Rumah sakit.
Tidak ada yang paling terluka atas kejadian ini, dua calon ayah & ibu itu sama merasakan keterpurukan, Emily masih saja sesegukan bahkan dalam perjalanannya pulang. Rasa sakit saat pendarahan tidak lebih sakit dari kehilangan janinnya, mengingat bagaimana bahagianya suaminya belakangan ini menunggu tangisan & ocehan seorang bayi.
Kilas balik di awal pernikahan mereka, Morgan lah yang paling terang-terangan menentang sedangkan pernikahan itu atas dasar keinginan Ayahnya sendiri dan ia juga acuh tak acuh dengan rumah tangganya, ditambah lagi kesibukan mereka yang sejak awal pernikahan membuat Morgan merasa sedikit tak nyaman, namun perlahan berubah menjadi paling antusias setelah mengetahui Istrinya sedang mengandung itu artinya sebentar dia akan menjadi seorang Ayah.
Sesampainya dirumah, Emily turun dari mobil di ikuti Morgan dari belakang sambil membawa beberapa perlengkapan istrinya saat dirawat ruimah sakit.
Kedua org tua mereka menyambut dengan Emily dan Morgan berusaha tak menampakan raut wajah kesedihannya, yang mungkin akan menjadi beban bagi anak-anak mereka yang saat ini sedang terpukul. "Mulai hari ini kamu istrahatnya dikamar tamu saja, aku sudah menyuruh Bi hana untuk membawa beberapa perlengkapan & juga bajumu untuk ditata dikamar tamu." ucap mertuanya.
Sambil mengelus-mengelus pucuk kepala menantunya mereka berjalan masuk menuju kamar tamu disusul Mama Emily, sedang Morgan duduk diruang keluarga bersama ayah & ayah mertuanya. "Apa yang terjadi dengan Emily sebelumnya Nak morgan?" Tanya Ayah Emily
"Saat aku pulang kerja, aku sudah melihatnya terbaring dikamar mandi dengan keadaan darah mengalir,"
"kemungkinan terbesarnya dia tergelincir dikamar mandi." Lanjut Morgan berusaha menjelaskan kejadian sedikit gugup karena masih merasa sedih
"Kamu yang sabar ya nak, ini cobaan untuk kalian berdua ayah harap kedepannyan kamu bisa lebih baik & sabar lagi dalam menjaga Emily". Ucap Mertuanya menepuk-nepuk pundak Morgan
Tak ada sepatah katapun yang Morgan ucapkan, ia hanya mengangguk pelan sambil memijit pelipisnya berusaha menahan air matanya agar tak jatuh.
Sedang ditempat lain, Ibu & mertuanya tidak henti-hentinya memberi semangat & nasehat tidak lupa menghibur Emily agar tidak terlalu terpuruk. Bagaimanapun mereka paham betul bagaimana kondisi awal-awal kemahilan memang sangat renta untuk keguguran ditambaj lagi ibu mertuanya paham betul bagaimana kesibukan Emily. Sama seperti Morgan Ibu & ibu mertuanya berharap Emily bisa sedikit mengurangi aktivitasnya dan bisa fokus pada rumah tangganya, namun keduanya tidak pernah memaksakan mereka tetap memberi ruang untuk Emily melakukannya atas dasar keinginanannya sendiri.
Tentu saja dengan kejadian ini, bisa menjadi pelajaran bagi Emily kedepannya untuk lebih memperhatikan kesehatan keselamatannya. Emily yang mendengar semua wenjangan kedua ibunya makin menambah beban penyesalannya, semua keluarga besarnya tak ada yang tau bagaimana kejadian yang sebenarnya terlebih lagi suaminya.
...****************...
Halloww🙌
Sejauh ini gimana dengan ceritanya? Aku butuh banget saran dan masukan kalian, Btw ini tulisan aku pertama *deg"an banget.
Semoga kaliann sukaa yaa Happy Reading.....