NovelToon NovelToon
Dia Bukan Janda

Dia Bukan Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Cintamanis / Duda / Anak Kembar
Popularitas:30.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Lusiana menemukan kardus yang berisi bayi kembar, ia pun membawanya pulang dan berinisiatif untuk merawatnya.

Delano Wibisana harus kehilangan istri dan kedua anaknya tepat di hari kelahiran bayi kembarnya. Entah mengapa hari itu setelah melahirkan, istri Delano membawa kedua bayi kembarnya pergi hingga kecelakaan itu terjadi dan menewaskan Karina istri Delano. Lalu dimana anak-anak Delano? sedangkan pada saat evakuasi hanya di temukan Karina seorang diri.


Dilarang plagiat Ok!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBJ 28. Hasil Tes

*********

Hari berlalu dengan begitu cepat. Delano dan Diana sudah ada di rumah sakit tempat Delano melakukan tes DNA bersama si kembar Devano dan Davino.

Entah mengapa jantungnya begitu berdebar saat surat hasil tes itu ada di tangannya. Tak jauh berbeda dengan putranya, Diana pun merasakan hal yang sama. Dengan tergesa-gesa Delano membuka amplop yang masih tersegel rapi itu dan membacanya dengan seksama. Bulir air mata lolos begitu saja saat Delano berkedip. Dia kembali menatap lembaran itu.

"Alhamdulillah ma ... mereka benar-benar anak-anak aku ma." Ujar Delano seraya memeluk Diana, sesaat Diana tertegun mendengar ucapan Delano.

"Be-benarkah sayang?"

"Mama lihat ini hasilnya ma ... " Delano mengurai pelukannya dan menyerahkan kertas itu pada Diana.

"Ya Allah cucuku." Diana menangis seraya memeluk kertas hasil tes DNA itu. ---- "Lano, mereka cucu mama." ujar Diana masih setengah tak percaya.

"Iya ma, mereka cucu mama."

Delano dan Diana langsung meninggalkan rumah sakit dan pergi ke tempat Lusi.

Delano mengetuk pintu rumah Lusi namun tak ada sahutan dari dalam. Ibu Yuyun yang kebetulan baru kembali dari pasar memanggil Delano.

"Nak Delano cari Lusi?"

"Iya bu, Lusi dimana bu?"

"Lusi tadi pergi buru-buru sekali. Dia hanya pamit mau ke sekolah Devan dan Davin. Sepertinya dari wajah Lusi mereka sedang ada masalah." Ujar bu Yuyun.

Deg!!

"Masalah ....?" Lirih Delano, Delano takut terjadi sesuatu dengan putra-putranya.

"Terimakasih bu, saya susul Lusi saja."

"Ayo mah, kita susul mereka."

Diana langsung ikut masuk ke dalam mobil. Delano memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Hati-hati Lano."

"Aku khawatir terjadi sesuatu dengan mereka mah." Ujar Delano, sesekali matanya melirik kaca spion lalu kembali fokus menatap ke depan.

Sementara itu Lusi masih duduk di ruang konseling dengan kepala menunduk. Dia hari ini di panggil karena katanya Devan memukul kepala temannya dengan penghapus papan tulis hingga berdarah, dan orang tua dari murid tersebut saat ini sedang memarahi Lusi karena tidak mendidik anaknya dengan benar.

"Saya akan mengurus masalah ini, saya tidak terima anak saya di perlakukan seperti itu. Dasar anak haram suka sekali berbuat onar." Ujar ibu dari murid itu.

Deg!!

Jantung Lusi seketika terasa di remas ketika anaknya dikatai seperti itu. Lusi mengangkat wajahnya menatap tajam wanita itu. Nyali wanita itu sedikit menciut mendapat tatapan seperti itu dari Lusi.

"Anda tau apa tentang kehidupan saya? tentang anak-anak saya? apa anda pikir karena anda kaya bisa seenaknya berkata hal seperti itu? Anda langsung menuduh putra saya yang salah sementara putra anda sendiri adalah sumber masalahnya." Kata Lusi dengan ekspresi wajah datar.

Wanita di hadapannya ini telah menyinggung putra-putranya yang sangat berharga, dan Lusi akan membuat mulut pedas itu membayar semuanya. Beruntung anak-anak Lusi ada di tempat lain sehingga mereka tidak harus melihat kemarahan Lusi.

"Maaf ibu Lusi, tapi Devan .... "

"Cukup bapak kepala sekolah yang terhormat. Saya tau putra saya salah sudah memukul Zidan hingga kepalanya berdarah. Tapi apa bapak sudah menanyakan pada putra saya apa yang terjadi? saya sangat yakin putra saya melakukan semua itu karena Zidan terlebih dulu mencari gara-gara." Lusi menatap kepala sekolah berkepala plontos itu dengan tajam hingga pria itupun kesulitan menelan salivanya.

"Bu Lusi saya harap anda bisa tenang dan mengontrol emosi anda."

"Saya harus mengontrol emosi saya? bapak dengar ibu Zidan ini tadi mengatai putra saya anak haram." pekik Lusi sudah tidak dapat mengontrol emosinya lagi.

Disaat ketegangan di ruang kepala sekolah terjadi, Delano menendang pintu kepala sekolah itu hingga terbuka lebar, matanya menatap tajam ke dalam.

"Siapa anda, kenapa anda tidak sopan sekali?" Kepala sekolah itu menatap Delano, namun seketika dia gemetaran karena Delano adalah tamunya beberapa hari yang lalu. Pria itu tiba-tiba ingin menjadi donatur di yayasan sekolahnya.

"Tu-tuan .... "

"Siapa yang mengatakan putraku anak haram?" Delano menatap tajam kepala sekolah itu lalu matanya beralih menatap ibu Zidan, wanita itu mematung menatap atasannya ada di sana.

"Tuan Delano .... "

"Siapa kau beraninya mengatai anakku?"

"Ta-tapi bagaimana mungkin." Wanita itu terlihat sangat ketakutan. Diana menghampiri Lusi dan memeluk gadis itu.

"Tante, aku tidak terima. Mereka menyakiti putraku secara verbal." Isak Lusi.

"Sshhh ... kau tenang saja biar Delano yang mengurus mereka. Kita temui Devan dan Davin. Saat ini mereka pasti ketakutan." Ucap Diana, dia menuntun tubuh Lusi dan melewati Delano. Delano menatap tajam wajah sembab Lusi.

Setelah Lusi dibawa pergi Diana, Delano menatap nyalang kearah dua manusia yang ada di hadapannya.

"Hari ini juga kau bereskan barang-barangmu dari kantorku. Aku tidak mentolerir ucapanmu pada putraku."

"Ampuni saya tuan, saya mohon maaf. Saya salah. Jangan pecat saya. Saya hanya single parent jika saya di pecat bagaimana saya akan menghidupi anak saya tuan?"

"Bukan urusanku, kau berani mengusik putraku yang berharga, dan kau membuat wanita yang aku cintai menangis. Jika kau mau pengampunan dariku bersujudlah di kaki Lusi. Jika dia memaafkan mu maka aku akan pikirkan lagi." Ujar Delano datar. Ibu Zidan itu langsung berlari menyusul Lusi. Dia harus mendapatkan maaf wanita itu bagaimanapun caranya.

Setelah wanita itu keluar, Delano menghampiri kepala sekolah itu.

"Ma-afkan saya tuan, saya tidak tau jika mereka berdua putra anda."

"Apa tempat ini bisa di sebut sekolahan? sikapmu tidak mencerminkan seorang pendidik yang baik. Mulai hari ini aku akan menarik berkas mereka. Aku akan pindahkan mereka ke sekolah lain yang lebih berkompeten." Tegas Delano. Dia segera pergi dari ruangan Kepala sekolah menuju ke tempat anak-anaknya dan Lusi berada.

Devan dan Davin langsung memeluk Lusi, mereka terisak di kaki Lusi.

"Bunda maaf ..."

Lusi pun tak kuasa membendung perasaannya ikut berjongkok memeluk Devan dan Davin. Ketiganya menangis.

"Kita pindah sekolah saja ya. Bunda akan cari sekolah yang bagus untuk kalian." Ujar Lusi dengan suara parau.

Devan dan Davin mengangguk. Mereka memeluk leher Lusi erat.

"Mama Devan, saya mohon maafkan saya." Ujar ibu Zidan. Lusi tak menggubris ucapan ibu Zidan. Hatinya masih sangat sakit mendengar hujatan yang di tujukan pada putranya.

"Mama Devan, saya mohon. Saya memerlukan pekerjaan saya. Papanya Devan tadi bilang kalo mama Devan mau memberikan maaf saya tidak jadi dipecat.

Lusi menatap ibu Zidan yang bersimpuh di sampingnya. Yang mengganggu pikirannya saat jnj adalah ucapan ibu Zidan mengenai papa Devan.

"Bangunlah .... " ujar Lusi dingin.

"Saya tidak bisa bu, jika anda belum memaafkan saya. Saya akan tetap bersimpuh." Ucap ibu Zidan dengan mata berkaca-kaca

🌹🌹🌹🌹🌹🌹..

Sembari menunggu Delano, kalian juga bisa mampir ke karya teman othor yang lain. Karya kakak R. Angela yang berjudul Sold

1
Mas Sigit
q rasa karisa dalang dri semua ini
Mas Sigit
mampir kk
Santimehasari Nst
Luar biasa
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Mayus Mayus
Kecewa
Mayus Mayus
Buruk
pipin bagendra
ga ketukar Jeffri dgn Delano thor
ganteng yg JD Jeffry hehehehe
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
pengalaman pribadi😅😅
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
ikut suprt novelnya...👌
Nur Bahagia
nahhh ini baru kerenn 🤩 kalo visual nya Delano imut bener 😁
Nur Bahagia: siiaapppp kak Thor 👍🥰
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
siapa bu Yayuk? 🤭
Nur Bahagia
tuh kan bener..Glen yg dihubungi Delano
Nur Bahagia
ya iyalah Lusi pasti datang dianterin Delano.. lo aja yg aneh mikirnya aditya 🤦‍♀️
Nur Bahagia
Lusi cocok nih visualnya.. tapi delano terlalu imut banget 😁
Nur Bahagia
Delano nelp Glen 😁
Nur Bahagia
Glen berperan ganda 🤔
Nur Bahagia
jangan2 jessica lagi ngincer regan/delano 🤭
Nur Bahagia
tuh kan.. Hans dan Lidya kompak bener. 🤗
Nur Bahagia
Hans dan Lidya ini bener2 couple goals 🤗
Nur Bahagia
kalo dari judul chapter nya, ini pasti ulah papa Hans 🤣 emang agak lain tuh papa 😅
Nur Bahagia
kayak sinetron 😅🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!