NovelToon NovelToon
Dan Akhirnya Aku Pergi

Dan Akhirnya Aku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Penyesalan Suami / Cinta Lansia
Popularitas:44.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Sofia Amara, wanita dewasa berusia 48 tahun yang hanya dipandang sebelah mata oleh suami dan anak-anaknya hanya karena dirinya seorang ibu rumah tangga.

Tepat di hari pernikahan dirinya dan Robin sang suami yang ke-22 tahun. Sofia menemukan fakta jika sang suami telah mendua selama puluhan tahun, bahkan anak-anaknya juga lebih memilih wanita selingkuhan sang ayah.

Tanpa berbalik lagi, Sofia akhirnya pergi dan membuktikan jika dirinya bisa sukses di usianya yang sudah senja.

Di saat Sofia mencoba bangkit, dirinya bertemu Riven Vex, CEO terkemuka. Seorang pria paruh baya yang merupakan masa lalu Sofia dan pertemuan itu membuka sebuah rahasia masa lalu.

Yuk silahkan baca! Yang tidak suka, tidak perlu memberikan rating buruk

INGAT! DOSA DITANGGUNG MASING-MASING JIKA MEMBERIKAN RATING BURUK TANPA ALASAN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DAAP 23

Setelah berjam-jam menunggu, akhirnya pintu ruang operasi terbuka.

Rena, Elleanor, dan Edward langsung berdiri serempak saat dokter keluar dengan wajah tenang.

“Bagaimana keadaannya, Dok?” tanya Edward cepat.

Dokter melepaskan masker medisnya dan tersenyum tipis. “Operasi berjalan dengan sukses. Mioma telah diangkat, dan sekarang pasien dalam pemulihan. Kami akan memantau kondisinya selama beberapa hari ke depan.”

Ketiganya menghela napas lega.

Elleanor langsung meremas tangan kakaknya, berusaha menahan air mata yang hampir jatuh. Edward sendiri tampak lebih tenang, tapi siapa pun bisa melihat bahwa ia jauh lebih rileks sekarang.

“Terima kasih, Dok,” kata Rena mewakili semuanya.

Dokter mengangguk sebelum kembali masuk ke dalam untuk memastikan Sofia dipindahkan ke ruang rawat inap.

Tak lama kemudian, Sofia dipindahkan ke ruangan VVIP.

Rena, yang baru saja duduk untuk beristirahat, tiba-tiba mendengar ponselnya berdering. Ia mengernyit, lalu mengambilnya dari dalam tas. Begitu melihat nama di layar, Rena menghela napas.

“Ada klien yang harus aku tangani,” katanya sambil bangkit.

Elleanor langsung panik. “Tante Rena mau ke mana? Tante Sofia baru saja keluar dari operasi!”

Rena menepuk bahu Elleanor pelan. “Jangan khawatir. Aku hanya sebentar. Kalian berdua di sini dulu, jaga Sofia.”

Edward mengangguk tanpa ragu. “Kami akan menjaganya.”

Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, Rena pun pergi dengan langkah cepat.

Kini hanya tersisa Edward dan Elleanor di ruangan itu.

Elleanor duduk di tepi ranjang, menatap Sofia yang masih belum sadar.

“Tante Sofia .…” bisiknya pelan, “Aku harap Tante segera sadar. Ada banyak hal yang harus kita bicarakan .…”

Sementara itu, Edward berdiri di dekat jendela, tatapannya tajam dan penuh pemikiran.

Tidak ada yang tahu bahwa di kepalanya, ia sedang menyusun rencana.

*****

Malam itu, rumah sakit masih terjaga dalam kesunyian.

Di dalam kamar rawat VVIP, Sofia masih terlelap, napasnya tenang meski wajahnya sedikit pucat.

Pintu kamar terbuka tanpa suara.

Seorang pria melangkah masuk dengan langkah mantap. Wajahnya tampan, meski usia telah menambahkan sedikit kerutan di sudut matanya. Tubuhnya masih tegap dan berotot, menunjukkan bahwa waktu belum mampu meruntuhkan wibawa serta ketangguhannya.

Tatapannya jatuh pada Sofia yang terbaring lemah. Ada banyak emosi yang berputar di matanya—kerinduan, penyesalan, dan kebahagiaan yang samar.

Perlahan, ia duduk di tepi ranjang Sofia.

Jari-jari kokohnya terulur, mengusap lembut rambut Sofia, seolah takut membangunkannya.

“Sudah lama sekali .…” gumamnya dengan suara rendah. “Kau tidak berubah sedikit pun, Sofia.”

Ia menghela napas panjang, sepasang matanya menyiratkan emosi yang sulit diungkapkan.

“Anak-anak kita telah tumbuh besar .…” lanjutnya pelan, “Kau pasti akan terkejut jika tahu siapa mereka.”

Pria itu menggenggam tangan Sofia sejenak, jari-jarinya melingkari jemari Sofia dengan erat.

Tapi kemudian, ia menghela napas lagi, ragu-ragu. “Aku tidak tahu bagaimana harus memberitahumu tentang mereka.” Suaranya bergetar sedikit. “Aku takut … kau akan marah dan membenciku. Tapi aku tidak punya pilihan lain.”

Pria paruh baya tampan itu menatap Sofia sekali lagi, seolah menghafal setiap garis wajahnya.

“Mudah-mudahan … kau bisa menerima semuanya.”

Setelah mengatakan itu, pria tersebut akhirnya berdiri dan berjalan keluar dengan tenang, meninggalkan aroma maskulin yang samar.

Beberapa menit setelah kepergiannya, pintu kembali terbuka.

Elleanor masuk dengan langkah cepat, membawa kantong camilan di tangannya.

Di belakangnya, Edward berjalan lebih santai, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.

“Aku lapar, kak.” Elleanor mengeluh sambil membuka bungkus cokelat. “Kenapa di rumah sakit nggak ada restoran enak?”

Edward tidak menanggapi. Ia hanya menatap ruangan dengan ekspresi datar—tapi matanya berkilat tajam. Ia bisa merasakan sesuatu.

Aura seseorang masih tertinggal di dalam kamar ini. Dan ia tahu pasti siapa orang itu. Senyum tipis terangkat di sudut bibirnya.

“Dasar … nakal,” gumamnya pelan.

****

Cahaya matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kamar rawat VVIP.

Sofia perlahan membuka matanya, kelopak matanya terasa berat, tetapi rasa kantuk itu segera tergantikan dengan kesadaran.

Begitu melihat Sofia mulai sadar, Elleanor langsung berlari ke sisi ranjang dengan mata berbinar.

“Tante Sofia! Akhirnya sadar juga! Aku hampir kena serangan jantung semalam.”

Sofia tersenyum kecil melihat reaksi gadis itu. Sementara Edward yang berdiri di sisi lain hanya menghela napas lega.

“Bagaimana perasaanmu, Tante?” tanya Edward dengan suara tenang, tetapi sorot matanya jelas menunjukkan kekhawatiran.

Sofia mencoba duduk, tetapi Elleanor dengan sigap menahan tubuhnya.

“Pelan-pelan saja, Tante. Jangan banyak gerak dulu.”

Sofia tersenyum kecil, merasakan kehangatan yang begitu asing namun menyenangkan.

Tak lama setelah itu, ketukan terdengar dari pintu.

Rena masuk terlebih dahulu, disusul oleh dua orang pekerja Sofia, Yaya dan Lia.

Begitu melihat Sofia telah sadar, ketiganya tampak lega.

“Astaga, Sofia! Aku hampir stres karena menunggu dirimu yang belum sadar!” Rena mendekat sambil menatap sahabatnya dengan cemas.

Sofia tersenyum, “Aku baik-baik saja, hanya butuh sedikit istirahat.”

Yaya dan Lia yang berdiri di belakang Rena ikut mendekat sambil membawa keranjang buah.

“Bu Sofia, bagaimana keadaan Anda?” tanya Yaya dengan nada sopan.

“Kami sangat khawatir, Bu,” Lia menimpali.

Keduanya meletakkan keranjang buah di meja samping ranjang.

“Kami datang untuk memastikan Anda baik-baik saja.”

Sofia tersenyum hangat melihat perhatian mereka. “Terima kasih, kalian berdua. Maaf membuat kalian khawatir.”

Yaya dan Lia saling bertukar pandang sebelum tersenyum.

“Oh ya, Bu, jangan khawatir soal ruko. Kami sudah mengatur semuanya, semuanya masih aman terkendali.”

“Iya, jadi Bu Sofia bisa istirahat dengan tenang dulu,” tambah Lia.

Sofia menghela napas lega. Meskipun hatinya masih merasa gelisah karena meninggalkan pekerjaan, mendengar bahwa semuanya baik-baik saja membuatnya sedikit lebih tenang.

Rena menepuk pundak Sofia dengan lembut.

“Kau dengar sendiri, kan? Jangan terlalu banyak berpikir. Fokus saja untuk pulih.”

Sofia tersenyum dan mengangguk.

Di dalam hatinya, ia berjanji bahwa setelah pulih, ia akan bekerja lebih keras lagi untuk mewujudkan impian barunya.

🍃🍃🍃🍃

Di sisi lain, di kediaman Rahardian, pesta pernikahan Robin dan Vanessa akhirnya digelar.

Dekorasi yang mewah memenuhi ruangan besar itu. Lampu kristal menggantung megah di langit-langit, meja-meja dihiasi bunga segar, dan alunan musik lembut mengiringi suasana.

Di tengah ruangan, Robin dan Vanessa berdiri berdampingan, mengenakan pakaian pengantin yang serasi.

Robin mengenakan setelan jas hitam yang elegan, sementara Vanessa tampak anggun dalam gaun putih yang menempel sempurna di tubuhnya.

Di mata mereka terpancar kebahagiaan.

Saskia, ibu Robin, tersenyum bangga melihat putranya akhirnya menikahi wanita yang ‘lebih baik’ daripada Sofia.

“Lihat, Robin, kau akhirnya bersama wanita yang benar-benar pantas untukmu,” ujar Saskia sambil menggenggam tangan putranya.

Robin tersenyum dan mengangguk. Dia merasa lega karena semuanya berjalan sesuai keinginannya.

Vanessa pun menatap Robin dengan penuh kemenangan. Dia kini telah menjadi istri sah Robin, mendapatkan status dan kehormatan yang selama ini diinginkannya.

1
Ma Em
Bagus pasti itu Riven atau Edward sama Elleanor yg sediakan pengawal untuk melindungi Sofia jgn sampai Vanesa bisa menghancurkan Sofia semoga Sofia semakin jaya dan butiknya semakin terkenal kalahkan Vanesa dgn karya2 mu
🍒⃞⃟🦅Rivana84
tidak ada yg menghalangi mu,,,tapi hatimu lah yg sdh hitam jdi liat org sukses sllu iri hati
🍒⃞⃟🦅Rivana84: yahh betul syekaliiii thoorr
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: Bener kak. kalau hati hitam. Pasti bakalan iri terus
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅Rivana84
bpk nya kulkas ya anak nya juga kulkas toh ya/Facepalm//Facepalm/
🍒⃞⃟🦅Rivana84
ternyata bener dia bpk nya kembar
🍒⃞⃟🦅Rivana84
Rivana?? bpk nya si kembar kah?? & org dri masalalu nya Sofia?
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: Gak apa-apa kak, aku aja kalau nulis kadang typo /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🍒⃞⃟🦅Rivana84: maaf ya thoorr kalo aku typo nya kaga sadar🙏🤣🤣🤭
total 7 replies
Rabiatul Addawiyah
Saskia, Mikailla, Vanessa semua pada kena kebakaran hatinya, panas nih yeee lihat Sofia semakin terdepan😆
🍒⃞⃟🦅Rivana84
defensif apa thoorr?
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: Nah, tambah kosakata lagi kan? 🤣🤣
🍒⃞⃟🦅Rivana84: oh okeee thoorr,, soalnya aku Bru denger ini juga sih/Facepalm/
total 3 replies
Rabiatul Addawiyah
kembar seperti kamu lah Daddy (kulkas 4 pintu) 😅
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🦆͜͡UᵐSᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍⁿʲⁱˡ🤎🧡
Semakin panas saja kamu Vanesa terus lah berulah sebelum kamu jatuh terpuruk
mama_im
mikaila pasti nyesel banget nantinya.
Rabiatul Addawiyah
Vanessa gemblung provokator
Aghitsna Agis
pph riven simpan pengawal bayaangan kemanapun pergi ikutin aja karena vanessa ingin.menjatuhkan kalau nga pphbtrbin jauhkan rahadianya niar tambag pusing vameds saskia dan anak2nya mudah untuk sofia untuk.menjatuhkan vanessa dgn menyebarkan vidio mesumnya tamat feh riwayatnya
Tiara Bella
wow Sofia pnya pengawal tersembunyi ternyata Edwar Eleanor sm papahnya....mantap
Aldiza azahra
bikin tu vanesa bangkrut dn bongkar rahasia tobin dn nene peot biar mata anky terbuka...
mama_im
anak kembar kulkas mirip bapaknya yee 🤣🤣🤣 akhirnya tau juga tuh nama tuan misterius 🤭🤭🤭
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zea Rahmat
mampussss lu vanesa kebakaran jenggot kan
arniya
Vanessa tunggu kehancuran mu....
Wanita Aries
Wkwkwk kaget yakkk
Zea Rahmat
ada juga lu yg hancur
arniya
Reno dan Mikaila cepat tau kebenarannya, penyesalan terlambat....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!