Qianlu adalah putri dari sebuah keluarga jenderal terpandang. Namun sayangnya hidupnya tidak bahagia, akibat dia sendiri, datangnya seorang selir dan juga anak nya membuat ibu nya tersingkir dan mengakibatkan sikapnya menjadi arogan.
"Jika seandainya aku bisa memutar waktu kembali, maka aku tidak mau menjadi seperti ini...." ujarnya ditengah ambang kematian.
"Dimana aku...."
"Qian! Lihatlah ayahmu sudah kembali!"
"Aku menjadi kecil?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obat Manis
Qian menyandarkan kepalanya di pelukan ibunya. Dia begitu rindu dengan pelukan ibunya ini. Sosok ibu yang sangat menyayangi nya tapi justru dia sia-siakan karena hasutan yang membuat dia tumbuh menjadi wanita yang keras kepala dan arogan.
"Maafkan ibu ya....." Dengan suara lembut, dia mengelus lembut kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.
"Ibu, jangan pergi..... jangan tinggalkan aku."
"Tidak akan, ibu tidak akan pergi. Ibu tidak akan meninggalkan mu."
"Nyonya Yeong! Salam untuk nyonya." Seorang wanita yang sedikit tua datang memberikan hormat.
"Akhirnya kau datang juga, periksa putriku."
"Baik nyonya."
'Dia ini, tabib..... Ah, aku ingat! Dia tabib yang baik. Jadi tidak ada masalah.' jelas Qian yang mengandalkan ingatan dewasa nya.
"Demam putri Qian sudah mulai mereda nyonya. Pastikan agar putri Qian meminum obat nya."
"Baiklah."
"Kalau begitu saya permisi nyonya."
"Dengar kan? Kau harus minum obat. Supaya cepat sembuh. Jangan menolak ya, karena ayah belum datang, ok Qian?"
'Aku tidak akan mempersulit ibu lagi.'
"Iya Bu. Aku akan minum obat nya."
"Baiklah, kita minum obat dulu......"
"Masih belum juga!" Suara dengan teriakkan itu langsung menggema di ruangan.
"Ibu."
"Apa ini Yeong? Qian masih belum juga minum obatnya? Apa harus menunggu putraku dulu datang. Apa dia juga harus mengurus masalah ini selain masalah kekaisaran." Ujarnya dengan sinis.
"Bukan begitu Bu, tapi Qian baru sadar."
"Ketika dia tidur pun, bisa diberikan obat! Kau saja yang tidak becus! Sudah tidak becus melahirkan seorang putra mengurus putri juga tidak bisa! Aku menyesal putraku menikahi dirimu!"
Qian melihat wajah teduh ibunya yang tetap tersenyum padanya meskipun dikata-katai. Memang, neneknya tidak suka dengan ibunya karena menganggap membawa sial bagi ayahnya. "Kalau kau tidak bisa memberikannya obat, biar aku yang berikan padanya! Minggir!" Yeong menyerahkan obat berbentuk pil itu.
"Ayo Qian, minum obat nya. Cukup ibumu ini saja yang tidak berguna."
'Dia mengatai ibuku. Dasar mulut peot! Aku akan balas!'
"Buka mulutnya!" Titah nenek, Qian menurutinya.
"Lihat? Gampang kan?"
"Iya Bu."
"Nenek!" Panggilan Qian dengan pelan.
"Apa? Jangan minum dulu, telan obatnya."
Qian mengangguk kecil. "Nenek, aku tidak minta minum. Obatnya sangat enak di lidahku, aku menyukai rasanya nek." Ucap Qian dengan riang.
"Mana ada obat yang enak."
"Tapi enak, aku suka nek!" Ujar Qian dengan yakin.
Wajah nenek menjadi curiga dan menatap Yeong. "Apa kau sudah memeriksa obatnya? Jangan sampai salah Yeong!"
"Tidak Bu, aku sudah periksa. Obatnya benar. Mungkin karena Qian......"
"Sudahlah! Bicara dengan mu tidak akan selesai! Aku akan coba sendiri obatnya." Dalam hati Qian tersenyum lebar melihat nya.
'Ya, cobalah..... Dan setelah itu bibir peot itu tidak akan bicara untuk sementara waktu.'
"Pleh!" Belum lama masuk ke mulutnya, pil itu langsung dilepehkan.
"Air!" Air yang dipegang oleh Yeong langsung diambil dan diminum sekali tandas.
'Rasakan itu!'
"Bu, kenapa? Ibu baik-baik saja?"
"Ya! Pahit sekali! Sepertinya aku harus minum susu sapi untuk itu. Urus Qian!"
"Aku ingin bilang Bu, mungkin karena indra perasa Qian yang tidak bekerja dengan baik. Jadi, dia....."
"Sudahlah!" Nenek melenggang pergi dengan beberapa kali menyentuh lidah nya.
"Hahaha." Suara tawa Qian terdengar kecil, membuat Yeong menoleh pada putrinya.
"Kenapa putriku?"
"Tidak Bu, wajah nenek sangat lucu kan?"
"Sudah, minum air nya."
'Selalu saja ibu seperti ini. Bersikap baik dan berpikir positif serta sabar. Tapi itu dulu, sekarang aku akan menjaga ibu.' Tekad Qian.
Bersambung........
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🥰🥰
ceritanya menarik ❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️