Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Fakta
"kalian gak tahu seberapa tertekannya mommy karena tuntutan banyak orang mengenai keturunan, dan sayangnya mommy tidak bisa mendapatkannya dari daddy kalian " ujar Fira dengan wajah frustasi
"tapi daddy tetap mempertahankan mommy, harusnya mommy bersyukur untuk itu" sahut Jeffrey dengan sengit
"tapi daddy kalian jatuh hati pada wanita lain" kesal Fira akan kenyataan yang paling ia benci
"tapi mommy juga melahirkan kami bertiga dengan pria lain mom, bahkan ayah kami bertiga pun berbeda dan tak ada yang sama " protes Jeffrey tidak suka dengan sifat angkuh sang mommy
Fira menatap sengit puteranya "kamu lebih membela daddy kamu padahal di sini mommy yang melahirkan kamu Jeffrey" teriak Fira tak terima
"tentu Jeffrey lebih bela daddy, karena setidaknya daddy lebih manusiawi dari mommy padahal kami lahir dari sifat liar mommy " ucap Jeffrey memukul telak pada kenyataan bahwa baik dirinya dan kedua saudarinya bukanlah anak kandung Valentino namun anak dari perbuatan gila Fira yang merasa terkhianati karena Valentino menaruh hati pada wanita lain setelah beberapa tahun pernikahan antara Valentino dan Fira
"kamu gak tahu seberapa sakit hati mommy Jeffrey" teriak Fira
"jika ada yang lebih sakit di sini itu daddy mom, dia harus rela menjauh dari wanita yang dia cintai karena sifat gila mommy, dan daddy juga harus rela mengurus kami yang jelas bukan anak kandungnya " teriak Jeffrey
Felicia memeluk Grace sang adik yang jelas ketakutan dengan perdebatan antara sang mommy dan Jeffrey yang belum jelas Grace tahu alasan perdebatan itu
Entahlah kenyataan macam ini, bagaimana bisa Valentino tetap mempertahankan pernikahannya bersama Fira jika ketiga anak Fira bukanlah anak kandung Valentino
Hanya Valentino saja yang tahu apa isi otak Valentino sampai memilih menyembunyikan Danica yang jelas adalah anak kandung Valentino dan malah mengakui anak orang lain sebagai anak kandungnya
***
Hampir setiap hari Dafi menghampiri Danica membuat Danica cukup risih di buatnya, namun Danica sendiri tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah tindakan Dafi karena Dafi sekarang adalah bosnya ketika di tempat kerjanya di Makasar
"sepertinya kamu pakai baju yang sama setiap harinya Danica, apa mau belanja pakaian" Dafi mencoba menawarkan hal yang di sukai beberapa wanita
"Terima kasih atas tawarannya tuan, tapi saya bisa mengurus keperluan saya sendiri " tolak Danica
Dafi terus mengikuti langkah Danica "kamu sudah sebulan di sini apa tidak ingin jalan-jalan lebih dulu" tanya Dafi lagi
"jika anda punya banyak waktu luang, silahkan untuk jalan-jalan bersama sekertaris anda saja " balas Danica
"tapi saya inginnya ajak kamu Danica " bujuk Dafi lagi
"tapi saya gak ingin tuh" balas Danica dengan dingin
Dafi menghentikan langkahnya untuk mengikuti Danica, bibirnya tersenyum simpul melihat keseriusan Danica dalam bekerja "bukankah dia mengagumkan " gumam Dafi begitu kagum dengan keteguhan hati Danica padahal hampir setiap hari Dafi mengusik Danica dengan terus menggoda gadis cantik itu
Danica menghentikan langkahnya kala merasa ponselnya bergetar, tangannya dengan segera mengambil ponsel yang ada di saku celana "mommy " melihat siapa yang menelpon Danica segera mengangkat panggilan itu
"hai mommy" sapa Danica dengan suara riangnya
"happy birthday my Princess " ucap Brigitta dengan suara hebohnya
"ah apa ini hari ulang tahunku mom" Danica benar-benar lupa dengan hari ulang tahunnya jika Brigitta tidak mengucapkannya
"of course, bagaimana bisa kamu lupa dengan hari ulang tahunmu Princess " tanya Brigitta
" I just forgot mom" kekeh Danica
"ini karena kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan mu Danica" sindir Brigitta kepada sang anak yang kini terlalu sibuk bekerja sampai jarang menghubunginya
"aku memang sibuk mom, Iam so sorry mom" ucap Danica
Brigitta terdiam sejenak "bagaimana jika lupakan acara balas dendam itu dan kembali ke Swedia saja, mommy rindu sekali denganmu " ucap Brigitta dengan tiba-tiba
"kenapa tiba-tiba mommy berubah pikiran" heran Danica akan permintaan Brigitta yang terbilang tiba-tiba
"mommy hanya kesepian Danica, mommy rasa balas dendam juga tidak akan membuat hati mommy bahagia, ada kamu di dekat mommy jauh lebih menenangkan buat mommy" ucap Brigitta dengan lirih
Danica menghela nafas panjang "sudah lah mom, jangan seperti ini" mohon Danica yang selalu tidak tega mendengar mommy nya bersedih
"mommy sangat kesepian Danica, rasanya lebih baik saat melihatmu ada di sini biarpun mommy hanya bisa melihatmu di malam hari karena di manapun kamu berada, kamu pasti selalu sibuk " rasanya ia begitu rindu dengan Danica yang sudah hampir setahun ini tidak pulang
"dalam beberapa bulan lagi Danica akan mengunjungi mommy jadi bersabarlah mom " pinta Danica
"tapi mommy pengennya kamu cepat pulang princess " pinta Brigitta
"nanti Danica pikirkan ya mom, tapi untuk sekarang bersabarlah " pinta Danica dengan lembut
"mommy harap kamu akan cepat pulang dan bisa mengobrol lagi bersama mommy " mohon Brigitta
"ah, Im soryy Princess, mommy tidak akan mengatakan apapun lagi, I miss you my Princess " ucap Brigitta
"mis you too mom " balas Danica yang segera menyimpan kembali ponselnya setelah panggilan mereka berakhir
"wah ternyata kamu ulang tahun Danica " seru Dafi membuat Danica terperanjat kaget
"astaga tuan " kesal Danica pada Dafi yang muncul tiba-tiba dan membuatnya terkejut
Dafi terkekeh "maaf Danica" Dafi mengatupkan kedua tangannya di hadapan Danica untuk meminta maaf
"ini hari ulang tahunmu, jadi biarkan pria baik ini memberikan pesta kecil-kecilan untukmu merayakan ulang tahun " ucap Dafi
"jangan aneh-aneh tuan" protes Danica
"aneh di bagian mana" bingung Dafi
"ya itu tuan bilang mau membuat pesta kecil-kecilan untukku " ucap Danica dengan ketus
"lah apa salah nya, kan ini ulang tahunmu " tanya Dafi
"aku tidak pernah merayakan hari ulang tahun dengan pesta, aku biasa mengenang momen kelahiranku dengan makan-makan saja " ucap Danica
"ya sudah kalau begitu ayo kita makan Danica " Dafi langsung menarik paksa Danica untuk makan bersamanya
"tunggu tuan " Danica menahan tangan Dafi yyang masih ingin menariknya karena dirinya ada panggilan masuk "saya ada telpon" buru-buru Danica mengangkat panggilan itu karena itu dari Daddy nya
"happy birthday my Princess " ucap Valentino
"terima kasih Dad" balas Danica
ini yang paling ia sukai dari ulang tahunnya, kedua orangtuanya akan selalu mengingat hari ulang tahunnya biarpun mereka tidak berada di dekatnya
"Daddy sudah menyiapkan hadiah untukmu, tapi Daddy tidak tahu alamat mu yang sekarang, bisa kirimkan alamat kamu saat ini Danica " pinta Valentino
"nanti Danica kirim via pesan alamatnya Dad" balas Danica
"kamu masih sibuk kerja ya " tanya Valentino
" iya Dad" balas Danica
"oh ya apa mommy mu sudah menelponmu, terakhir daddy bertemu mommy kamu, dia bilang rindu padamu " tanya Valentino
"baru beberapa menit lalu mommy menelpon Danica Dad" balas Danica
"ya sudah Danica Daddy harus kembali bekerja jadi segera kirimkan alamatmu agar hadiah Daddy bisa segera datang ke tempatmu " ucap Valentino
"oke Daddy " Danica menyimpan kembali ponselnya kala panggilannya sudah berakhir
Dafi menatap kagum Danica "wah kamu begitu di cintai kedua orang tuamu ya " ucap Dafi
"lumayan " balas Danica
"itu bukan lumayan lagi Danica, itu cukup besar, orang tuaku jarang mengingat ulang tahunku, mereka lebih mengingat hari ulang tahun cucu mereka " ujar Dafi
"anda sudah punya anak " pertanyaan konyol keluar begitu saja dari bibir Danica
"sembarangan " sinis Dafi
"itu anak-anak kakakku, aku belum menikah Danica " kesal Dafi
"oh maaf, saya kira itu anak anda " Danica tersenyum kecil melihat reaksi kesal Dafi
Dafi sempat terpana melihat tawa Danica "kamu tahu Danica, senyuman mu itu begitu cantik " puji Dafi dengan sungguh-sungguh