NovelToon NovelToon
Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Lemah tak berdaya

Malam menjelang, hari ini Vano pulang cukup awal. pria itu duduk di ruang tengah sambil menonton TV.

Di lihatnya pintu kamar istrinya yang tertutup rapat, tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan cepat ia melihatnya, ternyata sahabatnya Iyan yang menelpon.

" Kenapa Yan." tanya Vano.

" Kamu sibuk nggak, kalau nggak kita nongkrong yuk. " ajak Iyan yang sudah lama tidak keluar dengan sahabatnya itu.

" Ya udah ayo, aku siap-siap dulu, ketemuan di mana. " tanya Vano setuju.

" Di tempat biasa aja. " jawab Iyan.

"Ya udah, setengah jam lagi aku kesana." kata Vano yang langsung beranjak masuk kedalam kamarnya.

Setelah siap ia pun keluar dan menghampiri kamar Yasmin.

TOК....TOK....

Vano mengetuk pintu kamar istrinya.

" Saya mau keluar sebentar. " kata Vano ketika melihat sang istri membuka pintu kamarnya.

yasmin hanya menunduk sambil mengangguk.

" Kamu mau nitip sesuatu. " tanya Vano.

"Tidak. " jawab Yasmin dengan singkat.

" Ya udah, kalau begitu saya pergi dulu." kata Vano yang langsung keluar.

Melihat sang suami sudah keluar, Yasmin keluar dari kamarnya menuju dapur mengambil air hangat dari dispenser. Perutnya masih terasa nyeri, ia duduk sebentar di ruang tengah sambil memegang perutnya. Sudah kebiasaan dia jika sedang datang bulan, perutnya akan terasa nyeri sampai selesai ia datang bulan.

" Kok masih sakit banget sih. " gumam Yasmin yang menyandarkan tubuhnya di pinggiran sofa.

Sementara di parkiran, Vano tiba tiba merasa bimbang untuk pergi keluar bersama lyan. Perasaanya sedikit tidak enak meninggalkan Istrinya sendirian di rumah, tiba-tiba ponselnya berdering.

Di lihatnya Iyan mengirimkan pesan, menanyakan keberadaanya di mana.

"Sori Yan, aku nggak bisa datang, tiba-tiba ada urusan mendadak. " balas Vano.

Ia pun keluar dari mobil masuk kembali kedalam lift menuju lantai 4 unit apartemenya. Ia masuk kedalam tanpa mengucapkan salam karena fikirnya Yasmin sedang berada di dalam kamarnya, begitu ia sampai di dalam. Vano langsung kaget ketika melihat Yasmin duduk di ruang tengah sambil memegang perutnya.

"Yasmin," panggil Vano yang baru pertama kali memanggil nama istrinya itu.

Seketika Yasmin bangkit karena kaget tiba-tiba Vano berdiri di belakangnya.

"Maaf. " kata Yasmin yang berniat ingin langsung masuk kedalam kamarnya.

"Tunggu." kata Vano menahanya.

Yasmin terus membelakanginya karena merasa malu dengan Vano

"Kamu sedang sakit." tanya Vano.

"Tidak." jawab Yasmin menunduk.

" Saya tau kamu sedang menahan rasa sakit." kataVano yang langsung mengetahuinya.

" Duduklah di sini sebentar." kata Vano yang masuk kedalam kamarnya mengambil tas kerjanya.

Kemudian ia keluar dan masih mendapati Yasmin berdiri di tempat tadi.

" Kenapa diam saja, duduk di sini. " kata Vano memanggilnya.

Pria itu mulai membuka tas kerjanya mengeluarkan beberapa alat medisnya. Sementara Yasmin masih ragu untuk mendekat.

" Saya tidak akan berbuat apa-apa, saya hanya ingin memeriksa keadaan kamu. " kata Vano meyakinkanya.

Yasmin pun pelan-pelan mulai mendekat dan duduk di sofa itu kembali.Vano mengambil alat tensi darahnya karena ingin memeriksa tekanan darah sang istri. Namun begitu ia ingin memasangkan alat itu di tangan Yasmin, Vano kebingungan karena ia harus menyentuh gadis itu.

"Aduh gimana nih. " batin Vano bingung.

" Ee... saya harus memasangkan ini." kata

Vano yang ingin meminta izin kepada Yasmin.

Gadis itu langsung gelisah, karena tau mereka pasti akan bersentuhan.

" Apa bisa kamu pasangkan di tanganmu." tanya Vano.

Yasmin pun mengangguk, dan langsung mengambil alat itu kemudian di pasangkan di tanganya sendiri.

Walaupun baru saja lulus SMA, ia faham dengan cara pakai alat itu, karena ia sering membantu di klinik pesantren ketika memiliki waktu luang.

Sehingga ia bisa belajar sedikit mengenai alat medis.

Setelah selesai, Vano mulai mengaktifkan alat itu untuk memeriksa tekanan darah Yasmin.

" Sepertinya kamu anemia, tekanan darahmu rendah. " kata Vano yang selesai.

Yasmin pun segera melepas alat itu.

" Apa perutmu terasa nyeri. " tanya Vano yang memang mengetahuinya.

Yasmin hanya mengangguk karena memang merasa nyeri di perutnya. Vano pun mengambil beberapa obat dari dalam tasnya, dan memberikanya kepadaYasmin.

" Ini ada beberapa jenis obat, yang bisa meredakan nyeri di perutmu dan juga pil penambah darah. " kata Vano yang mejelaskan kegunaan dari obat yang ia berikan.

Vano pergi menuju dapur mengambil segelas air hangat untuk Yasmin.

" Ini, minumlah obatnya. " kata Vano yang memberika gelas itu kepada Yasmin.

Namun Yasmin hanya diam saja, gadis itu bingung karena ia harus membuka cadarnya untuk meminum semua obat itu. Seketika Vano langsung membalikkan badanya karena faham.

"Mimunlah, saya nggak akan melihat. " kata Vano.

Dengan cepat Yasmin membuka cadarnya sedikit dan mulai meminum obat itu satu persatu.

" Sudah. " tanya Vano yang masih membalikkan badanya.

" Iya. " jawab Yasmin singkat kemudian memperbaiki cadarnya.

" Istirahatlah, kalau masih merasa nyeri kita kerumah sakit. " kata Vano.

Dengan cepat Yasmin masuk kedalam kamarnya dan langsung menutup pintunya.

Jam menunjukan pukul 12 tengah malam, Vano sedang duduk di ruang tengah depan TV sambil memangku lebtopnya. Pria itu memilih untuk menyelesaikan pekerjaanya di luar kamar, karena sedikit merasa gerah di dalam kamarnya.

Tiba-tiba pintu kamar Yasmin terbuka, di lihatnya gadis itu keluar sambil memegang perutnya sedikit membungkuk dengan gelas kosong di tanganya karena hendak mengambil air minum. Vano memperhatikan gerak gerik istri kecilnya itu, namun tiba-tiba Yasmin jatuh kehilangan kesadaranya.

"Asstagfirullah. " ucap Vano yang langsung berlari kearah Yasmin.

Pria itu kebingungan harus melakukan apa, sebagai dokter biasanya Vano selalu tenang menghadapi pasienya, namun kali ini ia kebingungan karena tidak enak menyentuh istrinya sendiri.

Namun karena tidak bisa membiyarkan Yasmin seperti itu, dengan memberanikan diri, Vano menggendongnya masuk kedalam kamar.

" Maaf. " ucap Vano membawa tubuh mungil itu kedalam kamar membaringkanya di atas ranjang.

Kemudian ia keluar mengambil tas kerjanya dan masuk lagi kedalam kamar Yasmin mulai memeriksanya. Vano memasangkan infus di tangan Yasmin, karena tubuh gadis itu terlihat sangat lemah. Kemudian ia duduk di pinggir ranjang

Yasmin sambil memandang wajah gadis itu yang tertutup dengan cadar. Entah kenapa dirinya merasa sangat bersalah ketika melihat gadis kecil ini terbaring tidak berdaya.

Dua jam kemudian Yasmin sudah mulai sadarkan diri, matanya perlahan lahan mulai di buka. Suasana kamarnya terlihat sangat terang, perlahan Yasmin mulai menyesuaikan cahaya terang itu masuk kedalam matanya.

Setelah sepenuhnya sadar matanya langsung tertuju kepada Vano yang sedang duduk di salah satu kursi kamarnya sambil sibuk dengan lebtopnya.

Merasa ada pergerakan dengan sang istri, Vano langsung menegakkan pandanganya melihat Yasmin.

"Udah bangun." tanya Vano mendekat.

Yasmin langsung duduk menundukan kepalanya, dalam fikirinya penuh dengan pertanyaan kenapa pria ini ada di kamarnya.

" Sudah merasa lebih baik. " tanya Vano sambil memeriksa cairan infus yang terpasang di tanganYasmin.

Vano mengambil segelas air dan memberikanya kepada Yasmin.

"Minumlah. " kata Vano.

Dengan pelan Yasmin mulai meminumnya.

" Keadaan tubuhmu sangat lemah, jadi tadi kamu pingsan di depan kamar begitu keluar, kita harus kerumah sakit sekarang untuk memeriksa keadaan tubuhmu lebih dalam. " kata Vano yang memberitaukan keadaanYasmin dengan jelas.

" Tidak perlu." jawab Yasmin yang membuat

Vano kaget mendengarnya.

" Tapi kenapa, tubuhmu sangat lemah. " tanya Vano bingung.

" Saya sudah biasa seperti ini, anda tidak perlu cemas. " jawab Yasmin.

DEKK...

Mendengar jawaban gadis itu, Vano merasa seperti ada yang bergejolak di dalam hatinya.

" Kalau begitu istirahatnya, kalau ada apa-apa panggil saya. " kata Vano yang keluar dan menutup pintu kamar Yasmin.

Setelah melihat sang suami sudah keluar dari kamarnya, Yasmin memperhatikan selang infus yang terpasang di tanganya. Ada rasa tidak enak di hatinya, karena sudah pasti Vano menyentuhnya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Apa lagi ia tidak mengetahui, apakah pria itu sempat membuka cadarnya.

Walaupun semua itu sudah halal untuk ia lakukan, namun Yasmin masih merasa belum siap membuka cadarnya di hadapan pria itu. Karena ia sendiri yang mengatakan, jika pernikahan mereka ini hanya hasil dari perjodohan yang sama-sama tidak memiliki perasaan cinta. Ia hanya takut, jika di kemudian hari ia mencintai pria itu dan menaruh hati padanya, Vano akan meninggalkanya. Karena tidak bisa membuka hati dan membalas perasaannya, biarlah ia akan terus seperti ini sampai pria itu melepaskanya tanpa ada bersalah.

1
inaq icha
lanjut ya kk
inaq icha
🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!