NovelToon NovelToon
Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Paksa / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Kehidupan Hana baik-baik saja sampai pria bernama Yudis datang menawarkan cinta untuknya. Hana menjadi sering gelisah setelah satu per satu orang terdekatnya dihabisi jika keinginan pemuda berdarah Bali-Italia itu tidak dituruti. Mampukah Hana lolos dari kekejaman obsesi Yudis? Ataukah justru pasrah menerima nasib buruknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jaga Dirimu, Hana

Malam terasa dingin dengan embusan angin yang kian menusuk. Suara jangkrik dan katak yang bersahutan, seakan menambah kesan syahdu suasana perkampungan. Hana duduk termenung di teras rumah, sambil sesekali menyeruput teh hangat dari gelas.

Melihat si sulung termenung, Bu Esih duduk di sebelah Hana. Dibelainya rambut panjang nan lembut putrinya itu, sambil mengembangkan senyum hambar. Sontak, Hana pun sedikit terkejut oleh kedatangan sang ibu yang tiba-tiba.

"Eh, Ma," sapa Hana membalas senyum ibunya.

"Hana, Mama lihat sejak kamu datang kemari, kamu sering melamun begini. Apa kamu masih kepikiran sama kematian Alin?" tanya Bu Esih cemas.

"Enggak, Ma. Aku justru kepikiran buat mengundurkan diri dan mencari pekerjaan di tempat lain. Aku, sih, pengennya ikut pelatihan dan kerja di luar negeri sekalian," tutur Hana, lalu menyeruput teh hangat di gelasnya.

"Mama setuju-setuju aja kamu nyari kerja lagi, tapi untuk pergi ke luar negeri, Mama nggak akan pernah izinkan," ucap Bu Esih.

"Kenapa Mama masih nggak setuju? Lihatlah orang-orang sekitar kita yang merantau ke luar negeri. Mereka pulang bawa banyak uang dan bisa membangun rumah. Ibunya Alin juga begitu, kan? Terus, kenapa Mama masih merasa sangsi?" sanggah Hana.

"Mama cuma nggak mau kamu kenapa-napa. Masih mending kalau misalkan nasib kamu seberuntung mereka, kalau tidak, gimana? Mama cuma mengkhawatirkan itu," jelas Bu Esih dengan lesu.

Hana memandang ibunya, seraya berkata, "Hana bisa jaga diri, Ma. Buktinya di usia dua puluh tiga ini, Hana baik-baik aja. Harga diri dan keperawanan Hana masih utuh, walaupun sempat berpacaran sama mendiang Satria."

Terbelalak Bu Esih mendengar ucapan putrinya. "Mendiang Satria? Pacar kamu udah meninggal? Kenapa kamu nggak cerita sama Mama? Kapan dia meninggal?"

"Sekitar beberapa minggu lalu, Ma. Dia meninggal dalam tragedi kebakaran," jelas Hana.

"Astaga! Terus, sekarang kamu gimana? Udah ketemu penggantinya? Maksud Mama, apa kamu udah menjalin hubungan baru dengan lelaki lain?"

Hana menggeleng lemah. "Kenapa Mama nanya kayak gitu? Hana saat ini mau fokus sendiri dulu, mau nyari uang yang rajin buat pengobatan Bapak," jelasnya.

"Tapi umur kamu udah makin dewasa, Hana. Apa kamu mau dikatai perawan tua sama orang-orang?"

"Aku nggak peduli, Ma. Jodoh itu urusan Tuhan. Biarlah kehidupan Hana berjalan dengan semestinya."

Bu Esih mengembuskan napas pelan, lalu berkata, "Seandainya saja kamu berjodoh dengan konglomerat, mungkin derajat keluarga kita bisa segera terangkat. Bahkan kita nggak perlu pontang-panting buat nyari biaya pengobatan Bapak."

Seketika, terlintas sosok Yudis di benak Hana tatkala kata 'konglomerat' keluar dari mulut ibunya. Ia masih ingat betul akan informasi dari Anwar tentang latar belakang keluarga Yudis beberapa waktu lalu. Sekujur tubuh Hana pun merinding, membayangkan nasibnya jika sampai bersatu dengan iblis bernama Yudis itu.

"Kenapa kamu bergidik gitu?" tanya Bu Esih menatap heran.

"Aku nggak mau berjodoh sama konglomerat, Ma. Masih mending kalau mereka mau menerima perempuan miskin kayak aku, kalau enggak ... bisa-bisa aku diinjak-injak lebih buruk dari pembantu," jelas Hana dengan suara gemetar.

Bu Esih menghela napas dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. Ia menoleh pada Hana seraya berkata, "Baiklah. Mama nggak akan memaksa kehendak kamu. Mama cuma ingin kehidupan kita menjadi lebih baik. Itu saja."

Hana menatap mata ibunya lekat-lekat. "Apa Mama nggak percaya sama Hana? Zaman sekarang, perempuan bisa mandiri dan mudah mencari uang. Hana yakin, tanpa bantuan orang luar pun, kehidupan kita pasti sejahtera."

Seulas senyum tergambar di bibir Bu Esih. Ia melihat tekad dan keyakinan kuat dari sorot pata putri semata wayangnya. Dibelainya rambut Hana sembari berkata, "Mama percaya sama kamu. Mudah-mudahan, Tuhan selalu memberi kamu keselamatan dan rezeki berlimpah di mana pun kamu berada."

"Aamiin, Ma. Doa dan berkat dari Mama sangat berarti buat Hana," sahut Hana.

"Tapi satu hal yang harus kamu pegang teguh. Tolong jaga harga diri dan nama baik kamu. Jika suatu saat nanti kamu mendapatkan jodoh terbaik dan menikah dengan seorang pria yang tepat, pastikan kehormatan kamu hanya dipersembahkan untuk suami kamu seorang. Mama nggak akan pernah setuju kamu melakukan hubungan intim sebelum menikah, walaupun usiamu hampir menyentuh seperempat abad," tutur Bu Esih.

"Pasti, Ma. Aku akan berusaha menjaga kehormatan dan harga diri sampai menikah nanti. Aku janji," tegas Hana, tersenyum simpul.

Sementara di balik jeruji besi, Yudis melamun di sudut sel. Matanya menatap kosong, seolah sesuatu hilang dari benaknya sejak mendekam di penjara.

Kevin yang merasa jenuh, duduk di sebelah Yudis dan menyikut pinggang temannya itu. Yudis pun menoleh, sembari mendongak.

"Kok melamun? Bukannya ini yang lo mau?" sindir Kevin tersenyum sinis.

Yudis mendelik sambil mendengus sebal. "Gue bukan lagi mikirin nasib buruk, tapi mikirin cewek," jelasnya.

"Ya elah. Cewek mana lagi yang lo pikirin? Gue nggak yakin, cowok dingin kayak lo bisa jatuh cinta beneran sama cewek. Pasti lo pengen tidur bareng doang, kan? Noh! Di lapak nyokapnya si Viktor banyak tuh cewek yang siap diajak tidur," cerocos Kevin, sembari sesekali memandang ke arah pemuda gagah bertato yang sudah terlelap sambil mendengkur.

"Ck. Gue nggak butuh lonte," celetuk Yudis membuang muka.

"Lah? Terus cewek yang kayak gimana dong? Pelayan kafe?" tanya Kevin penasaran.

Yudis menoleh. "Gue mau Hana."

Kevin mengernyitkan kening. "Hana? Siapa Hana?"

"Pelayan kafe yang pernah gue ceritain," jawab Yudis.

"Astaga!" Kevin mendongak sambil menepuk keningnya.

"Kenapa lo?" Yudis mendelik.

"Bukan gue yang kenapa, tapi elo!" tukas Kevin menunjuk Yudis. "Emang sebagus apa, sih, pelayan kafe itu? Seksi? Bohay? Atau lebih cantik dari Alin?"

"Lo nggak bakal ngerti," cetus Yudis. "Sekarang justru gue yang ragu sama lo. Apa orang berperasaan kayak lo bisa bener-bener jatuh cinta sama cewek tanpa syarat?"

Termangu Kevin mendengar pertanyaan Yudis. Pemuda bermata sipit itu mengerutkan dahi sambil menoleh pada teman di sebelahnya. "Elo? Ngomongin cinta tanpa syarat? What the fuck are you talking about, Yudis? Orang yang terjerat kasus memalukan kayak kita ini nggak pantes ngomongin hal begituan," ketusnya.

"Ya udah, sih. Yang jelas, buat gue Hana tuh lebih dari sekadar cewek cantik. Dia tuh bunga mekar di hati gue," tutur Yudis lesu.

"Udahlah, gue makin lama makin geli dengerin omongan lo. Sekarang, mending kita berpikir jauh ke depan. Kira-kira kalau bebas nanti, lo punya rencana pergi ke mana? Balik lagi ke Bali? Atau stay di Itali?"

"Gue nggak bakal ke mana-mana," jawab Yudis singkat.

Tercengang Kevin mengetahui jawaban Yudis. "Apa?! Lo nggak bercanda, kan? Padahal si Viktor sama si Andra udah berencana mau pergi dari Jakarta. Andra mau ke Thailand, Viktor mau tinggal sementara di kampung halaman opungnya di Samosir, dan gue mau lanjutin studi ke Singapura. Sedangkan lo? Tinggal di sini?"

"Apa salahnya? Gue milih tetep tinggal di Jakarta biar bisa deket terus sama Hana. Emangnya nggak boleh, ya?"

Kevin mendelik sambil mengembuskan napas berat. "Terserah lo aja deh. Orang lagi bucin emang kadang-kadang mendadak tolol," ketusnya.

1
heri mulyati
aku juga jadi Hana takut kalo harus menerima Yudis 😱😱 serem
Putri vanesa
Pngennya hana sma yudis sih tpi yudisnya gtu iwww
Myra Myra
kasihan Hana...
Myra Myra
kasihan Hana...jht btl judis
heri mulyati
lanjut ya Thor dan semangat 💪💪💪👍
Putri vanesa
Ih makin penasaran kk
Ira Adinata: update tiap hari. stay tune aja 😄
total 1 replies
heri mulyati
lanjut Thor 💪💪💪
Ira Adinata: siap 💪
total 1 replies
heri mulyati
saya suka
Lovely Shihab
lanjut thor
Ida Saputri
belum ada kelanjutannya
Ira Adinata: lagi diketik
total 1 replies
gaby
Ga sudi menyentuh tubuh wanita yg pernah di sentuh pria lain maksudnya apa y?? Apa kalo Arum msh perawan dia mau nyentuh?? Itumah namanya bkn psikopat tp penjahat kelamin.
Ira Adinata: bisa iya, bisa enggak, tapi tujuan utama Yudis tetep membunuh Arum. penjahat kelamin? kenalan dululah sama Ted Bundy, psikopat yang memerkosa dan membunuh banyak perempuan.
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, tp knp dah lama ga up y?? Apakah novel ini berhenti gitu aja, ga mau di lanjutin lg??? Suka kecewa baca novel on going yg tiba2 hiatus
Ira Adinata: ini novel baru, sayang. novel hororku udah tamat bulan September lalu 😅
total 1 replies
ℍ𝕒𝕟𝕚 ℂ𝕙𝕒𝕟
Bener" psikopat sih Yudis, merinding lihat kelakuannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!