Galih Pratama, ya, namanya Galih. Galih adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya dan terkenal pintar. Galih dibangga-banggakan oleh keluarganya, terutama ayahnya. Hal ini membuat kakak dan adik Galih sakit hati dan memfitnah Galih, hingga ia diusir dari rumahnya.
Bagaimana perjalanan galih selanjutnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gagal!!,gagal!!,gagal!!.
Tengah malam hari di kediaman keluarga pratama, tepatnya berada di ruang tamu duduk beberapa anggota keluarga.
Nampak pak sandi pratama, kepala keluarga pratama menatap foto foto yang di berikan oleh rizky pratama dengan tatapan nyalang dan wajah memerah menahan amarah.
Plakk!!!
pak sandi menampar galih yang sedari tadi menunduk.
"Ayah benar benar tidak mennyangka, kau yang selama ini ayah bangga banggakan pada orang orang, karena selalu menurut perkataan ayah bisa melakukan hal bod*h seperti ini." ucap pak
"I...itu fitnah ayah, aku tidak pernah melakukan apa yang ada di foto itu aku dari kema.." ucapan galih di potong
"Halah ga usah ngeles bang, aku lihat sendiri abang bersenang senang sama wanita wanita kelinci di tempat itu bukan, abang yang selalu di banggakan oleh ayah karena selalu bekerja keras dan terkenal pintar malah melakukan hal yang menjijikan." ucap rizky
"Ka.. kamu kena..." ucapan galih kembali dipotong Oleh rizky.
"Mau ngomong apa lagi? bukti sudah jelas mau ngeles apa?"
Galih ingin menyahuti ucapan rizky.
"Cukup!!" teriak pak sandi menghentikan perdebatan kakak beradik tersebut.
"Ayah kecewa sama kamu galih jika kamu ingin memiliki pendamping hidup pilih saja sesukamu. ayah tau umur kamu sudah matang untuk Menikah kenapa kau malah melakukan hal bodoh, dengan besenang senang dengan wanita dan mabuk mabukan. bagaimana jika orang orang tau kelakuanmu ayah sangat malu kau sama saja melempar kotoran ke wajah ayah." ucap pak sandi
"Ta...tapi ayah itu hanya fitnah." ucap galih dengan mata berkaca kaca
"Fitnah bagaimana, aku melihatnya sendirian bang." ucap rizky
"Diam kamu!!" teriak galih
Pak sandi menghirup nafas dalam dalam dan mengeluarkanya perlahan.
"Keluar." ucap pak sandi lirih
Seketika bu sarah, citra, rizky, dan galih melirik pak sandi
"Maksud bapak apa?" ucap bu sarah
"Apa ayah mengusirku?" tanya galih
"Iya sekarang juga kau angkat kaki dari rumah
ini." ucap pak sandi dengan nada rendah
"Mampus lo bang." ucap rizky dalam hati sambil tersenyum tanpa ada yang menyadari
"A..aku sudah banyak bekerja untuk keluarga ini, kenapa ayah malah mengusirku hanya karena foto foto itu." ucap galih dengan air mata yang sudah mengalir deras
"Ayah berterima kasih karena kau sudah banyak bekerja keras di Bisnis keluarga kita, tapi keputusan ayah sudah bulat kau harus keluar." ucap pak sandi dengan suara serak menahan tangis, dia yang berfikir purtanya bisa menggantikanya menjadi penerusnya, malah membuat malu keluarganya dengan berjalan dengan wanita wanita dan mabuk mabukan.
Galih hanya menunduk membiarkan air matanya mengalir dan berjatuhan di lantai.
Sementara bu sarah, dan citra saling berpelukan dan menangis tanpa mengeluarkan sepatah katapun. bu sarah dan citra benar benar tidak mennyangka kelakuan galih yang selama ini di bangga banggakan karena kepintaranya malah melakukan hal yang menjijikan.
Sementara rizky tersenyum melihat itu semua.
"Hahaha, yes berhasil." ucap rizky dalam hati
"Tunggu apa lagi bang? keluar!" ucap rizky
Galih menatap tajam adiknya
"Kenapa rizky tega memfitnahku? apa salahku padanya." ucap galih dalam hati
"Keluar." ucap pak sandi sambil menunjuk pintu rumah.
Galih hanya bisa pasrah, galih berjalan keluar masuk kemobilnya dan melajukanya menerobos hujan lebat.
Galih mengendarai mobilnya dengan air mata yang terus mengalir, rasanya sakit sekali di fitnah oleh adiknya sendiri.
"Apa salahku padamu riz, kenapa kau tega memfitnahku." ucap galih dalam hati
Galih mengendarai mobilnya tanpa arah
***
Di kediaman keluarga pratama nampak bu sarah, dan citra yang mencoba menenangkan pak sandi yang menangis.
Air mata pak sandi tidak dapat di bandung lagi saat melihat Putra kebanggaanya pergi, dalam hati kecilnya dia masih tidak percaya galih melakukan semua itu.
"Kenapa galih bisa seperti ini bu, apa bapak salah mendidiknya." ucap pak sandi
"Tidak kita tidak salah mendidik galih, galih sudah besar biarkan dia hidup mandiri di luar sana." ucap bu sarah
Sementara citra, kakak perempuan galih,dan rizky. hanya menangis sambil memeluk ibunya nampak dari balik pelukan ibunya citra menyeriangai.
"Jangan salahin kami, kalian yang bersikap tidak adil pada aku dan rizky, kalian terus memuji muji galih, tanpa memikirkan perasaan kami, apa kalian fikir anak kalian cuma galih." ucap citra dalam hati.
Keluarga pratama sangat bersedih pada malam itu, tetapi tidak dengan rizky sekarang rizky sudah di kamarnya menatap derasnya hujan di balik kaca jendela.
"Hahaha, bang bang kau yang selama ini bekerja keras untuk keluarga kita malah harus angkat kaki dari rumah ini." ucap rizky dengan senyum seringai
Keluarga pratama, adalah keluarga besar dan sudah sangat terkenal di jawa barat.
Rizky pratama berbeda dari ke dua kakaknya galih, dan citra hanya fokus bekerja dan mengembangkan Bisnis bisnis keluarganya, tetapi tidak dengan rizky dia selalu berlatih teknik teknik bela diri.
Rizky juga bukan orang sembarangan dia sudah sangat berbakat bertarung dari kecil, pak sandi bisa melihat potensi rizky dari kecil
Rizky dan citra kuatir galih akan menjadi Pewaris utama saat pak sandi meninggal jadi mereka berdua bekerja sama memfitnah galih lewat foto foto editan yang memperlihatkan galih jalan dan mabuk mabukan dengan wanita.
***
Bugh!!, bugh!!, bugh!!. galih memukul mukul setir mobilnya.
Setelah beberapa menit berjalan tanpa arah, galih memutuskan memberhentikan mobilnya di pinggir jalan galih memilih tidur di mobilnya.
Galih tidak bisa tidur, pikiranya terus memikirkan nasibnya setelah di usir oleh keluarganya sendiri.Galih memijit pelipisnya.
"Kenapa rizky tega memfitnahku ya Allah, padahal selama ini aku tulus mennyayanginya." ucap galih dalam hati hatinya terasa sakit mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Galih tidak tahu jika citra juga ikut memfitnahnya tetapi citra hanya diam dan berpura pura menangis membiarkan adiknya yang memfitnah galih.
"Bagaimana nasibku selanjutnya, apa aku ngelamar kerja aja."
Galih berusaha tersenyum walaupun hatinya sakit.
"Baiklah lebih baik aku melupakan kejadian tadi, akan aku buktikan pada keluargaku bahwa aku bisa hidup mandiri dan aku buat mereka menyesal telah mengusirku." ucap galih dengan percaya diri
***
Gagal!, gagal!, gagal!. bisikan sesuatu di telinga galih dengan suara serak.
"Astafiruallah!!" galih terbangun dari tidurnya galih menatap jam di handphonenya yang sudah pukul empat lebih sepuluh.
Galih menjalankan mobilnya ke arah masjid hendak melaksanakan sholat subuh, dalam perjalananya galih terus memikirkan tentang bisikan tadi yang mengatakan gagal.
"Apa tadi itu mimpi, tapi kenapa aku benar benar seperti mendengarnya." ucap galih dalam hati
"Apa di bawah pohon pinggir jalan tadi ada penunggunya?"
"Udahlah, ga usah di pikirin ga penting."