"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 3
Mereka bertiga memulai sarapan paginya bersama-sama. Mereka sangat menikmati suasana yang ada dan sangat menikmati hidangan yang ada. Mereka bertiga menikmati sarapan dengan lahapnya.
Sementara itu, di apartemen. Sherina tengah bersiap untuk pulang ke rumah besar. Setelah selesai bersiap, Sherina mematikan lampu di apartemennya dan kemudian keluar dari apartemen. Ia kemudian menutup pintu apartemen dan memastikan bahwa pintu sudah terkunci dengan baik.
Dengan hati yang bahagia, Sherina memutuskan untuk berangkat ke rumah besar. Ia naik taksi dan memulai perjalanannya.
Sementara itu, di rumah Vega, Vega dan orang tuanya telah selesai sarapan, dan mereka sedang ada digarasi rumah. Vega sedang memanasi motornya, sedangkan kedua orangtuanya sedang menunggu sopir mengeluarkan mobil. Marina dan Antonio Sakti akan berkunjung ke rumah kerabat di Jakarta Utara karena ada acara peresmian toko disana.
Tiba-tiba, Vega yang tengah memutar-mutar gas motor mendengar suara ponselnya berdenting. Ia mengambil ponselnya di dalam saku almamater dan melihat ternyata Sherina telah mengirim chat kepadanya.
"Aku sedang dalam perjalanan ke rumah besar, Sayang," tulis Sherina dalam chat-nya.
Vega tersenyum dan membalas chat Sherina. "Oh ya? Hati-hati, Sayang," tulisnya. "Aku sedang memanasi motor dan bersiap ke kampus" Vega mengirim gambar dirinya yang sedang nangkring diatas motor.
"Wah, manis sekali pangeran siapakah itu?" balas Sherina disertai emoji dua mata berbentuk hati.
Vega tertawa geli dalam diam kembali mengambil gambar dirinya asal-asalan dan mengirim pada Sherina.
Vega kembali tertawa dalam diam saat gambar dirinya sudah terkirim dan sudah centang dua abu-abu. Buru-buru, Vega memasukan ponselnya ke dalam saku almamater bertepatan dengan Mama dan Papanya yang mendekat kepadanya.
"Vega, Mama dan Papa berangkat dulu kamu hati-hati dijalan" kata Mama.
Vega tersenyum dan mencium pipi kanan Mama sekilas. "Iya, Mama dan Papa juga hati-hati"
Papa Anton menggeleng melihat Vega yang mencium Mamanya sekilas. Vega memanglah sesayang itu dengan Mamanya, dalam hati, Papa Anton bersyukur memiliki Putra seperti Vega. "Kamu hati-hati Veg, Papa dan Mama dua hari disana"
"Iya, Pa" Vega menjawab, lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian.
Mama Marina tersenyum manis dengan mencubit gemas pipi Vega, dan setelah itu masuk ke dalam mobil duduk bersebelahan dengan suami. "Jalan Pak" perintah Papa Anton.
Setelah mobil yang membawa kedua orang tuanya pergi meninggalkan rumah. Vega juga melajukan motornya menuju kampus dengan perasaan yang jauh lebih bahagia dan lebih semangat dari hari-hari sebelumnya.
Sementara itu, Sherina telah tiba di rumah besar. Sherina turun dari taksi setelah memberi dua lembar uang pada Pak sopir.
Setelah memberi uang pada Pak sopir, Sherina mengambil barang bawaannya dan memasuki rumah besar. Ia merasa sedikit lelah setelah perjalanan, tetapi ia juga merasa bahagia karena telah kembali ke rumah besar.
Saat memasuki rumah, Sherina disambut oleh Mbak Sri, pembantu rumah tangga yang telah bekerja di rumah besar selama bertahun-tahun. "Selamat pagi, Nona Sherina," kata Mbak Sri dengan senyum.
Sherina tersenyum dan membalas. "Selamat pagi, Mbak Sri. Bagaimana kabar Mbak Sri?"
Mbak Sri mengangguk. "Semuanya baik, Nona Sherina. Tapi ada satu hal yang ingin saya beritahu kepada Anda."
Sherina penasaran. "Apa itu, Mbak Sri?"
Mbak Sri tersenyum. "Tadi pagi, ada seorang pria yang datang ke rumah ini dan bertanya tentang Anda."
Sherina terkejut. "Siapa dia?"
Mbak Sri menggeleng. "Saya tidak tahu, Nona Sherina. Tapi dia bilang bahwa dia akan kembali lagi hari ini."
Sherina merasa sedikit penasaran. Siapa pria yang datang ke rumah besar dan bertanya tentangnya? Apakah itu Vega? Tapi Vega tidak mungkin datang ke rumah besar tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
Sherina memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu terlalu banyak. Ia akan menunggu dan melihat siapa yang datang.
"Mama dan Papa dimana Mbak?" tanya Sherina pda Mbak Sri yang mengambil alih barang bawaannya lalu bersama-sama berjalan masuk ke dalam rumah.
"Tuan dan Nyonya belum keluar dari kamarnya Nona" kata Mbak Sri mereka berdua kini sudah sampai didapur.
Sherina mengangguk, menuang air putih ke dalam gelas dan meminumnya. "Ya sudah, tolong buatkan aku susu putih hangat ya Mbak. Aku ingin ke kamar Papa dan Mama, untuk paperbagnya tolong letakan disini saja" kata Sherina menaruh gelas bekasnya diwastafel.
"Baik, Nona" kata Mbak Sri menaruh barang bawaan Sherina diatas meja kompor.
Mbak Sri kemudian memulai membuat susu putih hangat untuk Sherina. Sementara itu, Sherina berjalan menuju kamar Papa dan Mamanya.
"Ma, Pa. Sherina pulang!" kata Sherina. Sesudah sampai didepan kamar orang tuanya sambil mengetuk pintu kamar.
"Sherina, kamu pulang Sayang!" jawab Mama dari dalam kamar.
Sherina tersenyum mendengar jawaban dari Mama didalam kamar, dan pintu kamar langsung terbuka dari dalam. Terlihat, Papa dan Mama tersenyum padanya, mereka bertiga berpelukan.
"Selamat pagi, Ma. Selamat pagi, Pa," kata Sherina sambil mencium pipi mereka berdua.
Papa dan Mama tersenyum masih memeluk Sherina. "Pagi Sherina. Kami sangat senang kamu sudah pulang, Sayang," kata Mama.
Sherina tersenyum dan mereka bertiga melepas pelukan. "Aku juga senang, Ma. Aku membawa oleh-oleh untuk kalian, ada didalam paperbag."
Papa dan Mama tersenyum dan ingin segera membuka paperbag yang dibawa oleh Sherina. "Oh begitukah? Dimana paperbagnya? Ayo kita buka bersama-sama" kata Mama.
Sherina meminta mereka berdua untuk mengikutinya ke dapur karena oleh-olehnya ada disana. Saat membuka oleh-oleh dari Sherina, Mama dan Papa sangatlah senang melihat oleh-oleh yang dibawa oleh Sherina.
"Ah, ini sweter couple kesukaan Mama!" heboh Mamanya Sherina yang bernama Citra, sambil memegang sweter tersebut.
"Bagaimana kamu bisa tahu jika Mama sedang menginginkan sweter ini?" tanya Citra heran, padahal Citra tidak pernah memberitahu pada siapapun terkecuali... Arman, sang suami.
Seketika Citra menoleh suaminya. "Papa yang memberitahu?" tanya Citra.
Arman tersenyum nyengir, tidak menepis tebakan sang istri tercinta. "Iya, itu memang benar" katanya.
"Kamu ini, Pa" Citra tersenyum dengan menggeleng, Citra kembali menyimpan sweter couple tersebut ke dalam paperbag.
"Ini susu putih hangatnya sudah jadi Nona" Mbak Sri meletakan diatas meja makan tepat dihadapan Sherina.
Sherina tersenyum ramah. "Terima kasih Mbak Sri" katanya.
"Sama-Sama Nona" Jawab Mbak Sri.
"Mbak Sri, tolong buatkan saya dan suami saya susu putih hangat juga, jangan kopi seperti biasanya" kata Mama Citra membuat Mbak Sri yang sudah berjalan langsung menghentikan langkah.
Mbak Sri menoleh. "Baik Nyonya" setelah itu Mbak Sri segera membuatnya.