Wanita tegar dan nampak kuat itu ternyata memiliki luka dan beban yang luar biasa, kehidupan nya yang indah dan bahagia tak lagi ada setelah ia kehilangan Ayah nya akibat kecelakaan 10 tahun lalu dan Ibunya yang mengidap Demensia sekitar 7 tahun lalu. Luci dipaksa harus bertahan hidup seorang diri dari kejinya kehidupan hingga pada suatu hari ia bertemu seorang pria yang usianya hampir seusia Ayahnya. maka kehidupan Luci yang baru segera dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu Dewi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesona Gadis Lugu
Sabrina dan Luci sudah sampai disebuah butik pakaian ternama, dari luar saja Luci bisa melihat betapa cantik pakaian yang terpajang dan tentu saja ia meyakini jika harga pakaian didalam tidaklah murah.
"Tunggu Sabrina, apa kamu tidak salah mengajakku datang ke toko semewah ini? uangku tidak akan cukup." ujar Luci ragu.
Sandra tertawa kecil, "Tenang saja aku akan membayar semuanya. Ayo kita turun dan melihat-lihat." ujarnya sembari melepaskan sabuk pengaman.
tanpa banyak bicara Luci segera membuntuti Sabrina, sahabatnya itu nampak sangat santai dan terlihat sudah biasa masuk ketoko ini bahkan beberapa pegawai menyambutnya dengan akrab.
"Hai, ada yang bisa kami bantu." ujar pegawai berambut merah.
"Aku ingin mencari pakaian yang cocok untuk sahabatku. tolong pilihkan pakaian yang mampu membuat semua orang terpana padanya." ujar Sandra yang kini sudah melayangkan bokong nya disebuah sofa yang empuk
"Tentu saja, mari Nyonya saya bantu pilihkan beberapa pakaian yang cocok untuk anda."
Luci nampak ragu dan bingung, bahkan setelah dipersilahkan ia tidak segera mengikuti pelayan itu, ia menengok ke arah Sabrina, saat Sabrina mulai mengangguk dan mempersilahkan Luci pergi baru Luci bergegas jalan membuntuti sang pelayan.
disusuri nya lorong per lorong rak pakaian yang begitu banyak, belum ada satupun pakaian yang Luci pilih. bahkan saat ia melihat sebuah dress panjang dengan cepat ia taruh kembali setelah melihat harga yang tertera.
Sabrina benar-benar baik pikir Luci, jika saja ia sukses pasti semua yang telah Sabrina berikan padanya akan ia balas juga.
"Nyonya bagaimana dengan pakaian ini?" pelayan itu menunjukan satu dress mini berwarna hijau emerald yang sangat mewah dan dress panjang berwarna maroon yang simple namun elegan.
Luci hanya mengangguk, dan merasa terbantu karena hampir 30 menit ia belum bisa menentukan model pakaian mana yang hendak ia pilih. Luci kini sedang berada diruang ganti, pakaian berwarna hijau emerald itu nampak sempit dan pendek. baju itu dapat menunjukan jenjangnya kaki Luci dan paha yang mulus selain itu meskipun area dada tertutup tapi hal itu justru membuat terlihat lebih menonjol.
Luci keluar dari ruangan itu, ia menunjukan pakaian itu pada Sabrina. Luci hanya berharap jika Sabrina tidak menyukai pakaian ini sehingga Luci bisa memilih pakaian lain yang jauh lebih sopan.
"Waw, kamu terlihat luar biasa Luci, tapi warna itu tidak cocok untuk mu. coba pakaian selanjutnya setelah itu aku akan memilih." ujar Sabrina memberi perintah.
Bak anak anjing yang menuriti tuan nya Luci hanya mengangguk dan mulai mengganti pakaiannya. dress ini cukup simple namun saat Luci melihat didepan cermin ia juga merasa kagum dengan tubuh yang ia miliki.
disamping bawah dress itu nampak tak terjahit sehingga dapat memperlihatkan Kaki Luci yang jenjang hingga ke paha, bagian punggung terbuka dan dua tali kecil membuat Luci nampak sangat luar biasa.
"Bagaimana dengan ini?" tanya Luci pada Sabrina.
Sabrina yang sedang asik melihat-lihat majalah katalog tiba-tiba saja terpana dengan penampilan Sahabatnya yang luar biasa. tiga orang pelayan yang ada disana pun nampak membelalakan matanya melihat kecantikan Luci.
"Yups! ini! kamu sangat luar biasa Luci. Tamu pertamamu akan sangat menyukainya." Ujar Sabrina antusias.
Luci hanya tersenyum canggung, karena ini kali pertama ia menggunakan pakaian terbuka, belum cukup nayaman namun ia percaya jika kini dirinya harus keluar dari zona nyaman demi kesuksesan.
dress seharga 2 juta itu kini sedang disiapkan oleh pegawai, tak lupa Sandra juga membelikan sebuah high heels berwana kontras untuk Luci.
"Bagaimana caranya aku bisa membalas semua kebaikanmu Sabrina."
"Tak perlu sungkan, aku senang membantumu. aku hanya minta bekerjalah dengan baik dan bertahan sampai akhir."
"Iya, aku berjanji." ujar Luci percaya diri.
waktu sudah malam, kini Luci sedang berada di salon bersama dengan Sabrina. Luci nampak seperti orang baru saat didandani dengan begitu cantik, begitupun Sabrina ia terlihat lebih luar biasa dibandingkan biasanya.
"Bagaimana penampilanku Luci?" Sabrina meminta pendapat Luci yang sedari tadi menatap Sabrina.
"Tentu saja kami sangat luar biasa, apakah malam ini istimewa?" tanya Luci penasaran.
"Tentu saja, malam ini aku akan menemani tamu VVIP untuk kedua kalinya, aku tak boleh mengecewakan dia." ujar Sabrina bangga.
mendengar hal itu Luci hanya mengangguk-angguk karena tak terlalu paham, namun yang ia pahami adalah ini malam spesial bagi Sabrina.
"Kami sudah siap?" tanya Sabrina pada Luci.
"Ya, aku siap." Luci membuang napasnya dengan cepat berkali-kali agar tak gugup.
"Ayo kita berangkat, kamu harus bertemu dulu dengan Madam Elsa."
"Madam Elsa?" Luci nampak bingung.
"Tenang saja, kamu akan segera bertemu dengannya."
Sabrina merangkul Luci untuk pergi meninggalkan salon ini menuju Club dimana mereka akan bekerja. selama diperjalanan Luci hanya berdoa agar ia tidak melalukan kesalahan apapun dimalam pertama ia bekerja dan semoga tidak ada hal yang tidak mengenakan selama ia bekerja.
sekitar 20 menit perjalanan, kini mereka berdua sudah sampai, Sabrina dan Luci turun dari mobil masuk kedalam club melalui jalur khusus. music nya sangat kencang, bahkan terasa menusuk kedalam jantung Luci ini tidak nyaman batin Luci, tapi banyak orang menyukainya karena terlihat dari antrian yang begitu panjang.
"Luci, kenalkan dia Madam Elsa." Sabrina tiba-tiba saja mengenalkan Luci pada seorang wanita penuh tato. nampaknya ia wanita dengan usia pertengahan 40 tahun tapi Luci salut dia sangat menawan dan sexy.
"Luci." ujar nya singkat.
"Kamu sangat cantik, badan mu juga bagus. bekerjalah dengan baik jangan membuat tamuku kecewa." ucap Elsa pada Luci.
Luci mengangguk, kemudian ada seseorang menghampiri mereka dan mengajak Luci untuk masuk kesebuah kamar, disana ia dijelaskan bagaimana aturan bekerjanya, Luci cukup terkejut jika ia harus bersedia jika tamu meminta ia melakukan lebih dengan catatan berani membayar lebih, Luci juga harus bisa mengimbangi tamu untuk minum jangan sampai Luci lebih dulu mabuk dibandingkan dengan tamu yang ia temani.
"tolong ini diminum!." perintah wanita itu tegas. dengan rasa takut Luci langsung meminum dua tablet kecil obat yang wanita itu berikan kemudia ia segera menyuruh Luci untuk keluar dari ruangan tersebut.
Luci berjalan mengamati sekitarnya sembari mencari keberadaan Sabrina. benar saja dari jarak 20 meter ia melihat Sabrina melambaikan tangannya kearah Luci dengan cepat ia segera menghampirinya.
terlihat disana sudah ada seorang pria yang sedang duduk santai sembari melihat wanita-wanita menari sexy dengan iringan house music yang kencang.
"Luci kenalkan dia Mr. Lim, Mr. Lim kenalkan dia Luci." ujar Sabrina.
Pria itu menggenggam tangan Luci kemudian mengecupnya lembut. Luci nampak terkejut, selain itu bulu kuduknya tiba-tiba saja berdiri.
"Kamu terlihat sangat cantik. duduklah." Mr. Kim menarik tangan Luci untuk duduk disampingnya.
Luci masih terdiam kaku, tak tau apa yang harus ia lakukan. Namun saat ia menatap Sabrina, Sabrina memberi kode supaya ia bisa lebih rilex dan setelah itu Luci benar-benar ditinggalkan seorang diri.
"Emmh mau saya tuangkan minuman tuan?" tanya Luci dengan gugup.
"HAHAHaaaa," tiba-tiba Mr. Lim tertawa kencang membuat Luci terkejut. "Kamu sangat menggemaskan seperti anak anjing dirumahku. tuangkanlah, kita minum bersama."
dengan tangan gemetar Luci menuangkan miras itu kedalam gelas milik Mr. Lim dan gelas miliknya, ia juga menyerahkan minuman itu kepada Mr. Lim. saat ia coba ternyata rasanya sangat pahit, selin itu tubuh Luci juga terasa jauh lebih panas.
kini Mr. Lim mulai merangkul pinggang langsing Luci, menariknya dengar agresif agar lebih dekat dengannya, ia juga tak henti-henti menggenggam tangan Luci dan mengecupnya berkali-kali. Luci nampak tak nyaman namun ia selalu mengingat pesan Sabrina saat berada disalon.
Sabrina kini sudah masuk di ruangan VVIP, pria itu sedang berdiri tegak didepan dinding cermin melihat keadaan diluar, dengan cepat Sabrina memeluk pria itu dari belakang sembari mengelus dadanya.
"Apa anda menunggu lama, Tuan?" ucap Sabrina manja.
"Tentu saja, aku harus memotong uang tips mu malam ini." ucap pria itu tanpa berbalik badan.
Sabrina tertawa manja, "Bagaimana jika aku memberimu kompensasi kepadamu." tangan Sabrina mulai turun dari dada menuju perut namun sebelum tangan Sabrina lebih bawah menyentuh tubuhnya, pria itu segera menahan tangan Sabrina dan menariknya untuk melihat hal keos yang terjadi dibawah.
Sabrina memperhatikan keributan apa yang sedang terjadi, sampai ia melihat seorang wanita dengan dress maroon yang ia kenali.
"LUCI?!" teriak Sabrina yang langsung keluar dari room itu untuk menghampiri sahabatnya. mendengar nama itu diucapkan dengam sadar jika wanita yang sedang terkena masalah itu adalah wanita yang sedang ia cari keberadaannya.
"Sial, kenapa dia ada disini?!" ucap William kebingungan.