NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:494
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 7 - MY BOYFRIEND

Aku pun melihat ke arah dokter itu yang baru saja selesai melakukan pemeriksaan kepadaku lalu bertanya kepadanya dengan nada bicara yang pelan, “Aku kapan boleh pulang?”

Dokter itu pun lalu menjawabku dengan santai “Kalau tidak memburuk mungkin 3 hari lagi”

Aku yang mendengar hal itu pun akhirnya merasa lega karena bisa pulang dengan cepat, namun aku tidak melihat orang tuaku di sini lalu aku pun langsung menoleh ke arah ibunya Meirilyn itu dan bertanya kepadanya.

“Ibu, orang tuaku gak jenguk sama sekali ya?” Tanyaku dengan perasaan yang sedih kepada ibunya Meirilyn yang sedang menatapku sambil menahan rasa sakit di perutku itu.

Ibunya Meirilyn pun menjawabku dengan santai, “Kami sudah mencoba menghubunginya, mereka bilang mereka sedang sibuk. Tapi santai saja, biaya rumah sakitmu akan kami bayar kok”

Tiba-tiba aku pun merasa sangat pusing lalu pandanganku menjadi gelap total kembali namun aku masih bisa merasakan ibunya Meirilyn dan dokter itu dengan panik berusaha membangunkan diriku karena suara di monitor khusus untuk memantau kegiatan jantung itu tiba-tiba mengeluarkan bunyi tempo yang melambat lalu beberapa saat setelah mereka menyadari bahwa aku tidak kunjung sadar dan terbangun, akhirnya dokter itu pun melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan nyawaku.

Di saat itu, aku tiba-tiba sedang berjalan mendekati pohon besar itu yang tadinya juga ada di sebuah taman yang telah kulihat sebelumnya. Lalu tepat di depanku, aku melihat bayangan malaikat itu lagi yang sedang bersatu dengan pohon itu dan tersenyum ke arahku. Aku pun langsung berlari ke arahnya dan menyentuh pohon itu dengan lembut menggunakan tangan kananku sambil tersenyum lebar lalu merasakan energinya yang hangat mengalir dari telapak tanganku itu menuju ke seluruh tubuhku dan seketika membuat rambutku yang saat itu berwarna hitam pekat menjadi warna coklat muda di bagian akar dari rambut sampai ke tengah rambut. Setelah itu, bayangan malaikat yang terdapat di dalam pohon itu pun berkata kepadaku, “Dengan tanda ini, kamu telah menjadi pasanganku untuk selamanya”

Lalu setelah mendengar itu, aku pun melihat ke arah telapak tangan kananku yang tadinya sedang menyentuh pohon itu dengan lembut dan aku pun terkejut setelah melihat adanya simbol pohon cemara mirip dengan pohon cemara besar yang ada di hadapanku ini terletak di telapak tangan kananku. Akhirnya aku menatap pohon cemara besar itu dengan tertegun lalu berjalan mendekatinya lagi dan memeluk pohon itu dengan erat serta memejamkan mataku.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba dari sebelah kananku aku mendengar suara ibuku yang sedang memanggilku sambil menangis itu. Di saat itu aku bisa mendengar mereka namun aku tidak bisa melakukan apa-apa terkait itu, tubuhku masih terasa sangat lemas untuk menggerakannya.

“Sayang, akhirnya kita tidak perlu membayar biaya rumah sakit anak itu lagi. Ternyata ia memiliki orang tua tapi kenapa mereka tidak mau mengaku kalau mereka itu orang tuanya” kata ayahku itu kepada ibuku yang sedang duduk di sebelah kananku yang sedang menangis itu.

Ibuku pun langsung menoleh ke arah suaminya lalu bertanya dengan nada suara yang serak habis nangis, “Maksudnya apa?”

Ayahku itu pun akhirnya berjalan mendekati ibuku itu lalu berkata, “Tadi aku lihat anaknya mengobrol dengan orang tuanya soalnya dia manggilnya ibu dan ayah, lalu aku nanya apakah mereka orang tuanya dan mereka menjawab bahwa mereka adalah orang tuanya. Tahu gini kenapa gak dari dulu aja bilangnya”

Saat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, ibunya Meirilyn itu pun meminta izin untuk pulang terlebih dahulu karena ia ingin mengurusi anaknya dengan menantunya itu. Setelah itu tiba-tiba seorang pria dengan mengenakan atasan kaos berwarna hitam dengan celana panjang yang berwarna biru tua dan membawa sebuah tas ransel yang berwarna coklat muda berjalan masuk ke ruangan itu dan menjenguk keadaan Nairiya yang masih belum sadar itu.

Pria itu bernama Evan yang adalah pacarku semenjak kelas 2 SMA, sifatnya sangat baik kepadaku dan bahkan sangat suka menolongku juga orang lain namun pada saat lulus kuliah, dia berkata bahwa dia sedang dekat dengan seorang perempuan lain tapi hubungan mereka hanya sebatas teman kerja yang dulunya pernah satu kampus bareng. Kebetulan aku dengan pacarku itu tidak satu kampus bareng. Ia juga pintar memasak kue dan makanan lainnya, semua masakan yang telah ia buat sangat enak. Tidak heran lagi karena dia yang memiliki toko roti di dekat rumahnya itu.

Evan pun berjalan menghampiri kasurnya Nairiya itu dan menatap ke arah kedua kedua orang tuanya Nairiya itu dengan sambil tersenyum manis dan menyapa mereka, “Halo”

Lalu ayahku itu pun menatap kembali ke arah Evan sambil tersenyum dan menyapanya balik sambil berbasa basi, “Halo, kamu sudah makan?”

Evan pun menjawabnya sambil tersenyum, “Sudah om, oh iya ini aku tadi ada bikin kue bolu, aku kasih beberapa”

Evan pun mulai menaruh tas ranselnya tersebut di sebuah kursi dekat ibuku dan mengeluarkan sebuah kotak kue dari tasnya itu dan memberikannya kepada ayahku yang juga ada di sana.

Lalu ayahku itu pun menerimanya dengan tersenyum lalu berkata kepadanya, “Terima kasih ya”

Setelah itu, Evan pun menutup kembali tas ranselnya itu dan berjalan ke samping kiri kasurku lalu dengan halus tangan kanannya mengelus rambutku yang terlihat telah setengah berubah warna itu.

“Kamu cepat-cepat sembuh ya, aku sudah membuatkanmu kue yang sangat enak nih” kata Evan sambil menggenggam tangan kiriku itu.

Aku yang barusan mendengarkan itu pun langsung merasa sangat senang dan akhirnya dapat menggerakkan jari tangan kiriku itu lalu dengan perlahan membuka mataku dan melihat ke arah sumber suara itu yang adalah berasal dari Evan. Aku pun sontak langsung tersenyum tipis dan berkata kepadanya, “Kamu baik banget”

Evan pun menatap ke arah wajahku kembali sambil tertawa lega karena akhirnya diriku ini sadar juga lalu berkata kepadaku sambil tersenyum bahagia dan mengelus rambutku dengan pelan, “Nai, sayangku”

Setelah itu, ayahku yang juga berada di sana pun segera berjalan keluar dan memanggil dokter yang sedang menjaga di sekitar sana lalu di sini Evan pun mencium keningku dengan sangat bahagia. Ibuku itu pun akhirnya menatap ke arah diriku sambil tersenyum lalu berkata, “Akhirnya putri kecilku”

Aku tidak pernah melihat mereka berdua sebegitu peduli denganku sebelum kejadian ini, jujur saja aku memang mentoleransi sifat mereka berdua yang sangat sibuk dengan kondisi pekerjaan mereka karena aku juga sibuk sebenarnya. Namun perasaan yang kali ini kurasakan memanglah berbeda, sejak kecil aku tidak pernah merasa sangat disayang seperti ini.

Mengingat saat aku masih berusia 1 tahun, aku memiliki seorang saudara kembar, tapi hanya akulah yang saat itu diculik oleh seseorang yang tidak aku kenal dan tinggal bersama mereka sampai sekarang. Empat tahun lalu, ibuku pernah bercerita jika orang yang menculikku saat kecil adalah yang sekarang kusebut ayahku. Memang iya, aku merasa sangat kesal dan marah kepada mereka berdua, aku juga pernah tidak makan seharian karena masih kesal namun mereka berdua tetap tidak memedulikanku dan hanya fokus dengan pekerjaan mereka saja.

Air mataku secara perlahan mengalir deras dan membasahi kedua pipiku, lalu aku menatap Evan yang saat itu wajahnya seperti berkata bahwa aku mengkhawatirkan dirimu. Sejak melihatku menangis itu, tangan kanannya Evan terasa sangat hangat yang sedang memegang tangan kiriku itu dan juga membuat perasaanku sedikit merasa agak tenang dan baikan.

Di saat itu, aku pun bertanya kepada Evan mengenai sesuatu namun sebelum aku dapat bertanya, Evan justru yang memulai pembicaraan terlebih dahulu dengan bertanya tentang rambutku yang tiba-tiba berubah warna itu, “Nai, rambutmu itu kok tiba-tiba setengahnya berubah warna ya? Kemarin perasaan masih hitam aja deh pas aku ke rumahmu”

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!