NovelToon NovelToon
Dijandakan Karena Janda

Dijandakan Karena Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi
Popularitas:32k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Melodi sunyi berdendang indah di keheningan malam. Detak bisu memecah kesunyian dalam langkah-langkah sepi. Dalam diam, kata-kata berseru keras dalam hati.

Jihan malam ini berniat ingin memberikan kejutan kepada suaminya karena beberapa hari tidak pulang ke rumah disebabkan ada kerjaan di luar kota.

Tapi kenyataannya, Jihan lah yang mendapatkan kejutan. Jantungnya meletup-letup, darah panas mendidih mengalir sampai ke ubun-ubun. Jihan tak mampu bersuara, hanya tetesan air mata yang mewakili perasaannya.

Tepat di depan matanya, suaminya tidur bersama seorang wanita tanpa busana dalam satu selimut sambil berpelukan.

Apa yang akan terjadi?

Ikuti terus jalan ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Disuntik Racun

"APA?"

Bukan hanya Jihan yang membelalak, Alan dan Arsen juga kaget mendengar Erwin.

"Dek, apa kamu lupa? Kamu kabur dari perjodohan. Kamu belum tau kan siapa calon tunangan kamu?" Erwin merangkul pundak Jihan.

Jihan menggelengkan kepala.

"Dia orangnya," Erwin menunjuk ke arah Arsen.

Erwin melototkan kedua matanya ke arah Alan dan Arsen. Erwin meminta kerja sama mereka untuk memuluskan sandiwaranya. Arsen tertawa kecil menganggukkan kepalanya.

"Tunggu, bukannya Kak Arsen sudah punya tunangan?" Jihan mengingat kembali kenangan pahit waktu itu.

"Sen, jelasin," Erwin menarik Arsen untuk duduk di kursi samping hospital bed.

"Kalo boleh tau kamu dengar dari mana aku tunangan?" dengan lembut Arsen bertanya.

"Dari Ghina," jawab Jihan.

Arsen tersenyum. Ini pertama kali bagi mereka bicara. Jihan tidak seperti dulu yang masih malu-malu. Arsen menarik napas dan mulai cerita.

Arsen mempunyai seorang sahabat bernama Diana. Mereka bersahabat sejak Sekolah Dasar. Dan mereka bertemu kembali di kampus A.

Diana mengungkapkan isi hatinya semenjak beberapa tahun yang lalu. Arsen secara halus menolaknya. Tapi Diana dengan gigihnya terus berjuang untuk mendapatkan Arsen. Diana telah banyak menyingkirkan beberapa gadis di kampus A yang ingin mengambil Arsen darinya.

Arsen tidak ingin semua kesalahan dilimpahkan kepadanya. Kesalahan yang bukan perbuatannya. Arsen meminta Diana menghentikan tindakannya yang mulai meresahkan. Arsen meminta Diana meminta maaf kepada gadis-gadis yang sudah disakitinya. Tapi Diana tidak menghiraukan.

Arsen dengan lapang dada akhirnya menemui gadis-gadis yang pernah disakiti Diana. Arsen meminta maaf kepada mereka. Dan untuk menghentikan Diana, Arsen menolak Diana dengan mengatakan sudah mempunyai tunangan.

"Jadi semua itu hanya bohongan?" Jihan penuh selidik.

Ternyata Jihan memang mempunyai rasa terhadap Arsen. Arsen akhirnya mempunyai kesempatan untuk meluruskan kesalahpahaman. Arsen harus berterima kasih kepada Erwin. Masih ada kesempatan untuk Arsen. Arsen selama ini menutup hatinya untuk orang lain.

"Arsen memang dijodohkan, tapi calon tunangannya menolak," jawab Alan.

"Jadi calon tunangan Kak Arsen siapa?" tanya Jihan

"Kamu," jawab Alan dan Arsen berbarengan.

"A ... aku?" Jihan tak percaya.

"Iya, tapi sayangnya aku ditolak. Mungkin aku tidak cocok untuknya. Alan, Erwin, mungkin aku akan kembali lagi ke luar negeri. Kehadiranku mungkin tidak diterima di sini," Arsen dengan lesu berdiri.

Erwin memeluk dan menepuk pundak Arsen seolah mengucapkan perpisahan. Begitu pula dengan Alan, mereka saling berpelukan dan menguatkan. Alan harap Arsen akan menemukan kebahagiaan.

Jihan tidak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan. Jihan harus menahan Arsen agar tidak kembali ke luar negeri. Jihan sudah menyukai Arsen sejak dulu dan Arsen pun menerima perjodohan yang sudah diatur keluarga mereka. Jihan harus melakukan sesuatu.

"AAAGGGHHHHH!" Jihan memegang perutnya yang sakit.

"Dek," Alan dan Erwin menghampiri Jihan.

"Jihan," Arsen melihat Jihan memegang perutnya dengan wajah yang memucat.

"Kak Arsen jangan pergi," lirih Jihan, pandangannya menghitam, tiba-tiba saja Jihan tidak sadarkan diri.

Alan kembali memanggil Dokter. Dokter dan perawat kembali memeriksa Jihan. Ternyata Jihan hanya tertidur. Jihan masih dibawah pengaruh obat bius. Dokter menyarankan Jihan untuk beristirahat yang cukup.

...----------------...

Malam menjelang, Erwin, Alan dan Arsen keluar untuk makan malam. Ada yang mengunjungi Jihan. Samar-samar Jihan mendengar pintu ruangannya dibuka. Jihan ingin sekali membuka matanya tapi entah kenapa Jihan susah sekali membuka mata.

Jihan mendengar suara beberapa langkah mendekat ke arahnya. Jihan mengenal suara perawat yang sering merawatnya. Perawat itu bicara dengan seorang wanita dan seorang pria. Perawat itu mengatakan Jihan masih belum sadarkan diri. Perawat itu kemudian meninggalkan mereka berdua.

"Sulthan, apa kamu yakin?" bisik seorang wanita.

"Iya, aku sudah sejauh ini. Aku harus mengakhirinya," Sulthan mendekati Jihan.

"Sebentar," terdengar langkah wanita itu sedikit menjauh.

"Aman, aku akan berjaga di depan pintu," terdengar lagi suara wanita itu.

Sulthan membelai rambut Jihan. Sulthan sedikit menunduk. Jihan merasakan hembusan napas Sulthan. Jihan sedikit bergidik. Jihan penasaran siapa Sulthan. Apa dia ada hubungan dengan Sulthan. Mengapa yang namanya Sulthan ini lancang sekali mengecup keningnya.

"Sulthan! Apa yang kamu lakukan!" wanita itu sedikit berteriak.

"Maaf sayang, ini salam perpisahan dariku untuknya," jawab Sulthan.

Sulthan kembali menundukkan sedikit badannya dan berbisik di telinga Jihan.

"Aku akan membuatnya cepat. Tidak akan sakit. Selamat tinggal," bisik Sulthan.

Sulthan mengusap lembut punggung tangan Jihan. Sulthan menyuntikkan sesuatu ke dalam selang infus Jihan. Jihan merasakan perih menjalar di lengan kemudian ke bagian perutnya.

Terdengar suara tertawa dari Sulthan. Langkah mereka menjauh. Jihan membuka matanya. Jihan merasakan sakit teramat sakit di area perutnya. Jihan mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari tempat tidurnya.

Jihan mencabut paksa selang infus yang menancap di tangannya. Dengan susah payah Jihan bernapas. Jihan membuka mata, keadaan sekelilingnya berputar. Jihan memejamkan mata sambil tangannya berusaha mencari bel yang ada di belakangnya.

Dengan gemetar Jihan meraih nurse call dan memencetnya. Tubuh Jihan kehilangan keseimbangan. Jihan terjatuh dari hospital bed dengan posisi telungkup. Hidung Jihan keluar darah dan dari mulutnya keluar busa.

Alan, Arsen dan Erwin berjalan di lorong di rumah sakit. Perhatian mereka teralihkan kepada dua perawat yang berlarian di belakang mereka.

"Apa yang terjadi?" Erwin melihat dua perawat itu berlari seperti ada sesuatu yang gawat terjadi.

"Oh tidak, mereka masuk ke ruangan Jihan," Alan dengan cepat berlari menuju ruangan Jihan.

Alan, Arsen mengangkat Jihan kembali ke hospital bed. Erwin masuk bersama Dokter yang dia temui di lorong rumah sakit. Dokter melihat wajah Jihan yang memucat. Alan, Arsen dan Erwin keluar ruangan. Mereka hanya bisa menunggu di luar sementara Dokter dan perawat berusaha menyelamatkan Jihan.

Erwin memutuskan menjaga Jihan di luar ruangannya. Sedangkan Alan dan Arsen bertanya kepada perawat yang bertugas di depan, apakah tadi ada yang datang ke kamar VIP no 2. Mereka menjawab tidak ada. Bahkan rekaman CCTV pun tidak menunjukkan ada orang lain yang masuk ke ruangan Jihan.

Arsen dan Alan kembali ke ruangan Jihan. Erwin masih duduk di luar. Tidak berapa lama Dokter mengatakan Jihan mengalami keracunan. Dokter menemukan bekas jarum suntik yang terjatuh di lantai. Dokter akan membawanya ke laboratorium untuk di cek.

Alan merasa terjadi sesuatu saat mereka meninggalkan Jihan sendirian. Alan kembali ke ruangan keamanan. Untuk menyelidiki sesuatu.

Dokter sudah membersihkan racun yang ada di dalam tubuh Jihan. Beruntung racunnya belum cepat menyebar. Jihan masih bisa diselamatkan walaupun kondisinya saat ini lemah. Jihan dipasangi alat bantu pernapasan.

"Maaf Dok. Apa artinya ada orang yang ingin meracuni Jihan?" tanya Arsen.

"Kalo dilihat dari kondisi Nyonya Jihan, kemungkinan iya," jawab Dokter.

"Saya minta pertanggungjawaban rumah sakit. Bagaimana hal ini bisa terjadi!" kata Erwin.

"Baiklah saya akan berusaha membantu, saya permisi dulu," pamit Dokter.

"Kurang ajar! Siapa saja yang tau Jihan berada di rumah sakit ini?" tanya Erwin.

"Teman kerja Jihan, mungkin dia sudah memberitahu yang lain," Arsen mendekati Jihan.

Arsen mendengar Jihan mengucapkan sesuatu di alam bawah sadarnya. Arsen sedikit membungkuk, mendekatkan telinganya ke mulut Jihan.

"Sul ... than," lirih Jihan

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
Penasaran siapa pelakunya
Queen
Gak mungkin kebetulan mirip
Queen
Hajar Bu 😂
Queen
😂
Al!f
Kemungkinan mereka kembar
Al!f
Kocak 😝
Queen
Nah ketemu
Queen
Kasian
Queen
Kembar kh?
Queen
Halu kh?
Nisa
😂
Al!f
Ervan?????
Queen
Nah, anak siapa?
Queen
Jual, biar jera
Nashira
Anak siapa?????
Nashira
kurang sadis Sen
Nashira
Rasain lu
Queen
Mungkin Novita gak tau Jihan itu anak Sulthan kali ya
Queen
Astaga 😱
Queen
Duh,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!