Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Singapura
"Hey, Baby, wake up." kata Levis ketika mereka sudah tiba di bandara. Bahkan mereka sudah mendarat lagi di Singapura dan sepanjang perjalanan Rara terus saja tidur.
Dia juga tidak terasa ketika tubuhnya di gendong Levis sampai masuk ke dalam pesawat.
"Rara, my baby, wake up please." kata Levis lagi yang membuat Rara mulai terusik dengan tidurnya dan dia terbangun setelah merasa terganggu dengan suara Levis.
"Hey, apa mimpimu terlalu indah hingga rasanya sulit untuk membuka mata, atau kamu kelelahan?" tanya Levis lagi.
"Tadi malam aku gak bisa tidur buat persiapan ulangan tadi. Untung aku sempet belajar, kalau gak ya gak tau lagi deh." jawabnya yang merasa lelah karena memang tadi malam dia tidak tidur.
"Oh astaga, sudahlah. Ayo turun, kita sudah sampai." Levis merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik kekasihnya, lalu di kecupnya bibir gadis cantik itu hingga membuatnya semakin jatuh hati.
"Is, O-hem, sayang..." cicitnya setelah menyadari kesalahan yang hampir saja memanggil Levis dengan panggilan Om lagi.
Astaga, Rara benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana jika sampai dia kembali memanggil Levis dengan panggilan Om. Bisa hancur dia.
"Good, girl. Ayo turun. Jika lama-lama di sini biaya sewanya akan semakin bertambah nanti." ajak Levis turun dari pesawat yang mereka tumpangi.
"Dih, nyewa rupanya. Kirain punya sendiri, ternyata masih sewa." gumam Rara yang terdengar seperti menyepelekan Levis karena pesawat yang mereka tumpangi ternyata masih sewa. Itu yang ada di pikiran Rara saat ini.
Mendengar apa yang salah katakan membuat Levis tersenyum. Gadis ini terdengar seperti menantang dirinya. Tidak tahukah Rara seberapa kaya dirinya?
"Memangnya kenapa jika ini masih sewa baby? biaya sewanya saja bisa ratusan juta sekali terbang. Tapi jika kamu ingin aku membelinya it's oke. Kita akan membeli pesawat seperti ini nanti. Katakan saja seperti apa yang kamu inginkan karena aku akan membelinya untuk kita." ujar Levis yang membuat Rara hanya menggelengkan kepalanya saja dengan hal ini.
Menurutnya tidak mungkin Levis mau membelikan pesawat seperti ini untuk dirinya. Rasanya benar-benar tidak mungkin.
"Terserah saja." balas Rara yang langsung pergi meninggalkan Levis di sana.
Rara sendiri masih memakai seragam sekolahnya. Dia terlihat cantik walau masih dengan seragam sekolahnya dan itu sama sekali tidak masalah bagi Levis. Apa pun yang dikenakan gadis, menurutnya cantik. Karena memang manusianya sendiri sudah cantik.
"Kita mau kemana? Gak malam-malam kan pulangnya?" tanya Rara karena bagaimanapun dia masih memikirkan perasaan orang tuanya.
Dia tidak ingin membuat mereka kecewa terhadap dirinya walau dia juga tidak berharap banyak dengan semua itu.Tapi tetap saja dia harus berusaha untuk tidak berdebat dengan orang tuanya.
"Tidak, setelah ini kita akan pergi tempat pertemuanku. Kamu bisa berbelanja sepuasmu di sana, sementara aku bekerja. Ini, gunakan sesuka kamu dan pakai untuk membeli apapun yang kamu inginkan." Levis memberikan salah satu kartu ajaib miliknya yang ketika digesek bisa untuk membeli apa saja.
Rara sendiri menerima kartu itu dan dia masih melihatnya apakah ini asli atau tidak.Tapi sepertinya itu asli dan tidak mungkin ini semua palsu, karena dia juga sudah melihat seperti apa perjuangan Levis untuk dirinya.
"Tidak usah banyak berpikir lagi, baby. Sekarang ayo kita pergi." mereka berdua menghabiskan waktu bersama di Singapura.
Di mana Levis yang bekerja dan Rara yang menghabiskan uangnya. Dia hanya berkeliling-keliling di mall ini dan lihat apa yang ingin dibelinya. Sampai di mana Dia melihat sebuah sepatu yang mungkin saja cocok untuk dipakainya. Rara tertarik dengan sepatu itu, dan dia pergi masuk ke dalam butik brand ternama dunia tersebut.
Dia benar-benar menghabiskan waktunya di sana, sementara Levi's sibuk dengan pekerjaannya. Bertemu dengan rekan kerjanya dan membahas bisnis mereka yang berjalan.
Sementara di Jakarta, Danira sibuk mencari keberadaan putrinya. Dia sengaja datang ke sekolah untuk menjemput Rara, tapi dia harus menelan pil kekecewaan ketika dia sampai di sana ternyata sekolahan sudah kosong. Bahkan dia mendapatkan kabar dari penjaga sekolah jika Rara sudah pulang dan dijemput mobil mewah berwarna hitam.
"Di jemput?" gumam Danira yang merasa penasaran siapa orang yang menyebut putrinya.
Apa Rara mulai dekat dengan laki-laki, atau bahkan mungkin sudah menjalin hubungan. Astaga, Danira benar-benar merasa menjadi ibu yang buruk saat ini. Dia tidak tahu apapun tentang kehidupan putrinya. Bahkan dia juga melupakan satu hal jika Rara sudah beranjak dewasa. Usianya sudah 17 tahun, dan dia melupakan hal itu? Bagaimana bisa dia melupakan hal sepenting ini?
"Iya, buk. Tadi Rara udah pulang dan di jemput, karena Rara lari-lari masuk ke dalam mobil. Saya pikir ya supirnya aja, buk." jawab satpam penjaga gerbangnya.
Danira sendiri mulai panik, dia mulai berpikir yang tidak-tidak tentang putrinya. Karena terlalu khawatir dengan semua ini dia lebih memilih menghubungi suaminya.
"Halo, papi?" suara Danira mulai terdengar panik.
Hal itu membuat Anton, suaminya juga ikut merasa panik saat Danira menghubunginya seperti itu.
"Halo, Danira? Ada apa? Apa yang terjadi hingga membuat kamu panik seperti ini? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Anton yang juga mulai khawatir dengan keadaan istrinya.
"Rara, dia tidak ada di rumah dan dia juga tidak ada di sekolah. Aku sudah datang menjemputnya tapi satpam gerbang mengatakan jika tadi dia di jemput seseorang yang menaiki mobil mewah. Aku tidak tau siapa itu, Anton. Bagaimana ini? Bagaimana dengan Rara?" tanya Danira yang sudah semakin khawatir dengan keadaan putri mereka.
Dia sudah memutuskan untuk istirahat beberapa waktu demi bisa memperbaiki hubungannya dengan sang putri. Tapi apa yang dia lihat? Dia tidak mendapatkan kabar apa pun tentang putri kecilnya itu.
"Apa kata kamu? Kamu sudah mencoba menghubungi teman-teman Rara?" tanya Anton yang masih mencoba untuk berpikir positif.
"Kamu lupa jika Rara tidak memiliki teman? Rara tidak berteman, Anton. Dia tidak memiliki teman. Lalu siapa yang harus ku tanya sekarang?" jawab Danira yang membuat Anton baru menyadari jika putri mereka tidak memiliki teman.
Rara lebih suka menyendiri dan tidak suka berteman, karena waktu kecil dia mendapatkan kasus bullying di sekolahnya. Jadi sejak saat itu pula Rara tidak ingin berteman dan selalu menutup dirinya dari dunia luar.
"Kamu tenang dulu oke. Sebentar lagi aku akan pulang. Aku akan menyelesaikan pertemuanku yang terkahir, dan setelahnya aku akan pulang. Kita kan cari Rara." ujarnya pada sang istri berharap jika wanita itu bisa sedikit merasa lebih tenang.
"Hati-hati, Anton. Jangan terburu-buru. Aku akan mencoba mencari Rara. Kamu hati-hati."
"Oke, bye, Danira." ucap Anton memberikan kekuatan untuk istrinya.
***
biasanya terjadi peristiwa seperti ith dulu baru semua masalah terselesaikan🙂
mending buang aja😌
sini aku jitak kepalamu anton biar sadar
😡😡😡
🙏👍🌹❤😁