NovelToon NovelToon
Galaxio

Galaxio

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Itachi Wife

Ganteng ✔️
Kaya Raya ✔️
Pintar ✔️
Jago Olahraga ✔️
Jago Bela Diri ✔️
Orangtua Cakep ✔️
Kesayangan Semua Orang ✔️

Fajarendra Galaxio Nayanka, putra sulung dari pengusaha kaya raya, Aksara Langit Nalendra, dan mantan model terkenal, Wulandari Camelia Yovanka. Lahir & tumbuh dikeluarga konglomerat dengan segala kelimpahan harta & kasih sayang dari semua orang, membuat lelaki yg akrab disapa Galaxio itu merasa kehidupannya sudah sangat sempurna.

Namun siapa yg mengira bahwa semua sketsa-sketsa indah yg sudah ia rancang untuk masa depannya, harus hancur dalam sekejap. Dan yg lebih parahnya lagi, yang menjadi penyebab dari kehancuran itu adalah satu-satunya wanita yg berhasil menarik perhatiannya, bahkan menumbuhkan cinta dalam hatinya. Wanita yg ia kira akan menemaninya membangun kisah cinta romantis, justru memberinya luka yg amat tragis. Akankah kisah Galaxio berakhir bahagia seperti kisah orangtuanya dulu? Atau justru berujung pilu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itachi Wife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Keesokan harinya...

Luna mengernyit saat melihat Skylar yang berada di depan rumahnya sepagi ini. "Sky? Ada apa? Kok pagi-pagi di sini?" tanya Luna. "Lo,,, belum tau beritanya ya?" tanya Skylar balik, membuat Luna semakin mengernyit. "Berita? Berita apa?" tanya Luna. Bukannya menjawab, Skylar justru menyodorkan ponselnya. Luna menerima ponsel itu dengan ragu. Matanya membola sesaat setelah mendengar sebuah berita dari ponsel itu. Luna bahkan hampir terjatuh andai saja Skylar tak menahannya. "Ini... Ini gak mungkin kan..." ujar Luna lirih. Gadis itu menatap Skylar dengan mata yang berkaca-kaca. "Sky jawab... Ini... Ini gak mungkin Gala kan?" tanya Luna serak. "Lo liat sendiri kan nama korban yang tertera di sana" ujar Skylar membuang muka.

"Gak! Itu gak mungkin Gala! Dia,,, dia udah janji bakal balik secepatnya! Itu gak mungkin Gala Sky... Gala gak mungkin ninggalin aku..." ujar Luna meluruh ke lantai, membuat Skylar turut terduduk. "Kenapa jadi gini sih Gal? Lo bilang lo sayang sama Luna, tapi kenapa nyakitin dia lagi" ujar Skylar dalam hati. Luna tiba-tiba bangkit dan hendak beranjak, namun Skylar dengan cepat menahannya. "Mau kemana?" tanya Skylar. "Aku mau ke sana, aku,,, aku mau cari Gala..." ujar Luna. "Lokasinya cukup jauh, biar gua anter. Arnav sama Angkasa juga udah otw ke sana" ujar Skylar yang hanya diangguki pelan oleh Luna. Sepanjang perjalanan, Skylar sesekali melirik Luna yang tampak menangis seraya melihat ke luar jendela.

Tangannya bergerak menyodorkan sekotak tisu pada gadis itu. "Nangis aja" ujar Skylar kembali fokus ke jalan, sedangkan Luna tak lagi menahan isakannya. Beberapa saat berlalu, mobil Skylar berhenti di sebuah posko pencarian yang didirikan di dekat lokasi kecelakaan. "Om, Gala sama Mami udah ketemu?" tanya Luna pada Langit yang masih setia duduk di bibir jurang tersebut. Langit hanya menunduk dan menggeleng pelan seraya memegang sebuah foto keluarga yang dijadikan gantungan itu. "Lun..." ujar seseorang menyentuh bahu Luna, membuat gadis itu menoleh. "Sa..." ujar Luna pelan, lalu segera masuk kepelukan lelaki itu. "Gala gapapa kan Sa? Dia,,, dia pasti akan balik kan?" ujar Luna mulai kembali menangis.

"Ssttt,,, kita berdoa sama-sama ya, semoga Gala dan Tante Wulan baik-baik aja" ujar Angkasa mengelus rambut gadis di pelukannya itu. Tiba-tiba tampak beberapa anggota tim penyelamat yang tergesa-gesa memasang alat untuk turun. "Ada apa? Apa anak dan istri saya ketemu?" tanya Langit. "Kami belum bisa memastikan Pak. Tapi salah satu anggota kami menemukan sesuatu di pesisir sungai yang tak terlalu jauh dari sini" ujar salah satu tim penyelamat. "Saya ikut" ujar Langit. Tim penyelamat lainnya pun turut memasangkan alat keselamatan pada Langit. Dengan izin Langit juga,,, Luna, Skylar, Arnav dan Angkasa turut diizinkan untuk ikut. Selama perjalanan, ketiga lelaki itu benar-benar menjaga Luna dengan baik.

"Lapor Pak. Kami menemukan beberapa potongan kain di sekitar sungai, dan ada beberapa lagi yang tersangkut di aliran sungai" ujar seorang tim melapor. "Itu,,, itu kayak seragam yang dipake Gala kemarin" ujar Luna, sedangkan Langit langsung terduduk lemas. "Gak,,, anak saya pasti baik-baik aja" ujar Langit menangis. "Pak, kami menemukan sesuatu" ujar salah seorang tim yang datang. "Ini Pak" ujar lelaki itu menyerahkan sebuah gelang dengan bandul (mainan) berbentuk Yin dan tali gelang berwarna putih yang tampak putus. "Ini gelang Gala, aku yakin ini gelang Gala" ujar Luna mengambil gelang yang couple dengan gelangnya itu. Langit benar-benar tak dapat lagi mengeluarkan ekspresi apapun. Pikirannya seketika kosong dan terbang kemana-mana.

"Lang..." ujar Gray yang tiba-tiba datang, membuat Langit menoleh cepat. "Kerahin semua orang untuk cari istri sama anak gua sampe ketemu. Kalo perlu panggil semua pasukan GK yang ada di berbagai daerah/negara untuk ikut bantu" ujar Langit bangkit. "Tapi, Lang..." "Apa lagi ha?" potong Langit ketus. "Bukan gitu,,, lo sendiri tau,,, yang bisa ngerahin pasukan GK itu cuma,,, Bian" ujar Gray pelan. "Lo ikut bertanggung jawab atas hilangnya anak dan istri gua, jadi lo pikirin sendiri gimana caranya mereka bisa ditemuin dalam waktu singkat! Atau.... Gua gak akan segan-segan untuk penggal kepala lo pake tangan gua sendiri!" ujar Langit dingin. "Lo gak bisa limpahin semuanya ke gua gitu aja dong" ujar Gray, membuat Langit tertawa sinis.

"Kenapa gak bisa? Semua ini juga terjadi karena lo kan? Kalo aja lo gak buat ulah dan jebak gua,,, gua gak akan terlibat dalam semua ini. Kalo bukan karena lo sahabat gua,,, gua gak mungkin kehilangan anak dan istri gua seperti sekarang!" ujar Langit sinis. "Je,,, jebak apa maksud lo ha?" tanya Gray. "Gak usah pura-pura bego lo! Gua udah tau semuanya. Lo emang sengaja mau jebak gua dalam perjanjian keparat itu kan!" bentak Langit. "Kenapa harus gua Gray? Kenapa harus gua yang lo pilih ha?" ujar Langit pelan. "Masih banyak cowok kaya raya di luar sana... Kenapa harus gua? Lo tau kan perjuangan gua untuk bisa bahagia selama ini? Tapi lo,,, dalam sekejap lo berhasil hancurin semuanya" ujar Langit. "Jadi lo terlibat juga selama ini?" tanya seorang lelaki membuat semuanya menoleh.

Tampak Bian berdiri tak jauh dari mereka dengan raut emosi dan kedua tangan terkepal. "Gua tunggu kalian di markas Pentagon sekarang juga! Kalo lewat dari sejam kalian gak sampe, peluru gua yang bakal nembus kepala kalian" ujar Bian dingin. "Skylar, Arnav, Angkasa, Luna... Kalian ikut Om sekarang ya. Biar polisi dan tim penyelamat lanjutin tugas mereka. Om juga udah ngerahin anggota GK untuk ikut mencari Wulan dan Gala" ujar Bian yang langsung dituruti oleh keempat remaja itu. Setelahnya mereka semua pun segera bergegas menuju ke markas Pentagon. Sesampainya di markas Pentagon, keempat remaja itu tampak tercengang. "Jadi ini markas Pentagon yang sebenarnya" ujar Skylar memperhatikan sekeliling.

Siapa yang tak tau kisah keluarga Gala, bahkan buku itu sudah dibaca oleh banyak orang. Namun ini kali pertama teman-teman Gala diajak ke markas Pentagon yang sesungguhnya, karena sebelumnya mereka hanya pernah ke markas DK, dan markas GK. "Kalian mau ikut gabung atau nunggu di tempat lain? Kalo mau,,, Om bisa sediakan satu kamar untuk kalian nunggu" ujar Bian. "Hmm kalo diizinkan, kami mau gabung aja Om. Soalnya,,, ini juga menyangkut Gala, sahabat kami. Itu pun jika memang Om mengizinkan. Jika tidak, kami bisa menunggu di ruangan lain saja" ujar Angkasa mewakili teman-temannya. "Yaudah kalo gitu kalian di sini aja. Lagi pula kalian bukan anak kecil lagi" ujar Bian. Beberapa saat kemudian,,, "Bisa lo jelasin ke gua, kenapa adek sama keponakan gua bisa berakhir kayak gitu?" tanya Bian pada Langit dan Gray yang sama-sama diam membisu.

"Gua,,, gua minta maaf Bang" ujar Langit. "Gua gak butuh maaf lo! Yang gua butuh itu adek dan keponakan gua!" ujar Bian. "Jelasin ke gua,,, apa yang sebenarnya terjadi" lanjut Bian. "Aruna itu... Aruna itu anaknya,,, Gray Bang" ujar Langit membuat semuanya terbelalak. "Mak,,, maksud lo?" tanya Bian. "Huffttt,,, waktu lo dinas di luar kota dulu,,, Gray sama Kak Vanya,,, pernah check-in di hotel pas mereka sama-sama mabuk" ujar Langit membuat kedua tangan Bian mengepal. "Brengsek" ujar Bian menarik kerah Gray dan meninjunya habis-habisan. "Kalo itu emang anak lo, kenapa lo gak tanggung jawab ha?" bentak Bian. "Karena saat itu,,, posisinya gua udah punya calon istri Bang. Gua,,, gak mungkin ngorbanin calon istri gua dan bikin pernikahan kami batal" ujar Gray.

"Bajingan lo ya!" umpat Bian. "Terus kenapa lo bisa terjebak sama dia Lang? Jawab! Kenapa?" tanya Bian. "Dia,,, dia ngancem gua Bang" ujar Langit menunduk. Bian tampak mengernyit, "Ngancem apa?" tanya Bian. "Dia ngancem kalo,,, kalo gua gak mau bantu biayain Aruna, dia,,, dia bakal ngasih tau Wulan kalo..." "Kalo dia pernah tidur sama cewek lain" potong Gray membuat Bian kembali terkejut. Lelaki itu bahkan tanpa sadar mundur dan bersandar didinding. "Gua mabuk Bang. Sumpah gua gak inget apa-apa, gua,,, gua bahkan gak inget kapan gua ketemu sama cewek itu" ujar Langit. "Lo sama aja Brengsek! Berani-beraninya lo mainin adek gua bangsat!" ujar Bian mendekat dan menendang ulu hati Langit, hingga laki-laki itu terpental.

"Apa kurangnya adek gua ha? Apa lagi yang lo cari? Apa adek gua kurang muasin lo sampe-sampe lo masih bungkus cewek diluaran sana" bentak Bian. Langit bangkit dengan memegangi perutnya, dan menggeleng pelan. "Gua,,, gua gak pernah ada niatan untuk nyakitin Wulan Bang" ujar Langit. "Gak ada yang bisa menyamai dia, apa lagi nandingin dia" lanjut Langit. "Terus ngapain lo masih tidur sama cewek lain ha?!" bentak Bian menendang meja di dekatnya hingga vas kaca yang ada di atas meja itu terbang dan pecah berserakan. "GUA GAK PERNAH ADA NIATAN UNTUK TIDUR SAMA CEWEK LAIN BANG! BAHKAN GUA GAK INGET KENAPA GUA BISA MABOK SAAT ITU!" teriak Langit.

"Gua inget banget,,, malam itu gua cuman mesen minuman dengan kadar alkohol yang rendah. Makanya gua bingung kenapa gua bisa sampe mabok dan berakhir di kamar hotel sama cewek lain hari itu" ujar Langit meremas rambutnya. "Sumpah Bang, gua cinta mati sama adek lo! Gua gak mungkin mengkhianati pernikahan kami cuma buat nafsu sesaat gitu" ujar Langit terduduk. "Lo udah tanya sama waiters sana?" tanya Bian yang hanya diangguki pelan oleh Langit. "Gua udah minta buat cek CCTV, tapi mereka bersikeras kalo CCTV malam itu lagi bermasalah" ujar Langit menghapus air mata di pipinya. "Gua,,, gua gak pernah main-main kalo itu menyangkut Wulan Bang. Makanya,,, gua takut banget saat Gray punya foto gua sama cewek lain di kamar hotel itu" ujar Langit.

"Gua,,, gua takut Wulan ninggalin gua. Cuma dia dan Gala yang gua punya sekarang Bang" lanjut Langit terisak. "Gua udah gak punya Daddy, gua gak punya kakak, gua bahkan gak tau kemana Mommy pergi... Cuma istri sama anak gua yang gua punya sekarang" tangis Langit. "Gua akui gua bodoh! Gua bego! Kenapa gua bisa gak ingat apa-apa malam itu" isak Langit menjambak rambutnya. "Maafin gua Bang. Sumpah Bang,,, Sumpah Demi Tuhan gua gak pernah sekali pun berniat untuk cari cewek lain di luar sana" ujar Langit mendekat dan berlutut di depan Bian. "Bahkan kalo lo mau,,, lo bisa bunuh gua sekarang" ujar Langit membuat keempat remaja yang mendengar sedari tadi turut menoleh kaget. "Udah gak ada gunanya gua hidup Bang. Gua hidup sampe sekarang, gua bertahan sampe sekarang,,, itu semua demi istri dan anak gua!" ujar Langit lirih.

"Gua jalanin pekerjaan yang bukan dibidang gua, demi siapa? Demi mereka! Gua bahkan berusaha jalanin 2 perusahaan besar sekaligus, demi siapa? Demi mereka Bang" lanjutnya. "Gua,,, gua persiapin semua demi mereka. Gua bahkan berusaha untuk selalu luangin waktu disela-sela kesibukan gua buat mereka. Semua itu gua lakuin demi istri dan anak gua!" ujar Langit. "Gua,,, gua gak mau Gala tumbuh dengan kekurangan kasih sayang. Karena gua tau rasanya iri saat ngeliat anak lain begitu disayang sama orangtuanya, sedangkan posisi kita sebaliknya" tangis Langit pecah. "Gua berusaha mengimbangi antara harta dan cinta buat Gala. Gua gak mau dia kekurangan apapun, baik itu harta, maupun cinta dari orangtuanya" isak Langit. "Tapi cuman karena satu kesalahan yang gua sendiri bahkan gak tau kapan itu terjadi,,, semua usaha gua hancur dalam sekejap" ujar Langit lirih.

"Apa kesalahan gua? Kenapa takdir sekejam ini sama gua? Apa belum cukup semua penderitaan yang gua tanggung selama ini? Apa belum cukup semua nyawa yang melayang demi gua selama ini? Gua hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah, apa belum cukup?" raung Langit. "Kenapa Tuhan masih ambil anak dan istri gua? Kenapa gak ngambil gua aja? Kenapa harus mereka?" isak Langit. "Gua bahkan sekarang gak tau dimana mereka, apa mereka baik-baik aja, apa mereka kedinginan, atau apa mereka kelaparan di luar sana. Gua gak tau,,, tapi gua juga gak bisa berbuat apa-apa. Gua,,, gua ngerasa gak berguna banget Bang" ujar Langit menunduk. "Bahkan kalo bisa,,, gua bersedia nukar nyawa gua demi mereka. Silahkan ambil nyawa gua, asalkan,,, asalkan balikin anak sama istri  gua" tangis Langit kian pecah, memenuhi ruangan tersebut.

1
Maya Sari
gala slalu bilang maaf n takut kehilangan Luna tp gk peka masih aja pacaran sama Aruna Maruk gala ini ya.
pihak sekolah nya gmna ada tauran di sekolah kok gk panggil polisi sampai ada kasus penusukan bgtu kok anteng aja 🤦
Shadow Girl: pukul aja Gala-nya pukul 😌😌
total 1 replies
Max >w<
Characternya bikin terikat! 😊
paulina
Wajib dibaca!
Mưa buồn
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!