NovelToon NovelToon
PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Playboy / Basket / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: cipaaiinee

Baru menginjak kelas 12, ada saja hal yang membuat Syanza harus menghadapi Pangeran, si ketua Savero.

Ketua apanya coba, tengil gitu.


"Lo pikir, lo kodok bisa berubah jadi pangeran beneran, hah??" Ketus Syanza.
"Emang gue pangeran," balas Pangeran angkuh.
"Nama doang, kelakuan kayak setan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cipaaiinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

Sesampainya di rumah sakit, Pangeran langsung membopong Syanza dan membawanya ke ruang darurat.

Dino yang sedari tadi mengikuti Pangeran tampak heran. Baru kali ini ketuanya terlihat tidak baik-baik saja. Biasanya Pangeran selalu penuh dengan omelan dan tampang galaknya.

Pangeran mendudukkan bokongnya di kursi tunggu dan mengusap wajahnya gusar.

Dengan ragu, Dino ikut duduk menemani ketuanya itu. Bingung mau berkata apa, karena sebenarnya Dino termasuk anggota baru dan termuda, jadi ia belum terlalu akrab dengan anggota senior dari Savero.

"Udah malem, lo balik aja," ucap Pangeran melirik Dino dari ekor matanya.

"Gak papa, Bos. Gue di sini aja dulu," ujar Dino.

"Besok sekolah, No. Mending lu pulang, gue sendiri juga aman. Bonyok lo ntar khawatir."

Lihat, Pangeran itu sangat perhatian ke semua anggotanya. Tidak pilih kasih, dan bukan bermaksud mengusir Dino, hanya saja dirinya merasa malu jika terlihat lemah.

"Yaudah. Gue izin pulang duluan," ucap Dino mengalah.

"Hm. Thanks, ntar juga ada yang lain ke sini. Lo masih kecil, jangan dulu naik nakalnya," seloroh Pangeran.

Dino tahu maksud yang lain itu, yaitu Cakra dkk. Tapi apa katanya? Masih kecil? Wah, mentang-mentang beda setahun saja masih dicap kecil, pikir Dino.

"Gue udah gede, Bos," jengah Dino.

Pangeran terkekeh. "Masa sih, gue lihatnya masih orok lho."

Dino mendengus sebal.

Pintu ruangan di mana Syanza di atasi pun terbuka menampilkan seorang dokter.

"Keluarga pasien?"

Pangeran berdiri, dan menyuruh lebih dulu Dino untuk pulang. "Sana balik."

Dino mengangguk, "Jagain yang baik, Bos. Kasihan kalo disakitin terus, cantik soalnya." Setelah mengatakan itu, Dino ngacir takut di amuk Pangeran.

"Bahaya, kecantol sifat si Arjuna."

Pangeran menghampiri dokter itu.

"Kondisi pasien tidak apa-apa, pasien pingsan karena benturan yang keras dan darah pasien juga rendah, jadi rentan untuk tidak sadarkan diri. Sekarang, pasien sudah sadar dan jika ingin pulang diperbolehkan. Jangan lupa sering-sering kompres area pipinya," tutur dokter wanita tersebut.

Pangeran mengangguk paham. "Makasih, Dok."

Setelah itu, Pangeran masuk untuk melihat keadaan Syanza.

Terlihat gadis itu tengah duduk sembari mengusap rahangnya.

"Sya."

Syanza tersadar dan menoleh. "Altar...," gumamnya.

Pangeran duduk di tepi brankar itu. Tangannya terangkat untuk melihat kelakuannya.

"Masih sakit, hm?"

Syanza mengangguk. "Lumayan," lirih Syanza.

"Maaf," ucap Pangeran menatap tulus pasang mata gadis itu.

Anggukan Syanza sebagai respon membuat Pangeran semakin merasa bersalah.

"Gak papa, lain kali-awshh," ringisnya.

"Diem dulu, sayang. Simpan omelannya untuk nanti," kekeh Pangeran.

Kumat lagi, pikir Syanza.

"Mau di sini dulu atau langsung pulang?"

"Pu-"

"Di sini aja sampai besok, udah malem, ya?"

"Ngapain nanya kalau gitu mah bego," sebal Syanza.

"Ututu kasiannya pacar gue, pipinya bengkak sebelah," tutur Pangeran mencubit pipi Syanza yang tidak memar.

"Ish. Karena siapa coba," dengus Syanza.

"Iya iya, karena gue."

"Itu tahu," balas Syanza cemberut. "Tapi bokap gue nanti nyariin," cakapnya khawatir.

"Aman. Udah gue kasih tahu."

"Terus apa katanya?"

"Ya biasa, awalnya heboh. Sampai gue di interogasi dulu sama papah mertua." Pangeran beringsut duduk di kursi samping brankar.

Syanza menabok lelaki itu. "Apaan papah mertua, papah gue itu," pungkasnya.

"Camer, sayang. Mereka tadinya mau ke sini, tapi gue larang-"

"Kenapa lo larang? Takut ketahuan ya udah nonjok anak orang, ngaku?!" Syanza menuntut jawaban.

"Karena gue bisa jagain lo, dan mereka juga percaya sama gue."

Orang tua Syanza memang sudah akrab dengan Pangeran, karena ayah Pangeran seorang Direktur utama, dan ayah Syanza merupakan asistennya. Tumben asisten cowok? Ayah Pangeran trauma ditempeli oleh ulat bulu, sampai sampai pernah kejadian sang ibu meminta cerai gara-gara foto tidak senonoh suami dan asistennya, untung saja ayahnya pintar, jadi bisa membuktikan jikalau itu bukan dirinya.

"Cih, jagain ceunah."

"Mereka juga tahu lo ke rumah sakit karena apa, tapi tetep percaya sama gue. Pangeran gitu, mana mungkin melakukan hal jahat ke tuan putrinya, iya gak?" Alis Pangeran naik turun menggoda Syanza.

Paras ayu Syanza berubah datar. "Dih."

1
Puji Lestari
bagus... ceritanya menarik
Puji Lestari
lanjut.... ceritanya bagus...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!