Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
"Pi, sudah pi anak kita sedang sakit." Mami Sarah berteriak dan menarik tangan suaminya, yang sedari tadi menjambak rambut Damian.
Rayyan hanya meringis melihat kejadian yang ada didepan matanya.
"Dam, kamu menghamili siapa, apa Alisa?"
Damian menggeleng.
"Damian kamu jangan jadi laki-laki bajingan ya." Papi Wisnu mulai terbawa emosi lagi.
"Sabar pi, ingat tensimu."
"Lalu siapa Damian?"
"Maaf Pi, Mi Damian menghamili Celine."
Papi Wisnu langsung memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.
"Damian, bagaimana bisa?" geram Papi Wisnu.
Damian akhirnya menceritakan semuanya.
"Lalu Alisa bagaimana, apa dia tahu?" tanya Mami Sarah.
"Aku udah putus Mih sama dia, dan semua yang terjadi ini juga karena ulah dia, dia yang udah jebak aku, tapi ternyata gak sesuai harapan dia hasilnya."
"Ya Tuhan, kita harus ngomong apa Pi sama Jeng Diana dan Mas Satria."
"Lalu apa yang mau lakukan selanjutnya Dam?"
"Sebenarnya Damian sudah dua kali mengajak Celine menikah pih, tapi Celine menolak."
"Damian tetap mau menikahinya pih, sekarang Damian minta bantuan Papi Mami buat meyakinkan Celine." mohon Damian.
"Maaf om saya izin bicara, saya Rayyan temanya Damian, sebenarnya Celine juga sekarang sedang di UGD Rumah Sakit ini, Celine pingsan tadi saat bersama saya membahas urusan kelanjutan studynya ke Paris." ucap Rayyan.
"Ya Tuhan, terus sekarang Celine sama siapa di UGD Ray?"
"Kebetulan tadi saya ketemu Om Satria dan Tante Sarah saat ingin tebus obat tante."
"Ayo Pi kita ke UGD, pinjam kursi roda buat bawa Damian."
Papi Wisnu pun mengangguk.
UGD
"Sayang, kamu kenapa?"
Seketika Celine terlonjak kaget, melihat sang mama didepannya.
"Mama."
"Iya sayang, ini mama, kamu melihat mama sendiri kok kayak melihat hantu."
"Ma..ma..maaf mah, Celine cuma kaget aja, kok mama tiba-tiba ada disini."
"Mama habis besuk Damian, eh ketemu Rayyan, mama takut banget kata Rayyan kamu tadi pingsan." ucap Mama Diana sendu.
"Celine cuma kecapekan aja kok ma, gak ada yang serius."
"Yaudah sekarang kamu makan dulu ya, terus minum obat."
Celine menggeleng.
"Celine gak mau makan makanan Rumah Sakit mah, Celine pengen sop iga pedas."
"Kamu lagi sakit Cel, jangan makan pedas terus."
"Tapi Celine pengen itu."
"Hhuufff, tumben kamu doyan banget sama sop iga, biasanya anti, yaudah nanti kalau papa udah datang dari tebus obat, minta papa belikan."
Papa Satria pun datang dengan membawa kantong berisikan obat.
"Pah..Celine pengen makan sop iga pedas katanya, tolong carikan ya." ucap Mama Diana.
"Tumben kamu Cel, yaudah nanti papa carikan ya, papa ke toilet dulu."
Saat Papa Satria ingin ke toilet, tiba-tiba suster memanggil.
"Maaf bapak, apakah bapak keluarga pasien atas nama Celine."
"Iya suster, ada apa?"
"Maaf pak, ini surat rujukan untuk ke dokter kandungannya, seperti yang sudah dijelaskan dokter tadi kepada suami ibu Celine, bahwa ibu Celine kami rujuk ke Poli Kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut."
DUAARRRR
Bagai terhimpit bongkahan batu besar, saat Papa Satria mendengar penjelasan perawat tersebut.
"Apa ini semua, poli kandungan, suami" ucap papa Satria dalam hati.
"Terima Kasih sus." Papa Satria pun meninggalkan sang perawat menuju toilet, sebelum dia ingin menanyakan keadaan sang putri ke dokter jaga UGD.
Setelah kembali dari toilet Papa Satria menghampiri sang istri.
"Lho pa, cepat sekali cari sop iganya."
"Cel sebentar ya, Papa Mama tinggal dulu." ucap Papa Satria sambil menarik tangan istrinya.
"Ma, ayo kita ketemu dokter jaga UGD, ada yang perlu Papa tanyakan."
Walaupun merasa aneh, tapi Mama Diana tetap mengikuti langkah suaminya.
Kini pasangan suami istri itu sudah ada dihadapan dokter jaga UGD yang menangani Celine.
"Sore dok, kami orangtua dari pasien atas nama Celine, kami ingin mengetahui tentang diagnosa anak kami."
"Selamat sore bapak ibu, seperti yang sudah saya jelaskan ke suami ibu Celine."
"Hah suami." ketika Mama Diana ingin memotong ucapan dokter tersebut, tetapi Papa Satria memberi kode, dengan memegang tangan Mama Diana.
"Iya suami ibu Celine, yang mengantarkan beliau ke Rumah Sakit, jadi ibu Celine tidak menderita penyakit serius, yang terjadi pada ibu Celine adalah hal lumrah pada seorang wanita yang sedang hamil muda."
"HAMIL"
Ucap Papa Satria dan Mama Diana bersamaan.