NovelToon NovelToon
Between Two Alpha’S

Between Two Alpha’S

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Manusia Serigala / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Elowen, seorang wanita muda dari keluarga miskin, bekerja sebagai asisten pribadi untuk seorang model internasional terkenal. Hidupnya yang sederhana berubah drastis saat ia menarik perhatian dua pria misterius, Lucian dan Loreon. Keduanya adalah alpha dari dua kawanan serigala yang berkuasa, dan mereka langsung terobsesi dengan Elowen setelah pertama kali melihatnya. Namun, Elowen tidak tahu siapa mereka sebenarnya dan menolak perhatian mereka, merasa cemas dengan intensitasnya. Lucian dan Loreon tidak menerima penolakan begitu saja. Persaingan sengit antara keduanya dimulai, masing-masing bertekad untuk memenangkan hati Elowen. Saat Elowen mencoba menjaga jarak, ia menemukan dirinya terseret ke dalam dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah ia bayangkan, dunia yang hanya dikenal oleh mereka yang terlahir dengan takdir tertentu. Di tengah kebingungannya, Elowen bertemu dengan seorang nenek tua yang memperingatkannya, “Kehidupanmu baru saja dimulai, nak. Pergilah dari sini secepatnya, nyawamu dalam bahaya.” Perkataan itu menggema di benaknya saat ia dibawa oleh kedua pria tersebut ke dunia mereka, sebuah alam yang penuh misteri, di mana rahasia tentang jati dirinya perlahan mulai terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Two Alpha's And Mate

Elowen berdiri di halte bus depan gedung perusahaannya, matahari telah lama terbenam dan hanya ada kegelapan yang merayap. Lampu jalan yang redup menerangi sekitarnya, tetapi suasana sekitar terasa mencekam. Udara malam terasa dingin, membawa angin sepoi yang seolah menembus kulit. Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri, tetapi hati yang cemas membuatnya semakin gelisah.

Jam sudah menunjukkan pukul 23:35, dan taksi yang ia pesan belum juga datang. Matanya menatap kosong ke depan, memperhatikan lampu-lampu kendaraan yang lewat dengan kecepatan tinggi, seolah tak ada yang peduli padanya. Waktu berjalan begitu lambat, seperti terjebak dalam ruang hampa yang tak kunjung berakhir.

Ia berdecak kesal, tangannya meremas ponsel di tangan. "Kenapa taksi ini lama sekali?" pikirnya, mulutnya mengumpat pelan. Semakin lama, semakin membebani pikirannya, seperti menunggu kepastian dalam hubungan yang tanpa status. Setiap detik yang berlalu terasa semakin panjang dan menekan. Rasanya seperti berdiri di ambang kehampaan, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tadi siang, teman kantornya meminta bantuannya untuk mengerjakan pekerjaan tambahan—kerjaannya yang tidak ada dalam daftar. Katanya, istrinya sedang melahirkan, dan Elowen pun harus menyelesaikan tugas yang seharusnya tidak menjadi tanggung jawabnya. Dia tidak berniat lembur, tapi beban kerja itu datang begitu saja. Cemas karena ia tahu, tugas itu tidak akan mudah selesai dalam waktu singkat, dan kini, setelah semuanya selesai, ia hanya bisa menunggu. Menunggu taksi yang sepertinya enggan datang.

Ia terus memeriksa jam tangannya—waktu terasa begitu lambat, seakan detik-detik yang berlalu semakin membuat perasaannya tertekan. Taxi yang ia pesan belum juga datang. Tangannya yang menggenggam tas terasa semakin kencang, dan ada perasaan aneh di dada, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan, seperti ada yang mengintai dari kegelapan.

Tiba-tiba, suara mesin mobil terdengar dari kejauhan. Elowen sedikit terkejut, menoleh ke arah suara itu, berharap itu adalah taxi yang ia tunggu. Namun, mobil yang mendekat itu bukanlah taxi. Sebuah mobil hitam mengkilap meluncur perlahan memasuki parkiran, menurunkan kecepatan dengan cara yang hampir mencurigakan.

Elowen menahan napas, instingnya mulai bekerja. Ada sesuatu yang tidak beres. perasaan cemas semakin menguat. Sebuah mobil hitam mengkilap berhenti tepat di depannya. Pintu mobil terbuka dan Loreon keluar, langkahnya cepat dan tegas. Wajahnya tampak serius, berbeda dengan sikap acuh tak acuh yang biasa ia tunjukkan

Pintu mobil terbuka, dan seorang pria keluar. Tingkah laku pria itu terlihat mencurigakan, langkahnya berat, namun pelan. Wajahnya tampak serius, berbeda dengan sikap acuh tak acuh yang biasa ia tunjukkan.

Elowen terkejut, hatinya seperti berhenti sejenak saat ia melihat sosok yang begitu tiba-tiba muncul. Ia tidak bisa menahan perasaannya yang seketika itu berubah menjadi kaget. Ada rasa takut, bingung, dan cemas, semuanya bercampur menjadi satu. Tanpa sadar, tangannya sedikit terangkat, menunjuk-nunjuk dengan sedikit tertegun. "Loreon?" bisiknya hampir tak terdengar, wajahnya berubah pucat saat pria itu mendekat.

Loreon hanya berdiri diam di depannya, dengan ekspresi acuh tak acuh, namun ada sesuatu di matanya yang menyiratkan ketegasan. "Apa yang kau lakukan di sini?" suara Elowen terdengar serak, seolah baru menyadari bahwa pria ini muncul begitu saja, entah bagaimana dan kenapa. Ia merasa ada yang tidak beres, ada yang mengganjal di dalam dirinya, meski tidak bisa mengungkapkannya.

Dengan langkah perlahan, Loreon mengangguk. "Aku di sini untuk menjemputmu."

Elowen menatapnya bingung, bertanya-tanya dalam hati. "Kenapa? Bukankah aku...?" Tapi kalimatnya terhenti begitu saja, tak bisa melanjutkan. Perasaan cemas dan kebingungan menyesakinya, dan ia merasa seolah terperangkap dalam momen ini. Kenapa tiba-tiba Loreon muncul di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?

Elowen menatap Loreon dengan tatapan bingung dan sedikit kesal. "Aku gak perlu dijemput, Loreon! Aku bisa pulang sendiri," kata Elowen dengan nada cerewet, tangannya melambaikan tangan ke arah mobil. "Kau gak perlu repot-repot datang ke sini. Ini pasti si Valerie yang nyuruhmu kan?" Ia tidak bisa menahan rasa kesalnya, masih merasa aneh dengan kehadiran pria ini yang begitu mendadak.

Namun, Loreon tetap berdiri di depan mobil tanpa menjawab, hanya memandangnya dengan mata yang tajam, seolah tidak mendengarkan apa yang Elowen katakan. "Naik," perintahnya dengan nada datar, hampir seperti ancaman. "Aku gak punya waktu untuk debat sekarang, Elowen. Kalau kau gak naik, aku bisa paksa."

Elowen menelan ludah, perasaan cemas tiba-tiba menyelusup ke dalam hatinya. Meski ia berusaha tetap keras kepala, ada sesuatu dalam diri Loreon yang membuatnya merasa sedikit takut. Pernah sekali, di pertemuan pertama mereka, saat Loreon begitu dominan dan penuh kuasa, dia merasa seperti seorang yang tak bisa dilawan. Kali ini, meskipun Loreon tidak mengeluarkan kekerasan, ada aura mengancam yang membuat Elowen merasa jika dia melawan, dia bisa saja berada dalam bahaya.

Dengan ragu, Elowen akhirnya mengalah. "Baiklah," jawabnya pelan, meski hatinya masih bergejolak. "Tapi aku gak suka caramu bersikap," tambahnya, mencoba untuk menyuarakan perasaan meski tak sepenuhnya yakin apakah ia bisa mengubah keadaan.

Loreon hanya mengangguk ringan, tampaknya tak terlalu peduli dengan perasaan Elowen. "Cepat," ujarnya singkat, membuka pintu mobil untuknya. Elowen menatap mobil itu sejenak, lalu akhirnya mendekati mobil Loreon dengan langkah berat, hatinya penuh kecemasan. Ia merasa sedikit terjebak, dan entah kenapa, ada rasa tidak nyaman yang terus mengganggunya.

Di dalam mobil, suasana terasa kaku, dengan hanya suara mesin yang terdengar. Elowen duduk dengan canggung di samping Loreon, mengunci pintu dan menatap lurus ke depan.

Masih merasa aneh dengan situasi yang begitu mendadak ini. Namun, Loreon tetap diam, tidak ada percakapan yang terjadi, dan hal itu semakin membuat Elowen merasa tidak tenang.

Selama perjalanan, hanya ada keheningan yang menekan, kecuali suara mesin mobil yang terdengar monoton. Elowen duduk terdiam, menatap jalanan malam yang mulai gelap. Loreon, yang memandu kemudi dengan tenang, akhirnya membuka mulutnya, suaranya datar namun mengandung ketegasan. "Dimana alamat rumahmu?" tanyanya, mata menatap lurus ke depan.

Elowen menghela napas ringan, lalu memberitahunya dengan suara yang sedikit ragu. Ia memberikan petunjuk arah dan setelah beberapa menit, mobil berhenti di sebuah gang sempit yang nyaris tak terlihat. "Ini rumahku," ucap Elowen pelan, membuka pintu dan bersiap keluar.

"Terimakasih, tapi tolong sampaikan ke Valerie, aku gak butuh repot-repot begituan. Pasti kamu terganggu," tambahnya dengan nada sedikit kesal.

Namun, Loreon tidak berkata apa-apa. Hanya ada desahan halus keluar dari mulutnya, dan tatapan matanya mengarah ke gang sempit di hadapan mereka, seakan menyiratkan sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh Elowen. Elowen yang merasa tidak ada yang aneh, hanya menganggapnya sebagai kebiasaan Loreon yang pendiam dan sulit dimengerti.

"Mau kuantar sampai depan rumah?" tawar Loreon, melihat Elowen yang sudah keluar dari mobil.

Elowen menggelengkan kepala. "Tidak perlu, aku bisa sendiri. Hanya hitungan menit dari sini," jawabnya dengan cepat, mencoba meyakinkan diri sendiri.

Loreon tidak begitu yakin, tapi dia bertanya lagi, "Kenapa kau tidak pinjam rumah saja? Ini tidak bagus untukmu. Bisa saja terjadi sesuatu." Wajahnya menatap tajam ke arah jalanan gelap di luar, gang sempit yang tak memiliki penerangan sama sekali. Suasana di sana terasa dingin dan lembab, membuatnya semakin cemas.

Elowen hanya mendengus kesal. "Ck, kau terlalu berlebihan, Loreon. Aku sehat-sehat saja sampai sekarang," jawabnya sambil mengangkat bahu, mencoba menanggapi kekhawatiran yang tampaknya berlebihan baginya.

"Apa tidak ada jalan lain selain ini?" Loreon bertanya, suaranya sedikit lebih serius.

"Tidak ada, hanya di sini. Kalau ada pun, lewat jalur hutan. Tapi aku jarang lewat sana, meski lebih dekat. Jalur itu agak serem," Elowen menjawab sambil berjalan menjauh dari mobil Loreon. Ia melangkah cepat memasuki gang sempit, mencoba menghindari percakapan lebih lanjut. Tak lama setelah itu, punggungnya menghilang dari pandangan Loreon.

Loreon masih duduk di dalam mobil, menatap ke arah gang dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia terus menunggu hingga Elowen sepenuhnya menghilang di balik sudut gang. Baru setelah itu, ia mulai menghidupkan mobil dan pergi, meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang masih terngiang di benaknya.

1
☆Peach_juice
Ceritanya seru banget😭

oh iya mampir juga yuk dikarya baruku, judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!