Setelah Mende berhasil merebut Prasetya dari istri nya yang bernama Fiona, wanita itu mengira hidup nya akan indah seperti impian nya.
Hidup bahagia dengan Prasetya yang pegawai kantoran dan tinggal dirumah megah dengan segala kemewahan yang dimiliki pria itu.
Namun dia lupa jika hukum tabur tuai itu ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Pagi pagi sekali Fiona dan Pras dibangunkan oleh tangisan Caraka.
Namun tidak lama, karena setelah di kasih minum bayi kecil itu kembali tertidur.
Pras melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 4 pagi.
Merasa masih begitu pagi pria itu ingin kembali memejamkan mata nya.
Namun Pria itu kembali membuka mata nya saat mendengar ucapan Fiona.
"Jika wanita itu tidak mau mengakhiri hubungan kalian, aku bersedia mundur mas.
Aku yang akan pergi, sebab sikap mu selama ini secara tidak langsung meminta ku untuk pergi. Mari kita bercerai saja mas" pinta Fiona.
Mendengar permintaan istri nya, Pras langsung mengubah posisi nya me jadi duduk.
"Fiona, kalau kamu cerai sama aku, kamu dan Caraka bagaimana? Kalian mau tinggal di mana? Caraka mau dikasih makan apa, kamu sendiri tidak bisa bekerja"
"Begitu ringan mulut mu mas, setiap kali merendahkan aku.
Jika kita tidak bercerai lalu harus bagaimana aku sekarang mas? nahkoda ku telah menemukan pelabuhan yang baru, lantas untuk apa menoleh ke pelabuhan yang lama"? Ucap Fiona.
" Tidak,aku tidak akan menceraikan mu" kata Pras terdengar begitu tegas.
"Jangan egois mas, coba kamu lihat meja rias itu, tidak ada satu pun make up, apa pernah kamu membelikan make up untuk ku?
" Coba lihat pakaian yang aku kenakan ini, kumel dan sobek. apa pernah kamu berniat untuk membelikan baju baru untuk ku? Dari pada mempercantik istri lebih baik menyenangkan perempuan lain, benar begitu kan mas"?
Prasetya tidak bisa berkata kata lagi, nyata nya dalam posisi ini memang dirinya lah yang salah.
Semua yang di katakan Fiona benar, Pria ini hanya diam.
Pukul 6 pagi suasana rumah tampak berbeda.
Di ruang tamu Fiona sengaja mengumpulkan ibu mertua dan suami nya.
Ketiga nya duduk berhadapan, entah apa yang akan Fiona bicarakan.
"Bu,,, Fiona minta maaf karena Fiona sudah memutuskan untuk bercerai dengan mas Prasetya" ucap Fiona membuat bu Soraya terkejut.
Sedangkan Pras langsung mendongakan wajah nya menatap wajah istri nya.
"Fiona mas gak mau cerai sama kamu"
"Jangan seperti ini Fiona, kasihan Caraka" sahut Soraya.
"Wanita itu tidak mau mundur, jadi lebih baik Fiona yang mundur bu"
"Mas sudah bilang akan menyelesaikan masalah ini Secepatnya, beri mas waktu Fiona" ucap Pras yang berusaha mempertahankan rumah tangga nya.
Fiona tersenyum tipis setipis hati nya yang sudah tersakiti.
"Iya Fiona, Ibu gak pengen kamu cerai dengan Pras. berilah waktu pada suami mu untuk menyelesaikan masalah ini. kalau ibu punya salah, ibu minta maaf Fiona jangan lah seperti ini" ucap Soraya.
Wanita itu tak bergeming, ia hanya menatap ke arah putra nya yang saat ini tengah bermain sendiri.
Tiba tiba Pras pergi meninggalkan, melajukan mobil nya pergi.
Melihat raut wajah kecewa dari menantu nya membuat Bu Soraya ketakutan.
Tanpa memperdulikan ibu mertua nya Fiona memilih duduk di teras melihat jalanan.
Sesekali Fiona menarik nafas panjang, memberikan udara pada dada nya yang terasa begitu sesak.
Tiba tiba Prasetya kembali dengan membawa beberapa barang.
Wanita ini tidak berniat menegur, ia tetap duduk tak memperdulikan Suaminya.
"Fiona,, mas tau kamu marah, ayolah kita masuk" ajak Pras.
Dengan malas Fiona mengikuti suami nya masuk lalu dudu di ruang tamu.
Fiona sedikit binggung kenapa suaminya membawa banyak barang.
"Ini mas belikan pakaian, alat make up dan parfum untuk kamu, buka gih"? Ucap Pras.
Ingin rasanya Fiona tertawa, sejak satu tahun yang lalu baru sekarang suaminya membelikan kebutuhan pribadi untuk nya.
" Dalam rangka apa mas membelikan semua ini mas"?
"Mas hanya ingin memperbaiki rumah tangga kita Fiona"! Jawab Pras membuat Fiona tertawa renyah.
" Oh.. sedang menyogok ku teryata"!
Pras tidak menjawab, sebenarnya rasa cinta untuk Fiona sudah lama sirna semenjak ada nya Mende. namun entah mengapa ia merasa tidak rela untuk melepaskan Fiona.
"Terima kasih ya mas, tapi Aku tidak membutuhkan semua itu sekarang, semuanya sudah terlambat" ucap Fiona.
"Tapi Fiona"?
Fiona tau hal ini dilakukan hanya untuk memikat hati nya.
Hanya saja wanita ini hanya ingin bertahan sebentar saja.
" Fiona, mas janji akan secepatnya mengakhiri hujan mas dengan dia" ucap Pras terdengar sangat menggelitik di telinga Fiona.
"Jangan pernah menjanjikan apa pun pada ku mas, janji mu pada Tuhan saja berani kau ingkari dengan menghadirkan orang ketiga dalam rumah tangga kita" sahut Fiona benar benar sangat menampar wajah Pras.
Pria itu memilih untuk menghindar dengan pergi ke kamar ibu nya.
Bukan lagi air mata yang keluar, tapi tawa kepedihan yang Fiona rasakan saat ini.
Setelah ini aku akan mengajarkan pada mu makna kehilangan, yang akan membuat mu menyesal seumur hidup mu mas" batin Fiona.
Malam yang gelap di tengah kesunyian.
Fiona duduk di teras seorang diri, sambil menatap indah nya langit dibungkus rembulan.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Pras belum juga kembali.
Fiona menutup kedua mata nya, ia mencoba menikmati hembusan angin malam yang terasa sangat dingin.
Mata nya terbuka saat, sorot cahaya mobil Pras masuk ke halaman rumah.
"Kenapa duduk di sini? angin nya sangat dingin malam ini" ucap Pras sok perhatian.
"Tidak papa" jawab Fiona santai.
Pras menghela nafas panjang lalu mendekati Fiona.
Tangan nya hendak meraih tangan istrinya, namun Fiona langsung menghindar.
"Sebaiknya ayo kita masuk" Ajak nya.
Fiona hanya mengangguk beranjak dari duduk nya berjalan menuju kamar.
Pras mengikuti langkah Fiona sampai di ambang pintu kamar.
Tiba tiba Fiona berbalik badan.
"Ngapain, mas ikut masuk? bukan nya mas lebih nyaman tidur di kamar tamu, tidak terganggu oleh tangisan Caraka"? ucap Fiona.
Lagi lagi Pras merasa termakan ucapan nya sendiri.
Fiona masuk langsung menutup pintu kamar dan mengunci nya dari dalam.
Pras hanya bisa menghela nafas kasar, ia menyadari bagaimana sikap nya selama ini sejak kehadiran putra nya itu.
Pagi hari Pras keluar dari kamar nya langsung menuju meja makan, di meja makan itu terasa hambar, tidak seperti biasanya.
Semua masakan Fiona sudah tertata rapi di sana, begitu pun dengan secangkir kopi untuk suaminya juga sudah tersedia.
Namun keberadaan Fiona tak ia dapati di sana.
Pras segera meminum kopi nya lalu sarapan sebelum ia berangkat kerja.
Setelah kepergian Pras, barulah Fiona keluar dari kamar nya.
"Bu,, ibu mau mandi sekarang"? Tanya Fiona.
" Ibu merasa dingin, cuci muka aja ya"?
Fiona menurut, baginya mengabdi pada sang ibu mertua adalah pahala paling kuat.
~~~~~~~~~~~~~
Jangan abaikan jika wanita mu, pasangan mu, istrimu. yang sudah kamu sakiti, tapi masih tetap bertahan dalam diam.
Wanita yang biasanya cerewet berubah menjadi pendiam setelah kau sakiti, ia sedang memikirkan seribu.
Maka jangan kaget jika suatu saat wanita mu tiba tiba menghilang tanpa kau tau, itu adalah salah satu rencana nya.
m ibuy sdh ga punya apa²,,dan fitnah sukses sm kerjaany
.