Maya memiliki 3 orang anak saat dirinya diusir oleh suaminya karena pengaruh dari keluarganya, dia berjuang untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil hingga tumbuh menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ipar dan mertua Jahat
Rasya beserta keluarga makan dengan lahap karena kebersamaan mereka ini. Ini pertama kalinya dirinya melihat kebahagiaan sang anak karena selama ini dirinya sibuk tanpa memperhatikan mereka tidak jauh berbeda dengan sang istri rasakan.
"Makan yang banyak nak supaya kalian semua cepat besar". Rasya mengelus kepala anaknya bergantian dengan sayang.
" Benar kata daddy kalian, makan yang banyak agar kalian sehat dan cepat besar". Marsya tersenyum lembut kepada ketiganya
Marsya memandang sang suami, apakah memang Rasya sudah menyesali semuanya dan ingin memperbaiki pernikahan mereka. Bahkan pembahasan pembatalan kerjasama yang dia lakukan tidak pernah Rasya bahas padanya.
Dia ingin menanyakannya tapi takut mengganggu momen mereka bersama sang anak. Itulah sebabnya dia sejak tadi hanya diam saja ketika mereka makan hanya sibuk memandang anak-anak nya yang tampak sangat bahagia. hatinya tersentil karena dia jarang ada untuk anaknya.
"Mommy besok weekend, ayo kita pergi jalan-jalan di wahana bermain??".Ajak si bungsu dengan penuh harap.
Dia ingin merasakan bagaimana rasanya jalan-jalan bersama kedua orangtuanya dihari liburnya karena ayah dan ibunya selalu sibuk, tak ada waktu untuk mereka.
" Boleh sayang, mommy akan temani kalian, tapi coba tanya daddy kalian, apakah dia bisa menemani kita??
Dia sengaja melakukannya untuk menguji bagaimana dan sampai dimana perubahan Rasya itu.
"Boleh sayang, kita kemana saja sesuai keinginan kalian besok, kalau perlu nanti liburan sekolah kita jalan-jalan pergi lihat salju atau kedisneland jika kalian mau??
" Kami mau daddy !! ". Seru mereka bertiga dengan kompak.
Marsya tersenyum senang, mungkin dia akan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan dan rumah tangga mereka kedepannya tidak hanya untuk mereka saja tapi juga untuk anak-anak mereka.
" Ya sudah kita selesai makan, gimana kalau kita pulang karena daddy akan meeting pulangnya nanti daddy bawain kalian oleh-oleh, bagaimana??
"Mau daddy, aku mau boneka besar!! ". Ucap si bungsu dengan semangat
" Aku mau mainan dokter-dokter ". Boleh ya daddy??
" Aku mau makan martabak aja, kayaknya enak". Didukung membayangkan makanan padahal dia baru saja selesai makan.
Rasya tersenyum kecil, ini pertama kalinya anak-anak nya meminta banyak hal kepadanya tapi sebelumnya mereka hanya meminta uang untuk jajan saja dan itu langsung ditransfer kerekening oleh sang ibu.
"Boleh sayang, daddy beliin kalian jika daddy habis meeting yah, oh iya kamu mau dibeliin apa sayang?? Ucapnya pada sang istri.
Marsya tersentak kaget mendengar suaminya memanggilnya dengan sebutan sayang, ini pertama kalinya selama mereka menikah suaminya itu memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Aku Martabak aja samain kakak saja agar bisa cepat pulangnya". Ucap nya dengan malu-malu.
Kini perasaaan yang mulai hampa dan terkikis itu mulai bermekaran kembali. Semoga ini menajdi moment yang sempurna nantinya sampai lama.
" Baiklah, daddy usahakan pulang cepat, dan bawain pesanan kalian". Ucap Rasya mengelus kepala sang istri.
Mendapatkan penolakan dan tamparan serta makian dari sang anaknya terdahulu membuatnya sadar jika apa yang dia lakukan selama ini adalah kesalahan. Dia tidak ingin dibenci kembali anak-anaknya yang lain serta istrinya, cukup mereka saja yang membencinya.
Dia berjanji dalam hatinya dan bertekad untuk memperbaiki hubungan dirinya dengan sang istri dan juga anaknya.
"Nah mommy turun duluan barulah daddy antar kalian pulang kemudian ke kantor lagi". Ucapnya saat mereka sampai di parkiran kantor sang istri.
"Kalian hati-hati yah, jangan nakal dirumah tunggu mommy dirumah lalu kita main dan makan bersama oke?? ". Ucapnya kepada ketiga anaknya.
"Siap mommy kami tidak akan nakal sesuai perkataan mommy".
" Bagus anak pintar, jangan lupa mandi yah!! ".Ucapnya mengelus kepala sang anak bergantian dan mencium keningnya.
Dia menyodorkan tangannya untuk menyalimi Arman, kebiasaannya selama 8 tahun terakhir tak pernah dia lakukan lagi.
" Hati-hati dijalan mas, jangan ngebut!! ". Ucapnya menyalimi sanhg suami kemudian menutup pintu mobil dan melambaikan tangannya kepada mereka.
"Semoga ini untuk jangka yang lama ya Tuhan, aku mulai menikmati dan bahagia dengan semua ini". Monolognya dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.
" Adududu yang habis romantisan sama ayang, merah itu muka". Goda si Anak sulung menaikturunkan alisnya.
"" Iya ini, daddy sama mommy mah tidak tahu tempat, dihadapan kita pula!! ". Ucapnya dengan cemberut.
" Kalian bisa saja sayang, tapi kalian senang kan melihat kedua orangtua kalian akur??
"Iya daddy, jangan bertengkar lagi sama mommy yah, kami takut kehilangan kalian berdua". Ucap Si sulung sendu.
Anak ini selalu menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar, itulah sebabnya dia tidak mau berdekatan dengan mereka.
" Maafin daddy yah nak, daddy akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak bertengkar seperti dulu". Ucap Arman dengan sendu.
Dia tidak menyangka pertengkarannya dengan sang istri menjadi momok menakutkan kepada sang anak
Mereka pun akhirnya sampai dirumah mereka. Setelah mengantar sang anak dia pun kembali ke kantor untuk meeting dengan para investor yang akan menggantikan kerjasama dirinya dengan perusahaan sang istri.
Setelah meeting dia bergegas pulang kerumah sebelumnya dia sudah menyuruh asisten pribadinya untuk membeli pesanan anak dan juga istrinya. Jadilah dia bisa langsung pulang tanpa menunggu lama.
Rasya dengan ruang masuk kedalam rumah tapi saat dia mendekati ruang keluarga terdengar pertengkaran entah siapa itu. Tapi dari suaranya dia sangat mengenal nya.
"Apa yang kalian lakukan!! ". Teriaknya melihat sang anak didorong oleh kakaknya entah karena apa.
" Rasya". Gugup Rania melihat adiknya ada di hadapan mereka dengan muka yang sangat merah.
"Apa yang kalian lakukan pada anakku??". Ucapannya penuh dengan amarah dan emosi tertahan.
Dia sudah berjanji pada anaknya untuk tidak memperlihatkan sisi amarahnya kepada mereka. Dan inilah dia berusaha menekan amarahnya.
Dia menyimpan pesanan sang anak di sofa kemudian menghampiri mereka
" Anak dan istrimu ini kurang ajar pada ibu jadi aku mendorongnya untuk memberinya pelajaran.
"Dia anakku, semarah apapun aku padanya, aku tidak pernah mendorongnya lalu kau siapa?? ". Marsya maju kedepan untuk berhadapan dengan sang .
Dia tidak terima melihat anaknya didorong karena membela dan melindunginya.
" Marsya cukup, coba lihat anak-anak ada yang terluka atau tidak, biar aku mengurus mereka!! ". Ucapnya kepada sang istri dengan muka mendapatkan pengertian.
Marsya tidak menjawab tapi membawa anaknya masuk kedalam untuk diobati.
" Hau mau kemana kau, saya belum selesai bicara". Teriak ibu Rasya dengan murka.
"Jangan meneriaki istriku seperti itu bu". Ucapnya dengan penuh penekanan.
Sejak tadi emosinya sudah hampir meledak karena perbuatan kakak dan ibunya itu.
" Dia sudah kurang ajar pada ibu dan kakakmu, wajar jika ibu sangat marah padanya ". Murka sang ibu kepada anak lelakinya ini.
Dulu anaknya ini selalu bisa dia setir dan kendalikan tapi akhir-akhir ini dia sangat susah untuk membela dan menuruti keinginannya.
" Memang apa yang dilakukan istriku sampai ibu seperti ini??
mf ya, tp typo mu byk banget.